Bagian 58

81 8 0
                                    

#TheTrueTraveler
#Bagian58

Slow Respon yaa teman-teman :) maaf yang pesan dan komentarnya belum saya tanggepin :*

Selamat membaca

“Cepat! Cepat! Cepat!” intruksi Kak Bagus pada pergerakan Akak Laila dan Zakir.

“Kita tunggu tim Kolonel Syahid dulu,” usul Kak Harris.

“Ya, tentu.” Rian membongkar perlengkapannya dan mengisi peluru pada senjata api yang berhasil ia rampas dari lawan yang tak sadarkan diri oleh ulahnya.

“Bukankah kalian bersama tentara muda Dirga?” tanya Eteh Sarah mengantarkan hening di antara Rian dan Kak Bagus.

“Apa yang terjadi?!” gertak Kak Harris.

Tidak ada yang menjawab. Baik Rian mau pun Kak Bagus tetap memilih bungkam. Menyisakan desir angin menuju pagi yang bergelut memberi riak cemas di hati.

“Itu mereka.” Eteh Sarah menunjuk pada siluet beberapa orang yang melangkah terburu-buru.

“Kita harus segera pergi dan meminta tolong pada Mr. Rais.” Kolonel Syahid menarik Kak Dila yang masih bergerak memberontak ingin kembali.

“LEPASKAN AKU!! ADIKKU DALAM BAHAYA!!” raungnya berulang dan membawa ketegangan.

“Apa yang sebenarnya terjadi?!” tanya Eteh Sarah cemas.

“SUDAH TIDAK ADA WAKTU LAGI!! MASUK KE MOBIL DAN KITA PERGI MENCARI PERTOLONGAN!!” teriak Kolonel Syahid yang juga di ambang frustasi.

Namun belum sempat mereka masuk mobil, tiga mobil hitam datang menghadang.

“Daddy?!” teriak Akak Laila dan Zakir saat melihat penampakan pria paruh baya yang keluar dari mobil tengah.

“Are you okey? (apa kalian baik-baik saja?)” Mr. Rais merangkul ke dua anaknya.

“Daddy, saye takut,” adu Zakir.

“It’s okey, I’m here. (tidak apa-apa, aku di sini)” Mr. Rais mengusap kepala Zakir.

“Mr. Rais, syukurlah anda datang ke sini. Kami memerlukan bantuan anda. Teman kami yang juga menyelamatkan anak anda sedang dalam bahaya,” terang Kolonel Syahid.

Namun diam. Mr. Rais tak menanggapi ucapan penolong anaknya.

“Mister, anda akan menolong adik saya kan?” Kak Dila berjalan menghampiri keberadaan Mr. Rais dengan wajah putus asa.

“Daddy, you must help Ifa and Zein. (ayah, kamu harus menolong  Ifa and Zein)” Akak Laila menatap serius ke dua mata tua ayahnya. “They safe us, (mereka yang menyelamatkan kami)” raung Akak Laila yang tak sedikit pun mengubah ekspresi datar Mr. Rais.

“Mr. Jordan is danger. (Tuan Jordan itu berbahaya)” hanya itu yang terucap oleh mulut ayah dari ke dua tawanan.

“Daddy, karena itu you must safe Ifa!” teriak Zakir dengan mengguncang tubuh sang ayah.

Malam terasa memekak. Sekelompok orang yang hampir kehilangan harapan mematung tak berdaya.

Akak Laila dan Zakir dibawa paksa kelompok ayahnya meninggalkan Rian yang berteriak menyumpahi, Kak Bagus yang mencoba menghubungi koleganya, Kolonel Syahid yang terduduk lemas, Kak Harris yang mengeram marah, Uni Ella yang berdiri mematung dan Eteh Sarah yang memeluk lemas tubuh bergetar Kak Dila akibat terisak hebat.

“Kita pergi selamatkan Ifa.” Kak Harris berjalan mengarah pada bangunan tempat Ifa berada.

“Kolonel Ella, anda cari penginapan atau tempat beristirahat bersama perawat Sarah dan Nona Dila,” perintah Kolonel Syahid yang langsung disanggupi oleh lawan bicara.

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang