Bagian Lima belas

187 18 10
                                    

"Amak, sejak kapan bayi Amak mulai panas?"

Saat ini Ifa tengah menangani bayi gembul yang memiliki suhu tubuh yang tinggi. Mengambil tindakan dengan memandikan sang bayi.

Ia ingat dalam buku Ibnu Sina dikatakan bahwa Rasulullah pernah mengalami demam, lalu beliau meminta wadah yang berisi air kepada Aisyah dan mengguyurkannya pada tubuhnya. Setelah itu Rasulullah bersabda bahwa demam berasal dari api neraka, maka padamkanlah dengan air.

"Sudah hampir satu minggu, Dokter." Amak bayi tampak berpikir dulu sebelum menjawab.

Ifa mengangguk lalu memakaikan handuk pada bayi di pangkuan dan medapati bahwa suhu tubuhnya mulai menurun.

Dokter kecil itu meraih minyak zaitun yang telah dicampur dengan beberapa sari bunga. Mengoleskannya ke seluruh tubuh pasien bayi sebelum melakukan pemijatan spa bayi.

Aroma bunga melati dan mawar menyeruak memenuhi ruangan tempatnya membuka praktek pengobatan. Aroma bunga membuat orang-orang diruangan merasa rileks. Hal itu juga yang terjadi pada penerapi.

Ifa kembali menghitung hari, dan menemukan ia sudah berada didusun Datuk Syarif selama hampir 3 bulan.

Semakin hari pasien yang datang kerumah Datuk Syarif untuk berobat kepada Ifa semakin banyak. Datuk Syarif bilang bahwa akhir-akhir ini banyak pasien yang datang dari luar dusun.

Contohnya Amak bayi ini, ia datang jauh-jauh dari Dusun lain saat mendengar tentang dokter yang bisa menyembuhkan wabah di kediaman Datuk Syarif.

Ifa salut pada perjuangan ibu ini dan mendapati hati terasa sakit, ia ingat ibunya.

Ibu, apakabar?

Ifa tak bisa menangis, saat ini dirinya sedang menangani pasien. Jika dia menangis mereka akan menanyakan alasannya, dan Ifa tak suka kelanjutan situasinya. Tak ingin dikasihani.

Tiba-tiba, bayi yang sedang dipijat menangis, membuat semua orang yang ada di ruangan menatap takjub pada Ifa.

Amak bayi bilang, bayinya sudah lama tidak mengeluarkan suara. Amak hanya bisa mendapati suhu tubuh putri tercinta tinggi dengan wajah yang kian hari kian memucat.

Ifa tahu gejala yang ditunjukan pasien bayi adalah reaksi alergi.

Alergi adalah kondisi di mana tubuh belum siap menerima objek yang menjadi alasannya bereaksi berlebihan. Dan kondisi pasien bayi Ifa merupakan reaksi terkejut dan syok. Ifa lalu menanyakan makannan apa yang terakhir amak bayi berikan pada putrinya sebelum putrinya menunjukan gejala tak bersuara. Amak bayi cakap ia hanya memberinya pisang dan itu adalah kali pertama amak memberi putrinya pisang.

'Bingo,' Ifa menemukan titik masalahnya lalu menjelaskan pada amak bayi bahwa putrinya kemungkinan alergi beberapa kandungan yang ada pada pisang. Dan prediksi Ifa putri amak alergi kalsium yang ada pada pisang. Hal ini biasa terjadi pada bayi yang memiliki riwayat orang tua atau leluhurnya yang juga memiliki alergi yang sama. Ifa lalu menyarankan agar amak bayi lebih banyak memberinya air gula merah sebagai penetral alergi kalsium dan memberikan perkenalan singkat pada tubuh bayi agar tau kalsium itu tidak berbahaya.

Amak bayi menangis dihadapan Ifa
"Putrikuuuu... Amak disini naaakkk.." amak bayi sepertinya ingin memeluk putrinya. Ifa lalu meminta amak yang memakaikan pakaian putrinya.
"Amak, nanti amak jangan dulu pulang. Dan berikan ini pada uni yang ada didepan." Ifa menyodorkan kertas berisi catatan herbal apa saja yang harus diberikan pada putri amak. Dan herbal yang didapat setiap pasien yang datang untuk berobat pada Ifa tidak Ifa pungut biaya sepeserpun. Ifa menyadari perekonomian di dusun pelosok ini cukup memprihatinkan. Ifa juga sudah mendiskusikan hal ini dengan datuk Syarif, dan datuk menyetujui hal itu. Datuk bilang tanaman herbal yang Ifa perlukan ada banyak didusunnya dan sangat mudah untuk mendapatkannya. Datuk Syarif pun berinisiatif membuat kelompok orang yang bertugas mengumpulkan tanaman herbal yang Ifa perlukan.

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang