His Temptress | 44

129K 12.8K 1.3K
                                    

Malam harinya, Lidya tidak bisa tidur. Ia bernafas pendek-pendek dan menggerakkan tubuhnya dengan gelisah, keringat membasahi pelipisnya dan Lidya merasa jantungnya berdetak dengan tidak teratur. Lalu mimpinya yang aman dan tenang, berubah menjadi sentakan senapan yang menggema di kepalanya.

"Pergi. Please, tidak bisakah kalian meninggalkan kami sendirian?" Lidya mengarahkan pistol ke pria yang ada dihadapannya. Ia menarik nafas tergesa-gesa dengan sebelah tangan menahan lengan Harletta. "Harletta terluka, aku harus membawanya ke rumah sakit!"

Pria itu mengarahkan pistol kembali kearah Lidya. Dan dengan dingin berkata, "Anda diharuskan kembali, Nona Dee. Tuan menginginkan anda, kalau anda kembali sekarang-"

"Ayah akan menjadikanmu sebagai boneka, Dee!" teriak Harletta. Jemari Harletta yang berlumuran darah terulur meremas lengan atas Lidya dengan keras. Nafasnya mulai putus-putus, "Jangan hiraukan aku. Pergi! Pergi dari sini sekarang juga, Dee!!"

Harletta mengeluarkan pistol dari sakunya dan mengarahkan ke pria dihadapannya. "Aku akan membunuhmu kalau kau berani menahan Dee lebih lama di sini." Nafasnya yang ditariknya menyebabkan dadanya terasa lebih sakit daripada seharusnya. "Kill me, dan bebaskan dia. Hanya Dee yang aku minta untuk dilepaskan."

"Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu Har!" teriak Lidya. Ia menarik lengan Harletta,"Aku tidak akan meninggalkanmu, Har." Lidya menggeleng. "Ayah akan membunuhmu!"

"Pergi, Dee. Pergi..." bisik Harletta. Ia tahu peluru yang ditembakkan oleh suruhan ayahnya membuat organ dalamnya berdarah, dan ia tidak bisa bertahan lebih lama. "Pergi sejauh mungkin Dee. Jangan pernah ikut dalam permainan ayah karena itu hanya akan menyakitimu..."

Lidya menggeleng. Dalam kesempatan itu Harletta melepaskan genggaman Lidya, dan bergerak kearah pria dihadapannya. Hanya satu dan Harletta harus membereskannya, setidaknya ia bisa membuka jalan untuk Lidya dan adiknya itu akan pergi, jauh dari sini. Jauh dari genggaman Jake Prescott.

Namun pria itu melayangkan pukulan kearah Harletta, membuatnya tersungkur. Keduanya berguling, yang satu saling mempertahankan diri dan yang satu berusaha untuk lepas. Pria itu seolah berusaha melepaskan diri dari Harletta namun wanita itu tidak membiarkannya. "Kalau kau menginginkan Dee, langkahi dulu mayatku!" teriak Harletta.

Di dalam kepanikannya, Lidya hendak mengarahkan pistolnya kearah pria berbaju hitam yang tengan memelintir tangan Harletta. "Lepaskan dia!" teriak Lidya dan langsung menembakkan peluru.

Pria tersebut langsung memutar tubuhnya, menjadikan tubuh depan Harletta sebagai tameng. Peluru tersebut bersarang pada salah satu tubuh Harletta. Jeritan demi jeritan mulai keluar dari bibir Lidya. Ia hendak berlari kearah Harletta yang mulai jatuh setelah pria itu melepaskan diri. Sebelum terjatuh Harletta menunjuk kearah belakang Lidya sehingga Lidya langsung membalikkan tubuh.

Dengan gerakan spontan Lidya langsung menembakkan satu peluru lagi. Kali ini siapapun yang ada dibelakangnya, sangat pintar menghindar dan kali ini peluru tersebut bersarang disalah satu kaki seseorang yang baru saja lewat.

Lidya tidak mengenal siapa orang ditembaknya. Apakah wanita, apakah pria atau anak-anak. Karena hari itu sangat gelap dan ia dalam keadaan panik, Lidya tidak bisa melihat dengan baik. Lalu Lidya berteriak. Ia menjerit, menjerit kemudian menangis. Lidya terus melakukan hal itu hingga ia tidak lagi bisa mengeluarkan suara.

°

"TIDAK...!!!"

Ewan langsung bangkit dan menyibakkan selimutnya. Ia menoleh sisi sebelahnya, menyadari Lidya tidak berada disana. Mendengar jeritan lagi, Ewan langsung turun dari tempat tidur dan berjalan mengitari sisi lain. Ia melihat tubuh Lidya bergerak ke kiri dan ke kanan, sesekali membenturkan kepalanya di sisi nakas yang ada disamping tempat tidur.

His TemptressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang