Bagian 48

1K 89 16
                                    

Aku pernah berfikir untuk berlalu namun kau berhasil menggenggam tanganku lagi jadi jangan lepas untuk kedua kali.

Kali ini ku berikan kesempatan untukmu ku harap kau tak akan pernah menyakiti atau menyia nyiakan hati ku lagi

Ingatlah akan janjimu sebenarnya aku tak butuh sebuah janji melainkan sebuah pembuktian

Aku kembali berharap pada hati yang sama jadi jangan hancurkan dengan cara yang sama pula.








Saat ini Aisyah sedang berada di dalam mobil Ari. Dan hanya ada keheningan tak ada yang membuka pembicaraan. Sepertinya mereka sedang memikirkan sesuatu.

"Syah emm rumah sakitnya dimana?" tanya Ari pada Aisyah.

"Yang deket sama green Villa." ucap Aisyah yang manis memandang lurus ke kaca mobil.

"Lo ga papa kan kok ngelamun gitu?" tanya Ari yang sedikit khawatir pada sikap Aisyah.

"Hemm gua baik baik aja." jawab Aisyah singkat.

Setelah itu keheningan kembali terjadib sebenarnya Ari tak suka dengan keadaan seperti ini. Namun dia tak ingin menggangu gadis yang duduk di sampingnya itu.

"Ri. " ucap Aisyah

"Iya kenapa Syah?" tanya Ari yang masih fokus menyetir mobil.

"Seandainya suatu saat gua ada di posisi mama lo apa yang bakal lo rasain?" tanya Aisyah dengan nada dingin.

Ari tak mengerti mengapa Aisyah berkata seperti itu. Apa yang ia fikirkan sekarang???

"Lo ngomong apaan sih syah, jangan gitu." ucap Ari.

"Gua cuma nanya lo jawab aja." ucap Aisyah datar.

"Pasti gua bakalan sedih kehilangan sahabat yang baik kayak lo syah." ucap Ari sambil melihat Aisyah sekilas.

"Jadi lo cuma nganggep gua sahabat doang? Mungkin cuma gua yang punya perasaan lebih ke lo ri. Dan gua harap suatu hari lo tau itu." ucap Aisyah di dalam hatinya.


Tak lama mereka sampai di rumah sakit dimana mama Ari dirawat. Mereka berjalan melewati lorong rumah sakit dan sampailah di sebuah ruang ICU.

"Itu mama lo ri, dia belum sadarkan diri semenjak insiden tabrak lari." ucap Aisyah sambil menatap mama Ari dengan lekat.

"Ma mama, jangan tinggalin Ari. Ari sayang sama mama San juga masih butuh mama. Mama jangan pergi ya." ucap Ari menangis di samping ranjang mamanya.

"Udah ri mama lo wanita yang kuat, jadi dia bakal siuman buat anak anaknya." ucap Aisyah sambil mengelus punggung Ari.

Ari sangat terpukul melihat kondisi mamanya. Seorang wanita cantik dengan wajah pucat dan banyak alat yang membantu kehidupannya.

"Ri sebaiknua lo kabarin bokap lo." ucap Aisyah.

"Nanti gua bilang ke bokap."

Saat ini Ari sedang menggenggam telapak tangan mamanya yang masih terasa dingin. Air mata kembali keluar.

"Syah tinggalin gua sendiri sama mama bisa kan?" tanya Ari sambil menatap Aisyah seperti memohon.

"Iya ga papa ri. Gua ke green Villa dulu ya kalau ada apa apa langsung telfon gua." ucap Aisyah kemudian pergi meninggalkan Ari.

Ari diam memandang wajah mamanya. Dia ingin bercerita pada wanita paruh baya yang sangat ia sayangi itu.

"Ma, mama tau ga Ari beruntunh banget bisa punya sahabat kayak Aisyah dia itu baik ma. Dia yang selalu ngingetin Ari kalau Ari ngelakuin kesalahan." ucap Ari menahan Air matanya.

"Tapi ari bodoh ma Ari udah nyakitin hati wanita sebaik Aisyah. Ari malah pacaran sama Yori dan bully Aisyah tiap hari." ucap Ari yang kini setetes Air matanya sudah keluar.

"Tapi Aisyah bukan gadis lemah ma, dia bisa ngelawan pembullyan itu. Dia ga pernah benci sama Ari walau sejahat apapun Ari ini. Mama tau andai aja Ari sama Aisyah bisa bersatu Ari pasti seneng banget." ucap Ari yang kini sudah menangis menyesali semua perbuatannya pada Aisyah.

Tangan mama Ari bergerak dan dia membuka mata sambil tersenyum kearah anak kesayangannya itu.

"Kalau gitu kamu harus perjuangin dia dan jangan buat dia kecew." ucap Mama Ari yang membuat Ari terkejut.

"Mama udah siuman.  Maafin Ari ma yang ga bisa jagain mama. Ari malah tau mama koma baru hari ini. Ari sayang mama." ucap Ari sambil memeluk mamanya.

"Mama juga sayang sama kamu." ucap Mama Ari sambil mengusap kepala Ari pelan.


Sedangkan saat ini Aisyah berada di Villa milik kakeknya. Dia sedang termenung sendirian di kamar.

"Hah lo cuma anggep gua sahabat?? Menyedihkan sekali hidup gua." ucap Aisyah. Sambil melihat dirinya di cermin.

"Pantes ari ga suka sama gua. Kalau gua bandingin gua sama Yori ga ada apa apanya. Cantikan dia berisi dia juga mana mau Ari sama wanita cem gua." ucap Aisyah yang ingin menangis.

"Harusnya gua ga ketemu sama lo ri, haruanya gua ga kenal sama lo, harusnya gua ga sayang sam lo. Tapi siapa yang bisa gua salahin. Ini semua Takdir Tuhan yang hanya bisa gua jalanin." ucap Aisyah dengan menundukkan kelapanya seketika air mata yang ia bendung dari tadi tumpah.

Tingtingting
Notif line Aisyah.



                          Line

Arigans : syah lo dimana mama gua usah siuman.

Aiscans : emm sorry ri gua pulang duluan soalnya tiba tiba gua ga enak badan

Arigans : yaudah kalau gitu jangan luoa minum obat sama istirahat ya sayang😘

Aiscans : emot di kondisikan thanks Ri.

Arigans : cowo ganteng mah bebas.
(Read)

"Sorry ri gua terpaksa boong sama lo gua ga mau lo lihat kondisi gua yang kayak gini." batin Aisyah

"Kayaknya ada yang aneh sana Ais tapi apa ya?" batin Ari.









Hy gays sorry ga bisa nepatin janji soalnya gua kemarin drop lagi deman gua sempetin next sekarang walau kondisi gua masih sakit soalnya gua ga mau buat kalian kecewa karna di kecewain itu sakit gays. Jangan lupa vote and komen ya gays. Harapan gua sih salah satu dari karya gua ada yang bisa di terbitin😂😂😂 mohon doanya ya

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang