Bagian 60

876 67 12
                                    


Jika kamu tau caranya menghargai apa yang telah kamu miliki kau tak akan pernah kehilanggannya meski dengan alasan apapun. Dan jika halnya kau menyia nyiakan apa yang kau dapat dari perjuanganmu maka kau akan kehilangan segalanya yang telah kau miliki. Matahari yang cerah saja bisa tiba tiba menjadi mendung dan turun hujan yang deras.




"Argh kenapa sih gua ga bisa berbuat apa apa supaya orang orang yang gua sayang ngrasa bahagia." ucap Aisyah sambil mengacak rambutnya.

Hari telah menjelang malam Aisyah sedang berada di sebuah taman sendirian. Suasana di sana juga sangat hening hanya ada beberapa pengunjung.

"Hiks hiks hiks Tuhan maaf jika aku terlalu banyak mengeluh. Namun pada siapa aku akan mencurahkan keluh kesah selain padamu." ucap Aisyah sambil memandang langit langit malam.

Aisyah menekuk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya di sana. Dia enggan untuk beranjak pergi dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan fikirannya yang kacau.

Sedangkan Razka dan Raka sedang khawatir di rumah karna Aisyah taj juga pulang padahal dia tadi pamit untuk keluar sebentar.

"Ka gimana nih Aisyah belum balik ini udah jam 9 malem gua takut terjadi apa apa sama dia." ucap Razka.

"Gua juga ga tau bang, huh kita coba nyari dia di sekitar sini ya." ucap Raka.

Lalu mereka mulai mencari Aisyah.

"Hiks hiks hiks gua itu lemah tapi kenapa gua harus pura pura kuat??? Gua cuma ga mau lihatin sisi rapuh gua ke orang lain." ucap Aisyah yang masih setia menenggelamkan kepalanya.

Tiba tiba ada yang menepuk pundak Aisyah jika kalian berfikir itu Razka atau Raka kalian salah apalagi jika berfikir itu Ari.

"Dek lo ngapain di sini sendirian." ucap Devan yang ada di belakang Aisyah.

Aisyah langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang ada di belakangnya.

"Kak Devan kak David kalian ngapain di sini?" tanya Aisyah sambil mengusap air matanya kasar.

"Harusnya kita yang nanya ngapain lo di sini sendiri malem malem dek. Lo kan cewek. " ucap David sambil manatap mata Aisyah.

"Emm gak papa kok kak." ucap Aisyah sambil memberi senyum palsunya.

"Yaudah lo nginep aja di rumah kita kan ga jauh dari sini." ajak Devan sedangkan Aisyah hanya mengaggukkan kepala.

Aisyah masuk kedalam mobil Devan dan duduk di belakang bersama David.

"emm kak gua kok gak pernah lihat lo di sekolah lagi sih?" tanya Aisyah sambil melihat ke arah David dan Devan secara bergantian.

"Hehehe kita ambil libur 1 minggu dek kira kira lusa baru sekolah lagi." ucap David.

Dan hening kembali Aisyah sedang sibuk dengan ponselnya dia lupa tak mengabari abangnya pasti mereka khawatir.

               Via telfon

"Hallo dek lu dimana sih kok gak pulang pulang ini kan udah malem." ucap Razka yang khawatir.

"Gua lagi nginep di rumah teman hehehe maaf lupa gak ngabarin. Btw besok gua gak sekolah dulu ya bang." ucap Aisyah dalam telfonnya.

"Yaudah lo hati hati ya di sana biar gua yang sampein ke guru lo besok." ucap Razka.

"Makasih bang good night." ucap Aisyah kemudian mematikan sambungan telfon.

Setelah itu Aisyah menaruh hpnya ke dalam saku.

"Siapa tadi yang telfon?" tanya Devan yang masih menyetir.

"Abang gua kak, gua lupa gak ngabarin dia hehehe." ucap Aisyah sambil nyengir.

Hadeh kebiasaan tuh anak lupa mulu kerjaannya untung tadi ketemynya sama devan and david coba aja kalau sama om om bisa ilang tuh anak.

Mereka semua sudah sampai di rumah Devan. Aisyah masuk ke rumah mengikuti kedua saudara kembar itu.

"mama sama papa kalian kemana?" tanya Aisyah.

"Mungkin lagi tidur mereka baru balik dari Singapur." ucap David.

Aisyah hanya tersenyum kecut pasalnya sudah beberapa bulan ini mama dan papanya tak pulang hanya sekedar untuk menjenguknya dan kakak kakaknya.

Tak sengaja Aisyah menitihkan air matanya.

"Dek lo kenapa kok nangis?" tanya David yang terkejut.

"Gak apapa kok kak David cuma kelilipan doang." Dusta Aisyah.

"Yaudah kita anterin lo ke kamar." ucap Devan.

Saat ini Aisyah sudah berada di kamar tamu. Dia sedang merebahkan tubuhnya yang lelah. Kelapanya terasa sangat sakit. Tiba tiba keluar darah dari hidungnya.

"Hah darah lagi." ucap Aisyah dengan santai kemudian pergi ke kamar mandi.

Dia melihat pantulan wajahnya di cermin yang sekarang menjadi pucat. Rasa sakit di kepalanya terasa sangat menyiksa.

"Sampe kapa gua harus pakek topeng kayak gini?" monolog Aisyah sambil melihat dirinya dengan tatapan prihatin.

Aisyah kembali ke kamarnya dan tertidur.



Pagi telah tiba Aisyah sudah bangun sedari tadi dan sekarang dia sedang bergelut di dapur untuk membuat sarapan.

"Loh kamu siapa kok ada di rumah saya." ucap wanita paruh baya yang terkejut dengan kehadiran Aisyah di dapur.

"Emm saya adik kelasnya kak Devan tante. Maaf kalau bikin tante kaget. Dan maaf ga izin sama tante saya kemarin malam menginap di sini." ucap Aisyah sambil menundukkan kepala karna merasa tak enak pada wanita yang notabenenya adalah mama dari Devan dan David.

"Udah kamu gak usah nunduk gitu. Ga papa kok saya cuma kaget kok ada gadis cantik di dapur." ucap mama Devan.

"Eh tante bisa aja." ucap Aisyah yang malu.

"Jadi kamu yang nyiapin semua makanan ini?"

Aisyah hanya menganggukkan kepala. Sedangkan wanita itu tersenyum.

Tak lama mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Hanya ada suara denting sendok di sana.

"Kamu anaknya siapa sayang?" tanya mama Devan.

"Emm saya cucunya almarhum tuan Wijaya tante." ucap Aisyah yang membuat papa Devan tersedak.

"Berarti kamu itu pewaris tunggal yang sering di ceritain di kantor cabang bogor?" tanya papa Devan yang antusis. 

"Emm iya om." jawab Aisyah.

"Duh semoga kamu betah ya di sini. Om seneng kamu mau berkunjung di sini."

"Hehehe iya om." 

Acara sarapan sudah selesai papa Devan berangkat kerja. Sedangkan Devan dan David sedang bermain ps. Mama Devan dan Aisyah sedang membuat kue di dapur.

"Wah ternyata kamu pinter masak ya." ucap mama Devan.

"Emm sedikit kok tan masih jagoan tante." ucap Aisyah sambil tersenyum.

"Gimana kabar mama sama papa kamu?"

"Baik kok tan mereka belum pulang." ucap Aisyah menundukkan kepala.

Mama Devan yang menyadari perubahan raut wajah Aisyah langsung mengelua pucuk rambutnya.

"Udah ya sayang kamu gak usah sedih anggep aja tante ini mama kamu. Dan jangan panggil tante lagi panggil mama. "

"Iya tan eh ma." ucap Aisyah.


Duh cieee yang deket sama calon mertua.  Lu mau nikah sama Ari apa Devan syah?? Sisain buat gua satu kek jan lu embat semua.

Hy gays maaf ya baru bisa next ceritanya jangan lupa vote and komrn ya

2 Hati 4 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang