Bagian 56

917 75 8
                                    


Bagaimana aku berkata bahwa aku mencintaimu sedari dulu, aku suka dengan binar matamu. Tapi aku takut kau akan pergi menjauh dariku ,, sahabat ya aku hanyalah sekedar sahabatmu tak lebih dari itu. Ku rasa menyisihkan perasaan adalah hal yang bisa ku lakukan saat ini. Kau tau aku tersiksa melihatmu dengan yang lain tapi apa daya??? Ini takdir Tuhan yang hanya bisa ku terima.

Aisyah aqillah azzahra



Sudah satu minggu lebih namun Aisyah masih setia dengan tidur panjangnya. Sanak saudaranya merasa khawatir dengan kondisi Aisyah yang semakin lama semakin memburuk.

"Razka hiks hiks kenapa adikmu tak lekas bangun." ucap Mamanya yang terus saja menangis sedari tadi.

"Mama yang tabah ya Aisyah pasti bangun kok." ucap Razka sambil memeluk mamanya.

Aisyah tengah berjalan di ruang kosong berwarna putih. Hanya ada dia sendiri di sana dia mendengar tangisan beberapa orang yg ia kenal.

"Ma mama jangan nangis Aisyah sayang mama." ucap Aisyah sedih mendengar tangisan mamanya.

"Mah Aisyah juga pengen banget peluk mama." ucap Aisyah kemudian semuanya gelap.

Perlahan Aisyah membuka matanya dan dia menitihkan air mata.

"Mah Aisyah sayang mamah." ucap Aisyah lirih.

Suster yang tadinya sedang mengechek kondisi Aisyah terkejut dan langsung memanggil dokter. Semua yang ada di luar seketika panik.

Dokter masuk ke ruang rawat Aisyah dan mengechek kondisinya. Dan setelah seleasai Dokter itu mengabari keluarga pasien.

"Kondisi nona Aisyah sudah membaik dia baru saja bangun dari koma. Kalian bisa menjenguknya satu persatu kalau begitu saya permisi." ucap Doktet yang langsunh pergi meninggalkan mereka.

"Alhamdulillah Aisyah udah sadar." ucap mereka semua yang merasa senang.

Dan yang pertama melihat kondisi Aisyah adalah mamanya. Dia sangat rindu dengan putri yang ia sayangi itu. Kesalahan yang ia lakukan dimasa lalu membuatnya semakin menyayanyi Aisyah.

"Sayang kamu baik baik aja kan?" ucap Mama sambil duduk di samping Aisyah.

"Aisyah baik kok mah.  Aisyah sayang mama. Mama jangan nangis lagi ya." ucap Aisyah sambil tersenyum pada mamanya.

"Maafin mama ya yang ga bisa jaga kamu, harusnya mama selalu ada buat kamu." ucap Mama sambil menitihkan air mata.

"Aisyah ngerti kok mama kerja buat biyayain kehidupan kita supaya lebih layak. Aisyah juga seneng sekarang mama udah sayang sama Aisyah." ucap Aisyah yang tak melunturkan senyumnya.

Setelah lama mengobrol sekarang giliran Razka dan Raka yang masuk ke ruangan Aisyah. Melihat kedua kakaknya masuk Aisyah tersenyum.

"Kok mukanya di tekuk kayak cucian kotor sih?" tanya Aisyah sambil memandang wajah mereka berdua.

"Aelah lu dek lagi sakit masih ngelawak aja mana garing lagi." Razka sambil mendekati adiknya.

"Ya masa gua harus nangis bombay ngabisin tisu satu karung gitu???" tanya Aisyah sambil memandang abangnya malas.

"Udah udah malah berantem, Aisyah kan baru sadar bang malah lu marahin." bela Raka.

Aisyah hanya meleletkan lidahnya ketika mendapat pembelaan dari saudara kembarnya itu.

"Hehehe maaf dek soalnya gua kangen berantem sama lo." ucap Razka sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Setelah itu giliran Ari yang masuk. Dia menatap sendu gadis yang tengah tersenyum diatas ranjang rumah sakit. Wajah pucat pasif dengan peralatan rumah sakit yang melekat pada tubuhnya.

"Hy syah gimana kondisi lo sekarang?" tanya Ari yang masih menatap Aisyah sendu.

"Gua baik kok ri. Lo kenapa kok kayak sedih gitu?" tanya Aisyah polos.

"Hiks hiks maafin gua syah semua yang terjadi ke lo itu karna gua hiks hiks andai aja gua ga seceroboh dulu mungkin semua ini ga akan terjadi." ucap Ari yang sudah tak bisa membendung air matanya.

Aisyah langsung membawa Ari dalam pelukannya mengelus pucuk rambut Ari dan membuatnya lebih tenang.

"Udah ri ini bukan salah lo atau siapapun." ucap Aisyah yang masih memeluk Ari.

"Hiks hiks janji syah jangan gini lagi gua khawatir sama lo." ucap Ari di sela sela tangisnya.

Aisyah melepaskan pelukannya dan memandang Ari degan lekat. Dia tersenyum manis kearah Ari dan mengecup pipinya sekilas dan muncullah semburat merah di pipi Ari.

"E eh a anu lu tadi ngapain syah?" tanya Ari yang gugup.

"Gua main bola bekel." ucap Aisyah sambil tertawa.

Ari hanya melihat Aisyah malas namun dia juga gemas pada gadis yang ada di depannya. Ari langsung ngucel ngucel rambut Aisyah.

"Ariii ish rambut gua jadi berantakan kan ih." ucap Aisyah sambil memanyunkan bibirnya.

"Udah jan gitu nanti gua cium tau rasa lu syah." ucap Ari sambil melihat bibir Aisyah yang merah dan menggiurkan itu.

"Apaan sih lo ri bukan muhrim ya jadi jangan macem macem." ucap Aisyah menatap Ari tajam.

"Yaudah besok gua ke rumah lo buat lamar lo." ucap Ari se enak jidatnya.

Aisyah jadi saltingkan tanggung jawab loh Ari bikin anak orang lain baper dah.

"Apaan sih lu ri gua jadi sebel." ucap Aisyah.

"Hahaha gua bercanda kok nanti nungguin kamu lulus sekolah." ucap Ari.

Aisyah hanya tersenyum malu sambil memandang Ari sekilas.

Ke esokan harinya Aisyah sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah namun dia merasa heran mengapa dari kemarin dia tak melihat Devan. Apa anak itu tak menjenguknya.

Sebenarnya Aisyah ingin beranya pada kakaknya tapi dia takut Raka akan mengira yang tidak tidak.

"Kak Devan kok ga kesini ya padahal gua kangen banget sama dia." ucap Aisyah sambil guling guling di kasur.

Dia sudah mendengar cerita dari Rasyifa soal Yoriko yang menabraknya dan memanfaatkan kakak dari Devan untuk memperlancar rencananya.

"Kasian kak David dia jadi korban sekarang dia dimana kenapa cipa ga cerita ke gua sih lanjutannya kemarin kan gua jadi penasaran." ucap Aisyah sambil berdecak kesal.

Tok tok tok

Suara pintu kamar Aisyah diketuk.

"Masuk aja gak di kunci kok." triak Aisyah di dalam kamar.

Orang itu langsung masuk kedalam kamar Aisyah. Ternyata itu adalah kakaknya Raka.

"Lu kenapa dek kok uring uringan gitu?" ucap Raka.

"Emmm itu bang janji jangan ledekin adek ya." ucap Aisyah sambil menatap kakaknya penuh harapan.

"Iya gua janji dek."

"Gua mau tanya kak Devan kemana sih kok ga pernah jengukin adek. ?" tanya Aisyah.

"Emm dia lagi jagain David dia ada di kantor polisi mungkin dia lagi sedih karna kakkanya dipenjara." ucap Raka yang membuat Aisyah terlonjak kaget.

Dengan secepat kilat Aisyah langsung menyambar jasnya yang ada di belik pintu dan keluar kamarnya. Raka hanya menggeleng melihat tingkah adiknya itu. Tak sadarkah dia bahwa baru saja sembuh??????


Hy gays maaf ya baru bisa next lagi. Emm ini part nya yang slow gays part yang hot hot nanti aja lah ya akhir akhor gitu. Btw gimana cover barunya kalian suka apa engga. Atau kalian suka yang lama???? Hehehe komen ya gays. Jangam lupa vote and komen cerita gua

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang