His Temptress | 09

135K 12.6K 711
                                    

Ewan masuk ke dalam ruangan Max, ia melihat wajah Max begitu tegang. Namun ia juga melihat Gabe dan Aram tertawa dan seolah berdebat mengenai hal yang tidak dimengertinya. Langkahnya terhenti sebentar ketika melihat punggung seorang wanita dengan rambut pirang. Tubuh Ewan menegang dan untuk sesaat ia merasa genggamannya pada dua botol Jack Daniel-nya mengetat.

Itu hanya rambut pirang, Ewan.

Ewan melangkah mendekati Gabe dan Aram yang masih menggoda wanita pirang itu, ia berusaha santai ketika berkata,"Apa aku terlambat?"

Dan ketika Ewan berada tepat di belakang wanita itu, Ewan mengutuk dirinya karena hidungnya tanpa sadar menghirup aroma yang dikenalnya. Ia hendak memanggil wanita itu dengan satu nama yang dikenalnya, namun berusaha di tepisnya jauh-jauh.

Tanpa mengetahui apa yang dipikirkan oleh Ewan, Zia berjalan ke sisi Ewan dan mengapit lengan pria itu dengan santai, "Kenapa kau terlambat?"

"Salahkan saja Eugene karena dia-lah yang membuatku terlambat menghadiri acaramu yang mendadak itu, Zia sayang." Ewan terkekeh dan mendaratkan kecupan di pelipis Zia ringan, "Ada makanan kesukaanku?"

Zia memutar bola matanya dan tersenyum miring, "Makanan kesukaan Max, karena kau terlambat, jangan meminta dessert malam ini Ewan." Melihat Ewan menggerutu, ia langsung memegang tangan Lidya dan berkata kepada Ewan, "Kenalkan, teman baruku, Lidya Prescott."

Mendengar nama itu, tubuh Ewan langsung kaku dan tanpa sadar dua botol Jack Daniel yang dibawanya terlepas dari genggamannya. Ia bisa mendengar suara pekikan dari kedua wanita di hadapannya. Perlahan-lahan raungan dari dalam hatinya seolah menguak begitu saja.

Ewan bisa mendengar Gabe dan Aram berteriak dengan sangat kencang kearahnya, "Kau gila, Wellington?!"

Suara lainnya adalah suara Aram yang berkata, "Good, sekarang aku harus melewati malam ini tanpa minuman. " Namun Ewan seolah tidak mendengarnya, padahal dua pria itu kini berada di sampingnya.

Tangan Ewan terulur menggenggam lengan wanita pirang itu, memutar tubuhnya dan terkejut ketika melihat wanita di hadapannya benar-benar wanita itu. Lidya Prescott. Lidya menatap kearahnya dan berbisik pelan, "...Marshall..."

Panggilan itu seolah membutakannya.

Menyakitinya.

Menghancurkannya.

Tangan Ewan yang menggenggam lengan Lidya terlepas dan gantinya ia mencengkram dagu Lidya dengan kasar, lalu berdesis benci, "What are you doing here?!"

Suara Ewan sarat akan kebencian, kemarahan dan setengahnya lagi adalah rasa jijik kepada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia masih merindukan aroma wanita itu disaat segala perasaannya telah hancur di tangan cantik itu? Bagaimana bisa ia-Damn it!

Lidya berusaha menyentuh Ewan dan ketika Ewan menyadari hal itu, ia langsung melepaskan cengkramannya dan berteriak dengan suara yang menggelegar, "DON'T YOU DARE TO TOUCH ME,WOMAN!"

"Ewan?!" tanya Gabe, Aram dan Zia secara bersamaan.

Bagi mereka, teriakan Ewan adalah hal terburuk yang pernah di lakukan oleh pria itu. Ewan bisa saja membuat mereka kesal atau membuat mereka berteriak, namun Ewan tidak pernah sekalipun marah ataupun berteriak. Sekali lagi, Ewan Marshall Wellington yang mereka kenal, tidak pernah berteriak satu kalipun.

Ewan berusaha mengatur nafasnya berulang kali, ia dengan cepat memasukkan kedua tangannya yang sudah terkepal erat kedalam saku celananya. Kali ini ia menatap Lidya dengan tatapan membunuh yang dimilikinya, "Don't dare to touch me with that filthy hand."

His TemptressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang