I'll always be your place to come home
-Ewan M. Wellington-
Ada beberapa hal yang di ketahui Ewan mengenai puteranya selama beberapa hari ini. Salah satu hal yang paling membuatnya terkejut adalah kenyataan bahwa Lucas menguasai empat bahasa. Bahasa inggris, Perancis, Spanyol dan Latin. Ewan cukup terkejut mengetahui puteranya masih selamat dan selama ini ternyata di sembunyikan oleh Prescott di rumah musim panasnya. Sayangnya, Ewan tidak bisa lagi memaksa Prescott berbicara dengan pistol karena pria itu telah menghilang, meninggalkan perusahaannya yang kini di jalani oleh keuangan pribadinya.
Lucas juga memberitahukannya bahwa selama ini, Prescott membawakan guru private untuk mengajarinya dan memaksanya belajar dengan ucapan bahwa jika ia mampu mempelajari semuanya dengan baik, ia bisa bertemu dengan ayahnya.
"Papa, Apa hari ini Mommy akan pulang?"
Pertanyaan tulus itu membuat Ewan langsung terdiam. Ia meletakkan dokumen yang tengah di bacanya kembali ke meja. Ia ingin dapat menjawab pertanyaan itu, namun Ewan pun tidak dapat menjawabnya. Eugene yang berdiri di samping Ewan, meletakkan dokumen dan langsung berjalan ke arah Lucas.
Tanpa banyak berkata, Eugene langsung menggendong Lucas dan meletakkan anak itu di lehernya, membiarkan kedua kaki mungil itu berada di pundaknya. "Kau mau makan jalan-jalan dan melihat oncle Max, Luca?"
"Aku mau papa. Oncle, Gene, Papa belum menjawab—"
"Mommy-mu sedang liburan, Luca. Dan tidak akan kembali cepat. Setidaknya dia akan pergi dua minggu kedepan." Perlahan Eugene menurunkan Lucas dan gendongannya, membiarkan anak itu berdiri dan memandangnya dengan pandangan bingung. Eugene berlutut di depan Lucas dan menggenggam tangan mungil itu. "Papamu sangat merindukan Mommy. Jangan menanyakan hal itu terus menerus Luca. Atau papamu akan menangis..."
"Kau tentu tidak mau melihat papamu menangis, bukan?" tanya Eugene sambil mengacak-acak rambut Lucas. "Kalau begitu—"
"Papa boleh menangis, Oncle Gene."
Dengan cepat Lucas berlari kearah Ewan dan memeluk kaki Ewan dengan erat. Ewan langsung berusaha melepaskan pelukan itu, perlahan mengangkat Lucas dan mendudukkan anak itu ke pangkuannya. Lucas menangis namun anak itu tidak terisak dan tanpa berkata apapun, Ewan menghapus air mata Lucas. "Kenapa kau menangis, Petite?"
"Karena papa tidak menangis..."
Lucas mengulurkan kedua tangannya kearah Ewan, mengusap pipi ayahnya dan berkata, "Papa, boleh menangis. Aku tidak akan memarahi Papa. Kata kakek, menangis di perbolehkan ketika kita sedang sedih." Lalu Lucas memukul pipi Ewan pelan berkata,"Papa ayo menangis..."
"Papa tidak ingin menangis, Luca..." bisik Ewan pelan, menangkup tangan Lucas dan mengusap telapaknya. "Papa... tidak sedang ingin menangis."
"Papa, ayo menunduk."
Perintah dari raja mungil itu membuat Ewan mengulum senyum dan menunduk, siapa sangka Lucas malah mengelus Ewan seperti yang di lakukan Ewan sebelumnya. Lucas mengelus puncak kepala Ewan sambil berkata, "Cup Cup Papa...Cup cup Papa... "
Dan itu malah membuat Ewan semakin ingin menangis. Tanpa berpikir panjang, Ewan memeluk tubuh mungil Lucas, menenggelamkan kepalanya di puncak kepala anak itu sembari menahan tangisannya. Ia begitu merindukan Lidya, senyum wanita itu kini menurun pada Lucas dan Ewan menyadarinya ketika pertama kali melihat Lucas di taman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Temptress
Romance#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Marshall Wellington. Bagi Ewan kebodohan dan kesalahan hanya dilakukan sekali, karena itu saat l...