Ewan sudah hampir tertawa ketika melihat raut wajah Eugene yang biasanya tenang kini terlihat pucat dan saat tangan kanannya itu bertanya kepadanya, Ewan bersumpah ia harus menahan tawanya. "Apakah pria malang itu masih hidup?"
Pertanyaan yang keluar dari bibir Eugene tidak membuat Ewan tersinggung melainkan geli. Ia hanya tersenyum dan merapikan kembali kemeja yang dikenakannya. "Masih bernafas, Gene. Jangan bersikap seakan-akan aku adalah seorang penyiksa."
"Kau memang penyiksa! Karena itulah aku tidak pernah membiarkanmu ikut serta dalam pekerjaan ini. Aku bersedia menerima pekerjaan ini, bukan karena kasihan kepadamu Ewan, tapi kepada mangsamu itu!' teriak Eugene sambil mengacak rambutnya. Ia mengusap wajahnya lelah dan berkata, "Alfredo menghubungimu dan masih menunggu kau menjawab telepon."
Ketika Ewan berjalan melewati tubuh Eugene, ia menghentikan langkahnya sejenak dan berkata,"Aku menginginkan dokumen yang dicari oleh Prescott, Gene."
"Baiklah."
Ewan berbalik dan menatap Eugene dengan tegas, "Di mana Harletta sekarang?"
"Aman dari jangkauan. Maximillian sudah memberikan ijin bagi kita untuk menempati tempat peristirahatannya di Yunani, dekat tempat peristirahatan pribadi Alford. Beberapa dokter dan suster sudah ada disana untuk menjaganya dua puluh empat jam seperti yang kau inginkan, Ewan," jelas Eugene. Kemudian ia menghela nafas panjang. "Masalahnya Terry belum bisa datang sekarang juga, dia sedang berada di Spanyol untuk pekerjaan cabang klub."
"Kapan dia akan kembali?" tanya Ewan.
"Dua minggu. Setelah itu, Terry akan langsung terbang ke Yunani untuk mengecek pacemaker milik Harletta."
Ewan mengangguk dan mulai berjalan menjauhi lorong, sebelum ia menutup pintu, Ewan berkata tegas tanpa membalikkan tubuhnya, "Lakukan apa yang harus kau lakukan Gene, jangan menghubungiku untuk sementara waktu. Laporkan saja apa yang kau dapatkan melalui email pribadiku."
"Terserah kau saja, Ewan."
°
Di luar klub, Ewan mendadak merasa sangat lelah. Lalu ia ingat kalau Alfredo, pengurus pribadinya sudah menghubunginya beberapa kali jadi ia menghubungi pria itu kembali. Ketika Ewan mendengar suara Alfredo dari seberang telepon, Ewan langsung melontarkan pertanyaan, "Apakah dia sudah ada disana, Al?"
"Sudah, Sir. Miss Prescott sedang tertidur disofa."
Alis Ewan berkerut tidak senang. "Apa aku pernah menyuruhmu untuk membiarkannya tidur diatas sofa, Al? Apa rumahku tidak memiliki kamar cukup untuk tamu sampai dia harus—"
"Miss Prescott tertidur setelah menangis."
Ewan terdiam seolah menunggu kelanjutan ucapan Alfredo, lalu ia mendengar pria itu berkata, "Beliau menangis hingga demam, saya sudah memberikan obat penurun panas dan sekarang Miss Prescott tertidur diatas sofa dengan buku ditangannya. Apa anda ingin saya membopongnya masuk kedalam kamar, Sir?"
"Tidak perlu. Kalau dia lebih suka di sofa, maka biarkan saja dia tertidur diatas sofa." Ewan mengepalkan kedua tangannya dan memaksakan mulutnya untuk menyelesaikan ucapannya. "Tinggalkan saja dia, Al. Aku sedang jalan pulang."
"Baik. Perlu saya siapkan makan malam untuk anda, Sir?"
"Tidak, Al. Aku tidak memiliki selera untuk makan malam." Ewan menjawabnya dengan cepat lalu mematikan sambungannya. Ia menghela nafas panjang dan mengutuk dirinya sendiri. Ia marah, itu benar tapi kemarahannya sudah mulai surut. Entahlah, ketika mendengar Lidya tertidur diatas sofa, Ewan merasa kesal karena wanita itu seolah-olah menolak untuk tidur diatas tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Temptress
Romansa#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Marshall Wellington. Bagi Ewan kebodohan dan kesalahan hanya dilakukan sekali, karena itu saat l...