Bagian 35

1.1K 93 22
                                        


Aku tak pernah membenci hanya saja sifatmu yang membuatku berubah jangan salahkan aku jika nanti kau hancur

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan ku harap kau mengerti arti dari sebuah perjuangan

Jika cintaku menghilang berarti itu karnamu jangan menyalahkan yang lain mengertilah

Aisyah masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur. Dia berfikir apa yang akan dia lakukan esok hari.

"Hah lo yang buat gua kayak gini ri gua harap lo ga bakal nyesel." ucap Aisyah lalu memejamkan matanya

Razka baru saja pulang dari kampusnya. Dia langsung pergi ke kamar Aisyah untuk mengecek keadaan adik kesayangannya.

"Dek lo kenapa kok tangan lo banyak hansaplasnya?" tanya Razka yang duduk di tepi ranjang Aisyah

"Hemm tau ah bang gua males bahasnya." ucap Aisyah sambil menekuk wajahnya.

"Siapa yang buat lo kayak gini dek bilang sama abang!!!" ucap Razka yang kesal setelah melihat bekas tamparan di pipi Aisyah.

"Tuh si Ari sama si Yori sakit tau bang padahal ade ga ngelakuin apa apa. " ucap Aisyah memasang wajah sedih.

"Awas aja gua bakal bikin perhitungan sama tu orang." ucap Razka yang geram.

"Engga papa bang biar ini jadi urusan ade." ucap Aisyah sambil menatap bang Razka.

"Kalau kamu butuh bantuan bilang ke abang ya." ucap Razka sebelum meninggalkan kamar Aisyah.




Matahari mulai muncul menggantikan gelapnya malam kemarin.  Aisyah sudah siap untuk berangkat sekolah.

"Dududu loh kok belum ada yang bangun." ucap Aisyah melihat ruang makan yang kosong

"Yaudah deh gua sarapan di kantin aja, kangen makan seblak. "

Aisyah berangkat ke sekolah dengan hati yang gembira. Enta mengapa hari ini moodnya sangat bagus.

Skip kantin sekolah

"Bu.... Saya pesen seblaknya 1 sama es teh nya 1 ya." triak Aisyah pada ibu kantin. 

"Siap neng aisyah. Tumben jam segini udah di sekolah. " tanya bu kantin.

"Hehehe biasalah bu Ais kepagian bangunnya." ucap Aisyah sambil menggaraku kepala.


Tak lama pesanannya datang setelah selesai makan Aisyah kembali di kelas. Dan di kelas sekarang hanya ada dirinya dan Ari saja.

"Gua belum selesai bales dendam ke lo. " ucap Ari yanh mendekati Aisyah.

"Gua salah apa ke lo?" ucap Aisyah dingin dan matanya masih terarah pada novel yang ia baca.

"Gara gara lo yori di skors. Gara gara lo gua di benci sama teman satu kelas. Lo hasut mereka pakek apa sih." Tanya Ari yang mulai geram.

Aisyah menutup Novelnya lalu dia berjalan mendekati ari. Sedangkan Ari melangkah kebelakang hingga tubuhnya membentur dinding.

"Itu bukan hasutan gua itu karna sikap lo yang ga bisa hargain orang lain." ucap Aisyah dingin dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ari langsung mendorong Aisyah hingga dia hampir terjatuh untung saja Niken dan Reno segera menangkapnya.

"Heh ri jangan berani sama cewe doang. " Ucap Reno yang kesal

"Cewe banyak drama gitu lo belain ckk murahan. " ucap Ari dengan senyum sinisnya.

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang