Bagian 57

909 79 7
                                    


Aisyah langsung mengambil kunci mobilnya yang ada di nakas dan bergegas berlari ke garasi. Razka yang melihat adiknya grasak grusukpun sedikit merasa bingung.

"Ngapain sih lo dek lari larian dari tadi lo mau kemana biar gua anter." ucap Razka sambil merebut kunci mobil yang Aisyah pegang tadi.

"Emm anterin gua ke kantor polisi mau jenguk Yoriko sama kak David." ucap Aisyah yang membuat Razka cengo.

"Lah ngapain lu kesana dek?" tanya Razka yang heran.

"Mau namem padi bang ya mau jenguk kak David lah. Kan kasian." ucap Aisyah sambil memasang wajah sedihnya.

"Yaudah yuk gua anter muka lu gak udah gitu nambah jelek lu. " ucap Razka sembari masuk kedalam mobil di susul oleh Aisyah.

Hanya keheningan yang ada tak ada yang membuka percakapan. Razka yang fokus menyetir sedangkan Aisyah yang terus memikirkan bagaimana nasib kak David kakak dadi kak Devan itu.

Tak lama mereka sampai di kantor polisi. Mereka masuk kedalam dan bertanya pada salah satu anggota polisi.

"Maaf pak, bisakah saya mengunjungi tahanan yang bernama David?" tanya Aisyah sopan.

"Kalian tunggu di sini saya panggilkan dulu." ucap polisi itu kemudian pergi.

Sedangkan David hanya menyesali perbuatan yang ia lakukan pada Aisyah. Bagaimana dia bisa terpengaruh oleh Yoriko yang hanya ingin memanfaatkannya.

"Maaf nona Aisyah ingin bertrmu denganmu." ucap polisi itu sambil membuka sel tahanan David.

Saat keluar David sudah membayangkan Aisyah akan memarahinya habis habisan. Namun dia harus menerima semua itu karna itu adalah kesalahannya. 

David pov on

Sebenernya gua belum siap kalau lihat wajah Aisyah lagi, dia merasa takut dan juga bersalah banyak pernyesalan yang ada di dalam hatinya. Ingin rasanya dia menghilang dari dunia ini.

Waktu gua udah ada di depan Aisyah dia malah senyum sama gua.

"Hy kak apa kabar?" tanya Aisyah sa gua sopan.

"Emm gua baik kok dek kalau lu apa kabar?" ucap gua

"Gua juga baik kok kak. Emm kakak tenang aja ya sebentar lagi kakak bakal keluar dari sini." ucap Aisyah sambil senyum manis banget ke gua.

Astaga pantesan si Devan suka sama nih anak. Udah baik, cantik, manis, imut lagi. Pengen gua halalin lama lama tapi ga mungkin kan mau nikung adik sendiri.

Author pov on
David pov off

David tersentak kaget mendengar perkataan Aisyah yang akan membebaskannya.

"Tapi kan dek gua punya banyak salah sama lo jadi udah sewajarnya gua ada di sini." ucap David sambil menundukkan kepala.

"Lo udah tau kesalahan lo kan kak, dan lo udah nyesalin semua perbuatan yanh lo lakuin ke gua. Dan yang paling penting lo udah mau jujur. Itu aja udah cukup bagi gua buat lepasin lo dari sini. Gua tau lo juga cuma dimanfaatin sama Yoriko." ucap Aisyah sambil menatap mata David lekat.

"Makasih ya dek." ucap David sepontan dan memeluk Aisyah sekilas.

Setelah menjenguk David, Aisyah lalu menjenguk Yoriko dan dia membawakan beberapa makanan ringan karna dia tau Yori tak akan bisa tidur jika belum nemil cantik.

"Ngapain lo kesini ha?? Mau ngejekin gua?? Seneng lu lihat keadaan gua kayak gini!!!" bentak Yoriko pada Aisyah.

Aisyah hanya menatapnya sayu sambil tersenyum tulus.

"Enggak gua kesini bawaiin locemilan supaya lo bisa tidur dan gua mau urus supaya hukuman buat lo bisa di kurangin."ucap Aisyah karna dia tau hukuman untuk Yori tak bisa di cabut seperti hukuman untuk David.

Yoriko yang tadinya marah marah gak jelas langsung nundukin kepala mungkin dia ngrasa malu. Baru tau Yor kalau lu punya malu kan biasanya lu malu maluin.

"Emm sorry ya yor, gua ga bisa bebasin lu kayak kak David. Gua udah usaha tapi pihak kepolisian gak ngizinin tapi mereka bilang lo bakal dikasih keringanan kok. Jadi tenang aja. Nanti kalau cemilan lo abis telfon gua ya nanti gua anterin." ucap Aisyah sambil senyum

Hati lo dari apaan aih syah udah di jahatin masih lo baikin.

"Hiks hiks hiks maafin gua ais. Gua tau gua bodoh udah jahat sama orang sebaik lo. " ucap Yori sambil memeluk Aisyah.

"Hem udah gak usah nangis. Anggep aja yanh udah terjadi sebagai sebuah pembelajaran supaya lo bisa lebih baik lagi di masa depan dan gak ngulangin kesalahan yang sama." ucap Aisyah pada Yori.

.setelah menjenguk Yoriko dan Devan Aisyah memutuskan untuk pulang karna dia merasa sedikit pusing.

"Dek lo gak papa muka lo pucet gitu?" tanya Razka yang khawatir.

"Iya gua ga papa kok bang, fokus nyrtir aja gua ga mau mati muda." ucap Aisyah memandang abangnya malas.

"Hehehe iya iya dek gua minta maaf." ucap Razka kemudian kembali fokus pada acara menyetirnya.

Tak lama Aisyah sudah sampai di rumah namun pemandangan yang ia lihat adalah kakaknya Prilly sedang menangis di dekapan kak Raka. Apa yang terjadi pada Prilly.

"Kak prilly are you okey?" ucap Aisyah yang baru saja datang.

Prilly yang mendengar suara adik yang sangat ia rindukan itu langsung memeluknya dengan erat.

"Kak lo kenapa lo baik baik aja kan?" tanya Aisyah yang panik.

"Ali syah dia mutusin kakak." ucap Prilly yang membuat Aisyah syok. Ada apa sehingga Ali memutuskan kakaknya. Berita apa yang ia lewatkan????

"Kok bisa gitu sih kak. Alasan dia mutusin kakak tuh apa." tanya Aisyah yang sudah mulai emosi.

"Katanya dia udah tunangan sama seseorang pilihan orang tuanya secara diam diam dan dia mutusin kakak. Berarti dia lebih milih cewe itu daripada perjuangin kakak." ucap Prilly yang sudah sesengukan.

Uh Aisyah tak bisa melihat kakaknya sedih seperti ini. Besok saat di sekolah dia harus memintak kejelasan pada Ali. Pasalnya dia sudah mepermainkan hati kakaknya. Dan itu kesalahan yang tak bisa ditolerir oleh Aisyah.

"Udah ya kak jangan nangis terus. Aisyah jadi sedih kalau lihat kakak kayak gini. Besok biar Ais yanh tanya ke ali." ucap Aisyah sambil mengusap punggung kakaknya.

Sisain buat gua adek kayak gini kek gua juga pengen punya adek yang perhatian kayak Aisyah.

Prilly melepas pelukannya dan terenyum pada Aisyah lalu dia pergi ke kamar. Karna hari ini Prilly baru kembali dari Singapur.




Hy gays maaf ya baru bisa next lagi gua harap kalian suka sama setiap part yang gua tulis. Jangan lupa vote and komen ya gays.

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang