Bagian 58

946 76 11
                                    

Kau tau perkara memperjuangkan perasaan bukanlah hal yang mudah lalu mengapa kau melepasnya ketika kau mendapatkannya. Kau tak perlu menggenggamnya dengan erat hanya perlu menggenggamnya perlahan penuh kehangatan. Jika sekarang kau siap untuk kehilangan yasudah itu bukan urusanku tapi nanti jika kau menyesal jangan cari dia lagi bisa saja dia juga sudah bahagia bersama yang lain

Aisyah aqilah azzahra.





Hari ini Aisyah sudah bisa bersekolah seperti biasanya. Dia tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin.

"Yup semangat Syah lo ga boleh kelihatan menyedihkan di depan orang lain oke. " ucap Aisyah yang sepertinya sedang menyemangati dirinya sendiri.

"Dek cepetan turun kita sarapan bareng. " siapa sih yang pagi pagi udah triak triak kayak tarzan hadeh si Raka mah gitu ga di rumah ga di sekolah kerjaanjya triak triak mulu.

"Iya kak tunggu sebentar." ucap Aisyah yang langsung mengambil tasnya dan turun ke bawah.

"Lo mau makan apa dek?" tanya Razka pada adiknya.

"Gua minum susu aja deh bang lagi ga mood makan nasi." ucap Aisyah sambil menyangga kepalanya.

"Aelah lu kebiasaan ga mau makan nasi nanti lu sakit lagi dodol." ucap Raka sambil menoyor Aisyah.

"Njir pala gua belum sembuh udah dibtoyor aja." ucap Aisyah sambil menatap Raka tajam.

"Gimana sih lu adek gua belum sembuh bangsul." ucap Razka sambil menggetok Raka dengan sendok.

"Hehehe ya maap gua kan lupa." ucap Raka dengan wajah tanpa dosanya yang bikin gua gemes pen gua mutilasi.

"Kak Prilly kemana kok gak ikut makan?" tanya Aisyah yang tak mslihat kehadiran Prilly disana.

"Dia gak mau keluar kamar dek mungkin masih sedih karna diputusin Ali." jawab Razka.

"emm yaudah gua berangkat duluan ya. Mau gibeng si Ali berani beraninya bikin kakak gua nangis semaleman. " ucap Aisyah yang langsung ngibrit keluar dari rumahnya dan mengambil mobil di garasi.

Skip sekolah

Aisyah berjalan melewati lorong sekolah. Dia sedang mencari cari keberadaan Ali pasalnya tasnya sudah ada di kelas namun orangnya yang tak ada.

"Nih anak kemana sih tasnya ada orangnya engga apa dibawa sama penunggu sekolah?" ucap Aisyah sambil bergidik ngeri.

Karna haus Aisyah pergi ke kantin untuk membeli minuman dan pemandangan yang ia lihat adalah Ali yang suap suapan dengan seorang wanita yang tak asing baginya.

"Bukannya itu cewe yang ngobrol sama Ali waktu itu ya?" tanya Aisyah pada dirinya sendiri.

Aisyah langsung mendatanti bangku Ali dan duduk di hadapannya sambil melayangkan tatapan maut yang bisa membuat siapa saja merinding dan kabur.

"Ngapain lo syah lihatin gua kayak gitu, nyeramin tau. " ucap Ali dengan polosnya.

"Jelasin kenapa lo mutusin kakak gua." ucap Aisyah datar dan dingin.

Dah mulai muncul nih gays aura horor si Aisyah. Dah bakal abis nih anak.

"Emmm itu anu syah." ucap Ali yang sepertinya tak bisa menjelaskan apapun.

"Ngomong yang jelas." ucap Aisyah datar.

Sedangkan wanita yang ada di samping Ali hanya menatap Aisyah sepertinya dia takut padanya.

"Gua tanya ya li sama lo?? Lo tuh sebenernya sayang ga sih sama kak Prilly tega ya lo mutusin dia hanya karna pertunangan yang di dasari sama bisnis doang. Lo ga tau apa hati kakak gua hancur dan dari kemaren dia gak berhenti nangis. Gua ga nyalahin cewe yang ada di samping lo ini. Karna gua yakin kalau lo sayang sama kakak gua seharusnya lo perjuangin dia bukan malah pasrah gini aja. Kecewa gua sama lo. Dan inget ya karna ini di dasari bisnis jangan salahin gua kalau lu bakal lihat sisi lain dari Aisyah." ucapnya kemudian pergi meninggalkan Ali.

Ali hanya mengacak rambutnya frustasi. Memang benar semua yany dikatakan Aisyah tadi seharusnya Ali tak menerima pertunangan itu. Dan sekarang dia harus berurusan dengan Aisyah. Yup Aisyah tak pernah main main dengan kata katanya.

"Dia tadi siapa kok ngancem kamu kayak gitu?" tanya Nathasya yang ada di samping Ali.

Yup gays si Ali baru tunangan sama Nathasya gitu. Dan bener itu semua karna urusan kerja papanya.

"Percuma gua tunangan sama lo kalau kayak gini. Perusahaan papa pasti bakalan hancur juga."Ucap Ali yang menatap Nathasya kesal.

"Maksut kamu gimana?" tanya Nathasya yang tak mengerti apa yang dikatakan oleh Ali.

"Lo lihat aja nanti. " ucap Ali kemudian kembali ke kelas.

Saat ini Aisyah sedang bersenda gurau dengan sahabat sahabatnya yang ada di kelas. Hahaha mereka sangat merindukan Aisyah.

"Ciee yang kangen sama gua, gua tau gua ngangenin." ucap Aisyah yang tingkat ke pdannya meningkat.

"Syah lo kok nambah pd aja sih salah makan ya lu di rs?" tanya Siska.

"Kagak ya di rs makanannya bubur mulu kok gak ada sblak gitu." ucap Aisyah dengan wajah watadosnya.

"Serah lu syah ." ucap mereka lalu tertawa.

Namun tawa itu terhenti saat melihat Ali yang masuk ke kelasnya. Aisyah menatapnya tajam dan sulit untuk diartikan.

"Syah maafin gua udah bikin kakak lo sakit hati." ucap Ali yanh sekarang sudah berada di depan Aiayah.

"Lo bisa nyatuin lagi gak cangkang terlur yang udah di injek injek dan hancur berantakan?? Kalau lu bisa balikin lagi kakak gua jadi kayak dulu." ucap Aisyah kemudian fokus pada bukunya.

Ali hanya mengedus kasar dia tau ini adalah kesalahan yang akan sulit dimaafkan oleh Aisyah. Karna dia pernah bilang lebih baik bikin dia nangis daripada kakak dan abangnya. Karna sekali aja orang itu bikin kakak dan abangnya nangis dia bakal berurusan sama Azzahra bukan Aisyah.

Keknya Aisyah punya kepribadian ganda tapi dia bukak pysikopat loh ya enak aja lu.

Tak lama pelajaranpun dimulai Aisyah fokus dengan apa yang sedang diterangkan di depan. Sedangka dari tadi Ari hanya sibuk mengagumi setiap keindahan di wajah Aisyah.

"Ri udah jangan lihatin gua mulu." ucap Aisyah yang risih dengan sikap Ari.

"Hehehe soalnya lu cantik sih syah makanya mata gua ga mau berhenti lihatin lu." bisa aja si Ari gombali Aisyah kalau baper tanggunh jawab ri.

Jangan baperin anak orang gays kasian tau udah nyangka lu suka sama dia eh ternyata cuma di PHP in doang kan sakit.

Bel istirahat berbunyi Aisyah masih enggan meninggalkan kelas.

"Lo kenapa sih syah murung aja dari tadi." ucap Rasyifa yang kini ada di kelas Aisyah. Tadinya dia ingin mengajak Aisyah ke kantin. Namun ketika melihat ekspresi sahabatnya itu dia tau kalau Aisyah sedang ada masalah.

"Gua lagi mikirin kak Prilly cip, dia ga mau keluar kamar nangis mulu ga tega gua lihatnya." ucap Aisyah.

"Loh dia kok bisa gitu?"

"Diputusin sama Ali." ucap Aisyah yang membuat mereka kaget.





Hy gays maaf ya baru bisa next lagi. Jangan lupa vote and komen ya

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang