Bagian 63

982 79 7
                                    


Aku tak memintamu untuk menjadi matahari yang selalu bersinar, cukup jadilah awan yang meneduhkan.
Aisyah❤

Kau tau semakin besar rasa yang kau punya, semakin keras orang lain ingin menghancurkannya karna mereka tak bisa sepertimu
Author❤

Maaf atas luka yang ku beri, bagai sebuah labirin yang memisahkan antara kau dan aku. Semoga hatu kita akan saling bertemu dan menemukan jalan keluar
Ari❤

Jika kau mencintai seseorang cintailah dia apa adanya agar kau tak kecewa saat mengetahui semua kekurangan yg ia miliki
Author❤

Aku jatuh cinta setelah sekian lama, dan aku juga bergarap padanya namun dia menghapusnya dengan pergi begitu saja
Prilly❤

Luka yang kau beri untuknya belum tentu kau bisa menanggungnya, dia lemah dan rapuh jika tak bisa menjaga paling tidak jagan menyakiti
Author❤

Maaf aku berhenti memperjuangkanmu bukan karna cintaku memudar namun keadaan yang memaksa
Ali❤

Kau tau jika kau mencintainya berjuanglah bersama jangan seperti pengecut yang berkata menyerah pada ujian hidup
Author❤

Aku mencintaimu dengan tulus dan aku siap melepasmu untuk sebuah senyuman yang akan terukir indah di bibir manismu itu
Devan❤

Jika kau sudah siap untuk mencintai berarti kau siap untuk bertepuk jika orang yang kau cintai lebih memilih orang lain
Author❤


Aisyah berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya ke lantai. Uh mengapa Azka selalu saja membuatnya kesal. Mungkin nanti Aisyah tak akan sanggup menatap wajah Ari lagi.

Aisyah duduk di bangku paling pojok kantin rumah sakit dia memesan segelas vanila latte.

"Anak siapa sih tuh bikin gua kesel mulu ga tau apa gua kan jadi malu." ucap Aisyah sambil menutup muka dengan kedua tangannya.

"Hemm ciee yang malu malu kucing aelah lu syah tinggal bilang ke ari kalau lu suka susah amat." ucap Azka yanh datang dan menggangu ketenangan Aisyah.

Wah nih anak nyemot minta di garot dah tau aisyah kesel malah lu samperin di gibeng tau rasa lu.

"Apaan sih ngapain lo kesini?" ucap Aisyah sewot sambil menatap azka tajam.

"Emm gua minta maaf syah gua tadi cuma bercanda." ucap Aisyah sambil memasang wajah melasnya.

"Iya iya jangan gitu lu jelek kayak monyet." ucap Aisyah sambil ngakak.

Setelah itu Aisyah dan Azka kembali ke ruang rawat Prilly. Dan di sana Ari sedang mengobrol dengan kak David sedangkan Devan mengobrol dengan Raka dan Rasyifa.

"Njir pada sibuk sendiri sendiri." ucap Aisyah yang menatap mereka.

"Udah lu gabung aja sana." ucap Azka sambil mendorong bahu Aisyah.

Aisyah berjalan dan duduk sendiri di sofa yang lumayan jauh dari teman temannya yang lain. Dia memijat pelipisnya pelan. Kepalanya terasa sakit lagi.

"Uh sakit banget kayak mau pecah." keluh Aisyah pelan.

"Syah ngapain lo mojok di situ sendirian ha???" tanya Rasyifa.

"Ga papa cip gua lagi pengen sendiri." jawab Aisyah.

Kepalanya bertambah sakit entah apa yang terjadi pada dirinya. Semenjak kecekaan yang menimpanya aisyah kerap sakit kepala yang sangat menyiksa.

"Dek lu gak papa kan wajah lo pucet gitu, mumpung lagi di Rs lu di priksa aja ya." ucap Raka yang menghampiri adeknya.

"Gua gak papa kok bang cuma kecapekan aja." ucap Aisyah sambil tersenyum.

"Yaudah lo tiduran aja di sini." ucap Raka yang mendapatkan anggukan dari adiknya.

Aisyah merebahkan tubuhnya di sofa dia merasa kedinginan badannya mengigil dan sekarang suhu badannya tinggi.

Ari berjalan mendekati Aisyah yanh sedang memejamkan matanya sambil memeluk badannya sendiri dengan erat.

"Syah lo kenapa bangun syah." ucap Ari sambil menepuk pipi Aisyah pelan.

"Dingin ri." jawab Aisyah sambil mengigil.

Ari langsung melepaskan jaket yang ia kenakan dan menyelimutkannya pada Aisyah.

"Sekarang udah mendingan kan syah?" tanya Ari yang menatap Aisyah khawatir.

"Hiks sakit ri." ucap Aisyah sambil memegang kedua kepalanya.

Ari yang panik segera memanggil kakaknya Aisyah.

"Kak Raka,Aisyah demam." ucap Ari.

Raka langsung berlari menghampiri adiknya dan mengechek suhu tubuhnya dan benar saja aisyah demam.

"Dek gua panggilin dokter ya supaya mriksa lo?" tanya Raka pada Aisyah. Namun Aisyah hanya menggelngkan kepalanya pelan.

"Tapi lo demam dek."ucap Raka.

"Gua baik baik aja kak cuma kedinginan." ucap Aisyah.

Raka kembali ke tempatnya semula dan dia menyuruh Ari untuk menjaga Aisyah.

"Syah masih dingin mau gua peluk?" tanya Ari

"Emm oke." ucap Aisyah.

Si Ari bisa aja nyari kesempatan dalam kesempitan enak ya yang pelukan dunia serasa milik sendiri yang lain mah pembantunya.

Ari langsung memeluk Aisyah dengan erat berusaha menyalurkan kehangatan. Tanpa Ari sadari Aisyah tersenyum simpul.

"Makasih ya." ucap Aisyah pelan.

"Sama sama syah." jawab Ari.

"Love you." Aisyah mengatakannya dengan cepat dan pelan namun Ari masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Love you too. " bisik Ari di telinga Aisyah.

Seketika pipi Aisyah merona dia kira Ari tak akan mendengarnya namun dugaannya salah.

Aisyah melepaskan pelukannya dan menatap Ari lekat begitupun dengan Ari.

"Syah gua tau gua bukan cowok romantis yang bakal nembak lo pakek bunga bunga atau balon. Malahan ini aneh banget gua nyatain perasan gua pas di rumah sakit. Tapi jujur gua sayang dan cinta sama lo." ucap Ari sambil menatap Aisyah lekat.

"Lo mau gak jadi pacar gua?? Gua gak maksa lo buat jawab sekarang." ucap Ari lagi.

Chup~~~
Aisyah mencium bibir Ari sekilas kemudian dia kabur karna merasa malu. Aisyah berlari ke toilet sedangkan Ari sedang tersenyum simpul dan memegang bibirnya yang baru saja di cium Aisyah. Dan ternyata itu adalah fist kiss mereka berdua.

Skip toilet

"Ish bodoh banget sih syah kenapa pakek acara nyium ari segala sih mana di bibir lagi mau ditaroh dimana muka lu." ucap Aisyah yang merutuki dirinya sendiri.

"Huaaaa mama Aisyah di tembak sama Ari rasanya seneng banget pengen lompat lompat sambil salti terus guling guling." ucap Aisyah karna dia merasa sangat senang.

Seneng ya seneng Syah tapi gak gitu juga kali kalau lu kecengkalak tau rasa lu pea.




Hy gays maaf ya baru bisa next sekarang. Hehehe jangan lupa vote and komen cerita ini ya makasih

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang