Ewan benar-benar bermaksud untuk membuat Lidya tetap menjauh dari kehiduannya. Ia benar-benar menginginkan wanita itu menghilang, tapi ketika melihat wanita itu tertidur di kursi tunggu yang ada di depan ruang rawat, ia mengernyit.
Hari ini Ewan diharuskan melakukan checkup karena tangannya mengalami lebam yang cukup parah akibat kemarahannya beberapa hari yang lalu hingga ia memukul pintu rumah Max. Ia tidak merasa parah, namun nampaknya Eugene dan juga istri dari sahabatnya tidak memiliki pikiran yang sama dengannya.
Jadi ia memutuskan untuk melakukan checkup. Ewan lebih baik melakukannya dibanding jika para wanita itu menyeretnya untuk bertemu dengan dokter.
Dan sudah hampir sepuluh menit Ewan berdiri didepan Lidya yang masih tertidur, tanpa melakukan apapun. Ayolah, Ewan, jangan pikirkan wanita itu. Ingat apa yang kau katakan pada Robert? Wanita itu bukanlah apa-apa, Ewan.
Ewan mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya, ia tidak memutar tubuhnya hingga seseorang memanggilnya dari belakang, "Mr. Wellington. Kau sudah berada disini daritadi?"
Ewan membalikkan tubuhnya dan melihat Jasmine dibelakang. Wanita setengah baya itu tersenyum lembut kearahnya, "Ayo, Natalie sudah memberitahuku kalau kau akan datang untuk melakukan check up."
"Natalie melakukannya?" Tanya Ewan mengangkat alisnya.
"Iya dan dia memastikan kau akan datang. Kalau aku tidak melihatmu kesini, mungkin aku sudah menyuruh resepsionis untuk mengantarkan ambulan ke kantormu." Jasmine tertawa, "Dan kata Natalie kalau kau tidak ada di apartemen atau di kantor, Natalie sendiri yang akan merawatmu."
"Wanita dan sikap ikut campurnya."
"Wanita yang mengkhawatirkanmu, Mr. Wellington. Kau memiliki sahabat yang baik."
Ewan mengangkat bahunya dan tertawa,"Terlalu baik sehingga membuatku seperti anak kecil. Mereka terlalu berlebihan Jasmine."
Kemudian tatapan Jasmine terarah pada Lidya yang masih tertidur pulas. Jasmine menoleh kearah Ewan dengan alis terangkat tinggi,"Kau mengenalnya?"
Tubuh Ewan menegang namun tatapannya terarah ke Lidya yang masih menutup mata. Ewan tidak suka ketika menyadari dirinya terusik dengan lingkaran hitam dibawah mata wanita itu. Ia juga tidak suka ketika menyadari dirinya masih memiliki rasa khawatir. Mata hijau Ewan seolah berkabut dan ia mengepalkan kedua tangannya didalam saku untuk mengembalikan akal sehatnya.
Ewan menatap kearah Jasmine dan kali ini ia sudah bisa tersenyum,"Tidak. Aku tidak mengenalnya," ucap Ewan sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu dan menuju keruangan dimana ia akan melakukan check up.
~
"Jangan bertindak bodoh lagi Mr. Wellington. Kau harus mulai menyayangi tubuhmu sendiri." Jasmine menghela nafas dan menuliskan resep diatas kertas lalu memberikannya kepada Ewan yang masih tersenyum lebar dihadapannya. "Lakukan Check up lagi minggu depan. Jangan sampai tidak memakai obatmu, atau akan kulaporkan Natalie."
"Wanita dan--"
"Wanita dan sikap ikut campurnya," ucap Jasmine memotong ucapan Ewan. Jasmine tersenyum sambil menggeleng kepalanya."Kami tidak akan bersikap seperti ini kalau kau bisa menjaga dirimu sendiri, Ewan."
"Aku selalu bisa menjaga diriku, Jasmine."
"Kalau memang bisa menjaga dirimu, kau tidak akan dibawa kerumah sakit selama lima tahun terakhir, Ewan. Tahun lalu kau dibawa kesini karena menabrakkan boat ke kapal pesiar milik Gabe sampai membuat pinggangmu terluka akibat pecahan atap kapal. Ingat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
His Temptress
Romance#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Marshall Wellington. Bagi Ewan kebodohan dan kesalahan hanya dilakukan sekali, karena itu saat l...