Lidya menatap Harletta yang masih tertidur nyenyak. Kakaknya tidak terlihat akan membuka mata, walaupun sudah dua hari berlalu sejak Harletta mengalami kejang-kejang. Lidya mengatupkan kedua tangannya diatas pangkuan. Tidak lama kemudian, ia memajukan tubuhnya dan berkata dengan nada pelan. "Kau tidak akan bangun ya?"
Namun ia tidak mendengar adanya jawaban.
Kemudian Lidya bangun, tangannya terulur dan mencengkram leher Harletta dengan pelan. Tangannya gemetar, ia menyatukan kening mereka sementara air matanya terus mengalir. "Dia sudah membenciku. Bukankah ini artinya aku sudah membayar segalanya?"
"Bukankah..." Lidya menarik nafas panjang dan mendadak jantungnya terasa sakit, "...Dia membenciku Har...Dia membenciku... dan aku tidak lagi memiliki satu tempat pun di hatinya..."
Suara Lidya pecah dan ia menjerit lalu memeluk Harletta dengan erat, "Please... please... kau harus membantuku Har, bangunlah. Aku mohon, aku tidak bisa lagi melakukannya..."
'Sekarang pilihanmu hanya dua, Dee. Meninggalkannya dan membuatnya membencimu atau bersamanya dan membiarkannya merasakan sakit lebih dalam?'
Meninggalkannya dan membuatnya membencimu... Itulah yang dipilih oleh Lidya. Dan ia tidak boleh menyesalinya sama sekali. Selama ini Harletta sudah menolongnya, sudah menyelamatkannya dan sudah bersedia menggantikan posisinya di hadapan ayahnya yang terus menuntutnya untuk mendekati Marshall. Semuanya adalah berkat Harletta. Ia bisa mendapatkan kenangan dengan Marshall karena Harletta, ia bisa melarikan diri dari pekerjaannya karena Harletta. Dan sekarang... ia tidak terluka karena Harletta... ya Tuhan...
Berulang kali Lidya merasa sangat egois. Apa yang pernah dilakukannya untuk Harletta? Kakaknya itu hanya memintanya untuk melakukan satu hal, dan kenapa ia tidak bisa melakukannya? Kenapa semua ini seolah-olah membunuhnya?
Karena kau terlalu--
Masih dalam pemikirannya, mendadak pintu terbuka dan Lidya melihat pria berpakaian hitam berada di ambang pintu, "Kami mendapatkanmu, Miss. Bisa hentikan semua ini dan pulang bersama kami?"
"Tidak..."
"Kami diminta untuk membawa anda pulang dalam keadaan utuh, tanpa luka sedikitpun. Jangan membuat kami melakukan hal yang tidak diinginkan."
Lidya menggeleng,"Kalian tidak akan menyentuh Harletta sedikitpun... aku tidak akan pernah mengijinkannya."
Setelah mengatakan hal itu, Lidya langsung menekan tombol panggilan untuk suster. Pria berpakaian hitam itu langsung mengulurkan tangannya untuk menangkap Lidya, dengan cepat Lidya mengambil vas bunga terdekat lalu melemparkannya.
'Peraturan pertama, Dee. Tarik lengan pria itu, arahkan pada bahumu, fokuskan tenagamu pada tangan, tarik kedepan dan gunakan keseimbangan lututmu.'
Lidya mengambil kuda-kuda, menarik lengan pria itu, meletakkannya diatas bahu dan membantingnya. Langsung saja Lidya mengeluarkan pistol dari belakang tubuhnya dan mengarahkannya kepada pria itu. "Don't move,"bisik Lidya.
"Anda tidak bisa melakukannya, nona."
"Dan kalian pikir selama lima tahun ini tidak merubah segalanya?" Bisik Lidya pelan dengan senjata masih digenggam dengan erat. "Segalanya bisa berubah. Kalau siang bisa menjadi malam, kenapa aku yang tidak bisa membunuh, tetap pada jalan yang sama?"
"Nona, saya tidak ingin menyakiti anda. Kalaupun anda keluar dari ruangan ini, seluruh suruhan ayahmu sudah mengepungi ruangan ini. Jangan bodoh..." ucap pria itu penuh dengan ketegasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Temptress
Romance#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Marshall Wellington. Bagi Ewan kebodohan dan kesalahan hanya dilakukan sekali, karena itu saat l...