Cassius tidak melepaskan pelukannya pada pinggang Lidya, alih-alih melakukannya itu, Cassius malah mempererat pelukannya. Ia tersenyum penuh makna ketika melihat mata hijau milik Ewan menatapnya keras. Selama ini, Ewan tidak pernah berhasil diganggu oleh Cassius, pria bermata hijau itu selalu berhasil mempertahankan topeng dan memperlihatkan seolah-olah masalah yang tengah dihadapinya tidak lebih dari sebuah permainan, termasuk saat pria itu berhasil memenangkan hati ayahnya dan menguasai hampir setengah Underground di Italia.
"Terganggu?" Tanya Cassius sambil tersenyum lebar. Ketika mata hijau Ewan berkilat dan menatap Cassius dengan tatapan membunuh, Cassius tersenyum lebih lebar lagi. "Posesif?"
Dengan langkah mantap, Ewan berjalan mendekat. Ia langsung menarik lengan atas Lidya dengan satu tarikan keras, membuat tubuh wanita itu menabrak dada kokohnya. Satu lengan kiri Ewan langsung memeluk tubuh wanita itu, menjauhkannya dari Cassius. Sementara lengannya yang lain mengambil pistol dari punggungnya yang diikatkan pada sabuk dan langsung menempelkannya pada pelipis Cassius.
"Don't ever touch her, Pettroff."
Cassius mengangkat alisnya namun bibirnya masih menyunggingkan senyum penuh arti kearah Ewan. "Sekali lagi kau berani menyentuhnya, aku akan memastikan kerja sama kita berakhir. Once again, Don't ever touch her, Pettroff."
Nada yang diucapkan Ewan terdengar santai, tidak tinggi malah terdengar tenang. Namun cukup menakutkan bagi orang yang mengenal Ewan Wellington. Dan dalam hal ini, Cassius mengerti makna dari ucapan Ewan. Tapi sayangnya ia sama sekali tidak merasa terintimidasi, malah ia merasa senang karena setidaknya Cassius bisa melihat emosi dari seorang Ewan Wellington.
Perlahan Cassius tertawa dan menepuk kedua tangannya. "Kau sangat menarik, Miss Prescott." Cassius tersenyum lebih lebar sementara tubuh Lidya menegang didalam pelukan Ewan. "Bahkan dengan tubuh sekecil itu, kau bisa memanipulasi perasaan Wellington dengan mudah, sementara selama ini tidak ada satupun wanita yang berhasil melakukannya?"
"Shut up, Pettroff..." ucap Ewan dingin.
Cassius tersenyum, dan entah kenapa hal itu malah membuat Ewan merasa sangat marah. Ia menunduk kearah Lidya, memaksa wanita itu menatap kearah lain. Detik kemudian, Ewan mendaratkan sebuah kecupan tepat di leher Lidya.
Tubuh Lidya menegang ketika merasakan lidah lunak Ewan menelusuri lehernya, tubuhnya mulai gemetar saat menyadari bibir Ewan menjepit kulitnya. Gigi Ewan menelusuri bekas kecupan itu. Ewan mengulangi gerakan itu selama beberapa detik dan hal itu membuat Lidya mengerang, tangannya mencengkram lengan atas pria itu dengan cepat. Dalam benak Lidya yang paling liar sekalipun, tidak pernah terlintas bahwa pria itu akan memberikan kissmark kepadanya didepan orang. Oh God....
Saat melakukan hal itu, mata hijau Ewan menatap kearah Cassius yang berada tidak jauh dihadapannya. Ketika ia mengulangi tanda kissmark itu di leher Lidya, mata Ewan kembali menatap penuh arti kearah Cassius.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Temptress
Romance#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Marshall Wellington. Bagi Ewan kebodohan dan kesalahan hanya dilakukan sekali, karena itu saat l...