His Temptress | 68

96K 10.8K 2.3K
                                    

Langkah Ewan terhenti ketika ia mendengar jeritan pilu. Ia menghela nafas panjang, seharusnya ia tahu perubahan signifikan yang diperlihatkan oleh Eugene, pria itu memang selalu mudah mengganti mimik wajahnya tapi bukan berarti Eugene tidak memiliki emosi. Ewan memasukkan kedua tangannya kedalam saku, ketika ia hendak masuk ke dalam ruangan, ia melihat Simon berada di pintu masuk.

Sebelum Ewan sempat mengatakan apapun, Simon yang pertama kali mengeluarkan pertanyaan. "Apa yang kau lakukan di sini Ewan?"

"Mungkin menghentikan pembunuhan yang akan dilakukan oleh tangan kanan-ku?" jawab Ewan dengan alis yang melengkung tinggi.

"Ini bukan saat yang tepat untuk bercanda, Ewan. Di dalam..." Simon menghela nafasnya sedikit lalu berkata, "Eugene ternyata bisa juga menjadi monster yang melebihi dirimu, Ewan."

"Dia monster hanya ketika seseorang menyentuh sesuatu berharga miliknya, tapi yang tidak kuketahui adalah seberapa banyak Jason dan Amelia Cunningham merusak sesuatu berharga milik Gene." Ewan mengucapkan hal itu dengan mata hijaunya yang memincing kearah Simon seolah mengharapkan jawaban dari pria itu.

Simon mengangkat tangannya dengan cepat, lalu menggeleng kepalanya."Whoa, jangan menggunakan tatapan selidik ala detective-mu kepadaku, Ewan. Itu tidak akan berhasil."

"Benarkah?"

"Syarat pertama untuk menjadi syarat staff pribadi Ewan Wellington adalah... jangan pernah berkhianat," jelas Simon sambil tersenyum. "Dan kau tahu kami tidak akan pernah melakukannya, Ewan."

Ewan mendengus, mengibaskan tangannya di hadapan Simon seolah berkata tanpa suara bahwa Simon lebih baik enyah daripada ia melakukan hal yang tidak ingin dilakukannya. Simon yang mengerti kode itu hanya tertawa dan membuka pintu lebar-lebar untuk Ewan.

Sebelum Ewan masuk ke dalam ruangan, Simon menghentikan langkahnya dengan berkata, "He need you Ewan. To fix him."

Eugene membuat garis melintang pada pergelangan tangan Amelia yang terikat di kursi, sayatan itu membuat wanita setengah baya itu menjerit dan menangis namun Eugene tidak bergeming. Malah Eugene menatap kearah Jason dan berkata dengan suara kejam. "Tujuh menit. Kalau kau tidak menjelaskan apa maksud tujuanmu melakukan hal itu, dan kenapa Jake memaksamu untuk melakukan itu, maka aku akan membiarkan adik kesayanganmu meninggal karena kehabisan darah."

"Pembunuh..." bisik Jason di balik rasa sakit yang dirasakannya pada beberapa ruas jemarinya. "Kau dan seluruh orang yang bekerja pada Wellington adalah pembunuh, begitu aku keluar dari sini, aku akan—"

"Keluar dari sini?" Eugene tertawa terbahak-bahak, sedetik kemudian rahangnya mengeras. "Kau berpikir bisa meninggalkan ruangan ini hidup-hidup?"

Jason meneguk saliva-nya dengan rasa takut yang begitu besar. Seluruh tangannya gemetar namun sebagai seorang dokter ia tidak ingin memperlihatkannya. Lalu Eugene mendekat, menendang ttulang rusuk Jason yang patah beberapa menit yang lalu dengan kasar hingga pria itu menjerit."Kau pikir bisa keluar dari sini Jason Cunningham?"

"Memang benar kau akan bertemu kembali dengan seluruh keluargamu setelah aku selesai denganmu." Eugene menunduk dan berkata sinis, "Mereka akan menemuimu di pemakaman, dengan pakaian hitam menutupi mereka dan beberapa bunga yang menghiasi pemakamanmu."

Eugene menegakkan tubuhnya, ia menatap Jason seolah-olah pria itu tidak pantas untuk hidup lebih lama lagi. "Lebih baik kau cepat menjelaskan kenapa Jake menyuruhmu melakukan hal itu, sebelum aku memasukkan seluruh organ tubuh adik tersayangmu ke dalam ember dan akan kuberikan langsung kepada keluarga besarmu di Ohio, Cunningham."

Tepat disaat itu, Ewan masuk dengan kedua tangan berada di dalam sakunya. Ia melangkah dan menyundul kepala Eugene pelan. "Butuh bantuan?"

"Aku bisa melakukannya, Ewan."

"Jangan berbuat hal yang bisa membuatmu menyesal, kawan." Ewan tersenyum sambil mendengus. Lalu ia berjalan dan berhenti di hadapan Jason, mengambil kursi kosong dan meletakkannya tepat di hadapan pria itu. Kemudian duduk dengan tenang. "So, apakah kau akan menjelaskannya kepadaku sekarang, atau aku harus membiarkan Gene membunuh adikmu?"

"Keparat kau Wellington! Aku pikir kau adalah pria beradab yang—"

Ewan mengibaskan tangannya, lalu dengan tenang ia menoleh kearah Gene. "Dia bilang aku beradab. Benarkah aku pernah melakukan atatu bersikap sebagai pria terhormat yang sangat beradab, Gene?"

"Tidak."

"Ouch, its break my heart pals!" Ewan menyentuh dadanya secara dramatisir dan ketika menoleh kearah Jason, mata hijaunya berubah redup dan menjadi lebih dingin di banding sebelumnya. "Sekarang jelaskan kepadaku apa yang diinginkan Jake dengan menyakiti Harletta, menyakiti Dee dan apa yang diinginkannya dengan perusahaan Wellington."

Jason tidak menjawab.

"Kalau aku jadi dirimu, Jas, lebih baik kau katakan hal yang ingin kudengar karena aku bukan seperti Eugene yang beradab. Aku tidak pernah main-main dengan ancamanku, kalau ku bilang akan menyakiti adikmu..." Ewan mengeluarkan pistol dari sabuk belakangnya, mengarahkannya kearah Amelia yang menjerit ketakutan. Tanpa aba-aba, Ewan menarik pelatuk dan peluru tersebut bersarang di kaki Amelia. "...Maka aku akan melakukannya."

Jeritan Amelia dan juga teriakan dari Jason membahana di ruangan tertutup itu. Sementara itu Ewan tersenyum dingin dan kembali berkata, "Gene mungkin akan memberikan beberapa ancaman kepadamu. Kadang ancaman itu bisa berupa ancaman kosong, Jas. Tapi aku? Tidak perlu menunggu ancaman keluar dari bibirku Jason."

"Kalau aku sudah menyuruhmu untuk mengatakan apa yang ingin kudengar maka kau akan mengatakannya kepadaku. Dan kalau dalam lima detik kau tidak mengatakannya..." Ewan mengarahkan kembali pistolnya kearah Amelia dan hendak menarik pelatuknya. "Peluru ini bisa saja bersarang langsung di kepala adikmu itu, Jason."

Ewan tersenyum.

"Satu..."

Tidak ada jawaban.

"Dua..."

Tidak ada jawaban.

"Tiga... Kalau kau berpikir aku bercanda dengan ucapanku, Jason. Kau benar-benar akan melihat peluruku bersarang di otak adikmu dan kau adalah orang yang akan berusaha mengoperasinya. Empat—"

"Semua ini hanya untuk menyakiti Lidya karena dia sudah berani berani mengkhianati Jake!" teriak Jason cepat dan ketika ia tidak mendengar Ewan menghitung lagi untuk menembak Amelia, Jason berkata dengan suara lemah. "Dua puluh lima tahun yang lalu, ibumu dan juga Jake berteman baik. Jake berharap suatu hari nanti ibumu akan menikah dengannya. Tapi pada kenyataannya, ibumu malah jatuh cinta kepada ayahmu."

Jason menghela nafas.

"Ironis, tapi cinta memang membuat seseorang menjadi gila. Ibu Lidya adalah sahabat ibumu, Ewan. Dan Jake menggunakan perasaan Joccelyn untuk membalas rasa sakit hatinya kepada ibumu, dan itu pun tidak berhasil karena ibumu jatuh cinta kepada ayahmu, begitupun dengan ayahmu."

"Jangan bercanda, mereka terus bertengkar seperti orang gila. Kalau yang seperti itu disebut sebagai keluarga bahagia dan pasangan yang saling mencintai, aku—"

"Dulu mereka adalah pasangan yang tidak pernah bertengkar sama sekali, Ewan." Jason mengangkat wajahnya dan menatap Ewan. "Semua ini adalah ulah Jake."

TBC | 24 September 2017
Repost | 8 Mei 2020

His TemptressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang