His Temptress | 81

101K 11.5K 430
                                    


            "Aku yang lebih membutuhkannya daripada dia." - Lidya Prescott.

Lidya tidak marah sama sekali dengan Ewan. Atau mungkin tidak pernah ada amarah di dalam hatinya. Bagi Lidya, pria itu berhak membencinya, bahkan berhak untuk menyakitinya. Dan kalau itu terjadi, Lidya tidak akan marah.

Hampir empat jam Lidya mengurung diri di dalam kamar, mengunci diri dan mengabaikan ucapan maaf dari pria itu. Lidya ingin menenangkan diri. Ia ingin bersorak kepada dirinya sendiri bahwa pria itu masih hidup. Masih bernafas dan... pria itu kembali kepadanya.

Perlahan Lidya keluar dari kamar, berjalan turun ke kamar Simon dan tidak menemukan Ewan di sana. Begitupun dengan kamar Samuel. Kemudian ia berjalan menuju lorong dan mendapati Eugene tengah minum di depan kamar Harletta. Pria itu seolah menyadari kehadiraannya karena dengan cepat mengangkat alisnya dan menatap kearah Lidya.

"Ewan tidak ada di sini," ucap Eugene dengan senyum kecil terukir di bibirnya. "Dia ada di ruang tamu, menunggu kau memaafkannya."

"Aku tidak peduli dengan pria itu!" sanggah Lidya.

Eugene tersenyum. Ia menggeleng pelan dan kembali berkata, "Tidak peduli dengan sangat peduli hanya berbeda tipis. Kau yakin tidak mempedulikannya?"

Harusnya Lidya menjawab atau menyanggah bahwa ia tidak peduli dengan Ewan. Pria tidak peka itu tidak pantas mendapatkan pikirannya walaupun hanya satu menit, tapi sayangnya Lidya tidak bisa mengucapkan hal itu. Karena dalam hatinya ia pun tahu seberapa besar arti pria itu baginya.

Sambil menutupi kegugupannya Lidya menatap Eugene. "Aku tidak tahu kalau kau sangat peduli dengan kami." Sejenak Lidya terdiam dan kemudian melanjutkan ucapannya. "Bukankah harusnya kalian penjaganya sangat membenciku setelah apa yang sudah kulakukan lima tahun yang lalu? Karena aku..."

"Benar. Aku dan juga penjaga Ewan lainnya harusnya melakukan hal itu."

"Lantas kenapa kalian—"

"Karena dia mencintaimu." Eugene menatap mata Lidya yang terlihat cukup terkejut dengan pernyataan yang dikeluarkannya. Ia meremas kaleng bir yang diminumnya dan melemparnya ke tempat sampah terdekat. Eugene menghela nafas sambil menyandarkan tubuhnya pada pintu, lalu bertanya, "Apa arti Ewan bagimu?"

Lidya tidak bisa mengatakannya.

Dia... adalah segalanya. Satu-satunya alasan yang membuatnya bertahan untuk tidak membenci ayahnya sendiri. Marshall adalah...

Tapi Lidya tidak bisa mengucapkannya. Ia merasa kerongkongannya mendadak tercekat dan ia tidak bisa mengeluarkan ucapan yang harusnya ia katakan. Dan Eugene tersenyum kecil kepadanya, dengan tatapan yang tidak bisa terbaca ia bertanya, "Biarkan aku menjadikan ini semua menjadi lebih simple. Siapa yang kau pilih jika ada salah satu dari kalian yang harus mati?"

Eugene mengetahui bahwa tubuh Lidya menegang bahkan bila wanita itu tidak dengan terang-terangan menunjukkan kepadanya. "Dan kalau kau harus memilih antara Harletta dan juga Ewan. Siapa yang kau pilih untuk dilepaskan?"

"Tidak ada."

"Tidak ada?" Tanya Eugene sambil mengangkat alisnya tinggi-tinggi."Maksudmu, kau tidak bisa memilih antara siapa yang akan—"

"Tidak ada yang kupilih." Lidya menatap Eugene dengan wajah datar dan sendu. Ia berusaha tidak memperlihatkan kelemahannya, namun pertanyaan yang dilontarkan oleh Eugene membuatnya gagal melakukannya. "Kalau ada yang harus mati, orang itu harus aku."

His TemptressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang