Part 45

1.1K 95 22
                                    

"Anak siapa sih pakek nanya gua berubah karna siapa." Aisyah terus ngedumel di sepanjang koridor sekolah.

Dia berjalan kearah rooftop dan tiduran di sebuah sofa usang yang ada di sana.

"Mending gua di sini buat nenangin diri." ucap Aisyah lalu memejamkan matanya.

Di sisi lain Ari masih berfikir tentang ucapan Aisyah tadi. Apa benar perkiraannya selama ini bahwa Aisyah berubah semenjak dia berpacaran dengan Yoriko. Dan apa benar jika selama ini Aisyah juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Mikir apaan sih gua ga mungkin itu terjadi." ucap Ari sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Mikirin apa sih kamu beb? Kok sampe kayak gitu?" tanya Yoriko.

"Engga papa kok, aku ga mikirin apa apa." ucap Ari yang berusaha menutupinya.

"Pasti dia mikirin cewe jalang itu. Awas aja kalau sampe dia rebut ari dari gua." batin yoriko.


Tak lama bel pulang sekolah sudah berbunyi semua siswa pulang ke rumahnya masing masing dan tinggal bebserapa siswa yang mengikuti ekstrakulikuler yang masih ada di sekolah.


Aisyah baru saja terbangun dari tidurnya dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul empat sore. Aisyah segera turun dan menuju kelas.

Kelas sudah sepi, Aisyah segera keparkiran dan pergi ke mall untuk menghilangkan penatnya.

"Hah ga kerasa gua tadi kelamaan tidur." monolog Aisyah.

Sesampainya di mall Aisyah melihat lihat ke beberapa distro baju yang ia sukai. Tak sengaja saat dia hendak mengambil pakaian ada orang lain yang juga ingin mengambilnya.

"Loh elu syah?" ucap Ari sedikit tersentak melihag Aisyah ada di hadapannya.

"Emm iya gua mau beli baju kenapa emang?"  tanya Aisyah.

"Kebiasaan lama lo ga berubah ya doyan sama baju cowo." ucap Ari terkekeh pelan.

"Serah gua lah, yang belu gua kok lu yang repot sih."ucap Aisyah datar.

"Udah dong jangan marah mulu, maafin gua kalau gua ada salah sama lu. Plis maafin gua ya syah." ucap Ari memohon.

Saat Aisyah melihat bintik hitam di mata Ari dia bisa merasakan ketulusan dari perkataan maaf itu.

"Iya gua maafin tapi baju ini buat gua aja ya. Gua suka banget soalnya." ucap Aisyah sambil tersenyum.

Ari merasa senang Aisyah sudah memaafkannya dan baginya baju itu bukan masalah yang terpenting dia dan Aisyah akan kembali seperti semula.

"Yaudah ga papa kok, gua tadi cuma mau lihat doang." ucap Ari dan kenyataanya memang begitu.

"Thanks ya bentar gua bayarin ini dulu." ucap Aisyah yang membawa bajunya ke kasir.

Setelah selesai berbelanja Ari dan Aisyah bermain di time zoon di sana juga ada Ali dan Prilly.

"Woy kak ngapel mulu sampe gua ga kelihatan." ucap Aisyah berjalan menghampiri Prilly dan di belakangnya ada Ari.

"Lah kamu di sini dek? Kakak kira kamu udah pulang." ucap Prilly.

"Ngapain lo ngikutin Aisyah ha!!" ucap Ali yang kesal karna kehadiran Ari.

"Emm udah ga papa kok li gua sama Ari udah baikan." ucap Aisyah.

"Kalau dia nyakitin lo lagi biar gua abisin. Ga rela gua calon adek ipar gua di perlakuin kayak kemarin." ucap Ali

Bluss
Pipi Prilly memanas mendengar Ali menyebut Aisyah dengan julukan adik ipar.

"Ciee yang baper ciee." goda Aisyah pada kakaknya.

"Apa sih dek siapa juga yang baper?" dusta Prilly.

"Pakek bluson berapa kilo sih kak kok pipinya merah amat?" goda Aisyah lagi yang membuat Prilly semakin malu.

"Udah syah kasian Prilly mukanya udah kayak kepiting rebus." ucap Ari.

Ali dan Aisyah hanya terkekeh melihat tingkah Prilly yang salting.

"Udah lah yuk kita main lagi. Kak kita mencar dulu ya bye bye." ucap Aisyah yang langsung menggandeng tangan Ari.

"Mau kemana neng mau nyebrang kok pakek gandengan segala?" tanya Ari sambil tersenyum jahil.

"Eh sorry ga sengaja hehehe." ucap Aisyah yang langsung melepas genggaman tangannya.

"Yah kok dilepas sih kan nyaman. Emm btw sorry ya gua marah marah mulu sama lo. Dan thanks ternyata lo ga beneran hapus kontrak kerjasama perusahaan kita." ucap Ari sambil mencubit pipi Aisyah.

"Iya iya santai aja, tapi ga pakek cubit gua segala dodol sakit tau nih pipi." ucap Aisyah sambil mengelu Pipi kananya yang sakit.

.cup

.satu kecupan di pipi kanan Aisyah. Dan seketika jantung Aisyah seperti berhenti berdetak. Wajahnya sudah memerah akibat perlakuan Ari barusan.

"Apa sih ri kok main nyosor aja lu kayak bebek." ucap Aisyah memanyunkan bibirnya.

"Hemm jan gitu nanti gua khilaf." ucap Ari.

Seketika Aisyah pergi meninggalkan Ari karna sia merasa kesal padanya. Bisa bisanya dia gombalin Aisyah kayak gitu. Kalau gitu terus bisa bisa hati Aisyah balik lagi buat Ari.

"Syah udah dong larinya gua capek nih." ucap Ari yang duduk di salah satu bangku yang ada di mall tersebut.

"Aelah lu gitu aja kalah." ucap Aisyah langsung menghampiri Ari yang sepertinya kelelahan.

"Cape gua nyet.lu gesit amat dah jadi pantes kalau gua panggil lu onyet." ucap Ari dibarengi cengiran Khasnya.

"Enak aja cecan kayak gua di samain sama monyet ya beda lah. " ucap Aisyah yang terima.

"Terus? Gua mah bodo amat." ucap Ari ngakak gays.

"Kesel ih gua sama lu tau ah gua mau pulang dulu dah malem." ucaP Aisyah pada Ari dan kemudian pergi.


Saat Aisyah pergi keluarlah wanita yang sudah menahan emosinya dari tadi agar rencana mereka berhasil.

"Bagus banget akting kamu beb aku akuin kamu ter the best." ucap Yoriko sambil tepuk tangan pelan. 

Kenapa pelan soalnya ini mall gays bukan lapangan sepak bola. 

"Rencana kita kali ini pasti berhasil." ucap Yoriko sambil tersenyum sinis.

Tau nih tu anak demen amat gangguin Aisyah. Apa mungkin dia tuh sasasngnya Aisyah kali ya. Lama lama gua juga kesel ama lu yor.

Aisyah langsung merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya. Dia tersenyum menatap langit langit kamarnya.

"Ya walaupun ini sementara trimakasih Tuhan untuk semua yang kau berikan padaku. Dan semoga aku tak akan melupakanmu ketika aku merasa senang dan tak akan pernah menyalahkanmu atas perkara rumit yang ku hadapi ini."  ucap Aisyah kemudian memejamkan matanya.

...





Hy gays author yang cetar membahana kembali lagi. Jangan.lupa next and komen ya. And sorry gua ga bisa bom part gays soalnya gua bisa next cuma malem doang. Kalau pagi sampe sore sibuk akutuh. And thanks yang udab mau komen di setiap chapter yang aku pots.

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang