Comeback

92 6 1
                                    

#TheTrueTraveller
#NongolAgain

Kuy!
Ada yang nungguin cerita ini kagak?

Oks, kalo gada, kungilang lagi aja, ahh!

Brakkk!
Dirga datang lagi. Namun, kali ini ada yang aneh. Si pea pake setelan jas putih, oyy!! Kemeja putih juga, terus kaus kaki putih, sepatu putih yang tinggal sebelah: satunya lagi terlempar saat ia mendobrak pintu rumahku.

"DIRGA EDAN! BERANINYA KAU MERUSAK PINTU RUMAHKU!!"

Ehh, yang diteriaki malah cengar-cengir.

"Ngapain pulak kau pakai baju macam ... pengantin?" Aku melongo.

"Thor, aku sudah siap?"

Ngikngek! Apaan dia inih!

"Somplak!!" Aku melirik barang di hadapan, berharap ada sesuatu yang bisa kulempar. Nyatanya, hanya ada laptop Arijal dan Azmi yang ikut nyengir.

Otomatis dua sudut bibir terangkat. Apa makhluk rakus ini aja yang kulempar?

"Teh, dia siapa?" tunjuk Azmi pada laki-laki berkulit lebih coklat dan bola mata yang pink, eee ... kuning deng! Gak juga, merah kuning hijau di langit yang bungaok.

Oyy! Matanya hitam, tauk!

"Orang gila!" balasku sengit.

Ehh, Azmi malah menoyor pala antikku.

"Woy! Gak sopan!" Aku membentak dan menjitak palanya.

"Btw, kapan Ifa update lagi?" Azmi bertanya dengan mengusap pucuk kepala. "Yasmi bilang katanya, bentar lagi tamat."

Aku diam.

Diam.

Diam.

Diaaaammmmm.

"Oy! Jomblo bulukan! Ditanyain, tuh-aw!" Dirga meringis dan aku tersenyum apik. Lemparan buku tebal bin kandelku tepat mengenai sasaran.

"Gelo! Balik ke Kalimantan sana!"

"Gak-mau," elaknya.

"Teh, Dirga kalau di kehidupan nyata itu ... siapa?" sela Azmi tetiba.

"Gue nyata, bego!" Tak terima, Dirga ikut menjitak pucuk kepala gadis berkulit kuning langsat yang terlihat lebih coklat tersebab padatnya kegiatan eskul di luar ruangan.

"Emang gila ini orang!" Azmi meringis. "Minggat sana!"

"Apa lo?" tantang Dirga saat melihat Azmi berusaha menyakitinya. "Makanya, kalau tumbuh itu ke atas bukan ke Jawa Tengah."

Baru saja Azmi ingin membantah, tetapi insting malasku keburu aktif. Dengan begitu, Nyonya Ratu Wakanda Forever dengan segera menghentikan pertempuran unfaedah.

"Bisa diem ga? Kalau enggak ...." Aku mengedarkan pandangan. Pertama, jatuh pada tentara somplak lalu berkata, "Kau akan kubuang dari cerita Ifa." Beralih pada Azmi lalu berkata, "Dan kau tidak akan kukasih makan selama 7 menit 7 detik tujuh-tujuh-tujuh."

Beres. Mereka bungkam. Dirga masih ingin bertemu dengan Ifa dan Azmi masih butuh asupan makanan.

Beralih menatap layar, aku memberi informasi, "Pemirsa yang Budiman dan Padiman di mana pun Anda berada, saya selaku panitia pernikahan Rahmalia Lathifa mengundang Anda untuk hadir di acara resepsi yang akan diselenggarakan di episode The True Traveller berikutnya. Jika ingin ikut hadir dan berimajinasi bersama, silahkan cantumkan nama, baju yang akan dipakai ke resepsi, kado yang akan dibawa, dan yang paling utama TULISKAN ALASAN KAMU TETAP MEMBACA KISAH IFA HINGGA ENDING. Jawabanmu akan disertakan dalam dialogmu di kisah Ifa."

Menggelikan sekali rasanya. Apa-apaan coba? Tapi mari kita bersenang-senang ria.

"Sebagai contoh,
Nama : c'bungcu yhang c'lalu dic'kiti.
Baju pesta : merah, kuning, hijau dengan pita hitam besar di jidat.
Kado : tank merek papalemon
Alasan tetep setia baca cerita Ifa : Aku suka puisi-puisi Ifa yang puitis, tapi syarat makna."

Lagi, dengan tetiba Azmi menyela, "Kenapa musti Dirga yang datang?"

"Karena pemain The True Traveller yang paling ganteng itu ... gue," sahut Dirga bangga.

"Ganteng?" Si gadis rakus membeo. "Gantengan juga Sam."

Senyumku terbentuk. "Sam-Samsuddin!" Wahahaha - ketawa jahat.

"Samudera, ih!" rajuk Azmi.

"Samsuddin!"

"Samudera!"

"Samsuddin!"

"Berisik!" teriak tentara oncom. "Kalian berdua ...." Dia menunjuk diriku dan Saebah, ehh maksudnya Azmi -mwehehe.

"Tobat sana!"

Apaan dia inih! Kutumbalkan ke laut pantai Timur ke Barat Selatan ke Utara tak juga aku dapatkan. Oh, Tuhan, inikah cobaan .... Ibu-ibu bapak-bapak siapa yang punya panci tolong aku. Aku yang sedang ....

Aish! Malah nyanyi.

"Udah ahh, nanti kepanjangan. Papay!"

To be continued ....

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang