Bagian 68

965 83 15
                                    


Aku menunggu ubtuk satu hari dimana hanya ada aku dan kamu. Hanya kita berdua menghabiskan waktu bersama, kau tau walau terlihat bagaikan bulan dan matahari yang berbeda waktu namun kita bisa bersatu. Ku ingin kau tetap menjaga rasa yang kau punya hanya untukku, aku juga berjanji akan membuktikan setiap janji janji yang ku ucapkan.

Aisyah Aqilah

Matahari sudah mulai bersinar manandakan pagi akan segera datang. Aisyah masih meringkuk dalam selimutnya karna dia merasa lelah kemarin jalan jalan seharian jalan dengan Ari.

"Dek bangun udah pagi kamu kok masih tidur." ucap mama Aisyah yang kini sedang berada di luar kamar anaknya. 

"5 menit lagi mah." jawab Aisyah yang membenarkan posisi tidurnya.

"Yaudah kalau kamu telat jangan salahin mama ya. Gimama mau bangun rumah tangga sama pacar kamu bangun pagi aja gak bisa." ucap mama Aisyah kemudian pergi. Mendegar perkataan mamanya Aisyah langsung bangun dan segera mengumpulkan nyawanya.

"Huaaaaa apaaan gua harus bangun sebagai calon istri yang baik untuk bebeb Ari." ucap Aisyah langsung berlari ke kamar mandi.

Sedangkan Razka yang kamarnya ada di sebelah Aisyah hanya menggeleng gelengkan kepalanya mendengar celotehan Aisyah.

"Hadeh punya adek gitu amat dah. Pd amat iya kalau Ari mau jadi sumi lu pea !!!!" triak Razka yang bisa di dengar oleh Aisyah.

Aisyah yang tengah bersiap siap untuk sekolah langsung menjawab perkataan abangnya itu.

"Ya mau lah bang gua cecan kek gini. Nanti anak gua sama Ari pastu unyu unyu getuh." triak Aisyah

"Aelah sekolah aja belum lulus malah mikirin nikah lu nyet." celoteh Razka yang tak mau kalah dari adiknya.

"Ya mending gua punya doi daripada lu jadi jomblo karatan bang." ucap Aisyah segera mengambil tasnya dan turun kenawah takut abangnya akan marah.

"Dasar adek durhaka lu. !!!!" triak Razka dari kamarnya.

Aisyah yang sudah berada di bawah hanya cekikikan gak jelas. Setelah itu mereka sarapan bersama.  Namun tatapan mata Razka sepertinya tak bersahabat.

"Ngapa sih bang lu lihatin gua gitu amat?" tanya Aisyah.

"Lu ngeselin amat sih dek ngeledekin gua mulu. Mentang mentang udah punya doi." ucap Razka sambil memanyunkan bibirnya.

"Aelah bang udah jan ngambek nanti gua ajak kak kaia deh biar lu gak jomblo." jawab Aisyah dengan santainya seperti tak punya dosa.

Razka hanya menatap adiknya malas. Sedangkan yang lain hanya mendengar celotehan mereka berdua.

"Mah pah Aisyah berangkat dulu ya. Assalamuallaikum." ucap Aisyah menyalami tangan mama dan papanya kemudian pergi.

"Iya sayang hati hati ya nanti jangan lupa ajak pacar kamu." ucap mama sambil tersenyum.

Setelah Aisyah pergi baru Raka dan Prilly berangkat ke sekolah.

"Dek lu beneran balik sama Ali?" tanya Raka yang fokus menyetir.

Prilly yang tadinya sedang stalking instagram langsung menghentikan kegiatanya dan menatap kakaknya itu.

"Iya kak emangnya knp?" tanya Prilly.

"Ya gua cuma takut kalau dia nyakitin lo lagi dek, gua harap keputusan lo buat balik sama dia itu dah bener." ucap Raka samnbil mengusap rambut prilly pelan.

Uh gua juga mau punya kakak kayak gitu perhatian uh idaman banget dah.

Skip sekolah.

Aisyah sedang berjalan di koridor sekolah matanya masih fokus pada ponsel yang ia genggam.

"Nih si Ari kemana sih dari tadi di chat gak di bales, di telfon gak di angkat." dumel Aisyah.

Aisyah mencari Ari kemana mana namun hasilnya nihil, kemana sih tuh anak bikin Aisyah khawatir aja gimana kalau Ari di culik sama tente tante kan bisa hancur masa depan Aisyah.

"Duh kamu dimana sih ri jangam buat aku khawatir dong." ucap Aisyah yang mulai panik.

"Dor." tiba tinba ada yang mengagetkannya dari belakang.

"Ayam ayam Ariiiiiii ish bikin aku mau jantungan aja, gimana kalau au mati mendadak." dumel Aisyah pada kekasihnya yang sedang senyum senyum gak jelas.

"Uh bawel amat sih pacal aku." ucap Ari sambil mencubit kedua pipi Aisyah karna merasa gemas.

"Ari cakit tau pipi aku." ucap Aisyah yang manja pada kekasihnya.

"Utut sini sini aku cium." ucap Ari kemudian mencium pipi Aisyah.

"Bisa aja kamu nyari kesempetan. " ucap Aisyah sambil senyum malu malu.

Lalu Ari dan Aisyah bergandengan tangan dan masuk ke kelas sama sama. Banyak mata yang memandang mereka ada yang menatao kagum tak banyak juga yang iri.

"Apaan sih kok lihatin kamu kayak gitu minta di colok pakek skop apa gimana." ucap Aisyah yang risih dengan tatapan para siswi yang seperti ingin menerkam kekasihnya.

"Cieee cemburu ya." ucap Ari menggoda Aisyah.

"Iyalah cemburu kamu kan pacar aku jadi wajar kalau aku cemburu. Awas aja kalau ada cewe yang ganjen sama kamu nanti aku sleding. " ucap Aisyah datar sambil menatap para siswi itu dengan tatapan horor dan seketika mereka bubar takut diamuk.

"Hahaha mereka takut sama kamu." ucap Ari sambil memeluk Aisyah dari belakang.

"Emangnya aku nyeremin ya?" tanya Aisyah yang sok polos atau emang polos? Tau dah gua aja bingung sama nih anak.

"Udah kamu jangan khawatir mereka gak akan ganjen sama aku kok." ucap Ari melepas pelukannya dan mengajak Aisyah masuk ke dalam kelas  

Lalu mereka duduk di bangku masing masing. Kelas sudah lumayan ramai dan prilly juga sudah sampai sedari tadi.

"Li awas ya lu sakitin kakak gua lagi gua tebas pala lu." ucap Aisyah memberi tatapan setajam silet.

"Njir takut gua kalau punya adek ipar kayak lu." ucap Ali bergidik ngeri sambil melihat Aisyah.

"Oh ya sayang nanti kamu sama Ali dateng ke rumah ya mama sama papa aku baru aja pulang katanya mau kenalan sama calon menantu." ucap Aisyah sambil tersrnyum pada Ari.

"Hahaha kamu tuh ya bisa aja gombalnya belajar dari siapa hemm?" ucap Ari sambil mencubit hidung Aisyah pelan.

"Dari kamu lah sayang." 

Uch yang tiap hari makin sweet mah beda apalah daya author yang masih jomblo begini. Gak papa lah ya langgeng terus buat kalianberdua.

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang