Bagian 56

92 7 0
                                    


Malam di Negeri Jiran. Pusat kota di Kuala Lumpur masih ramai meski waktu sudah menunjukan pukul dua pagi.

Dan jauh dari keramaian, di sebuah bangunan tua di tengah padang gersang, langit yang masih kelabu mengantarkan sekelompok manusia pada misinya menyelamatkan dua sosok berharga bagi seorang Ifa.

"Open the door (buka pintu)," titah Zein pada dua orang penjaga bersenjata.

Telah diputuskan, Zein yang pada akhirnya diketahui berprofesi sebagai pembuka jalur bagi perdagangan narkoba dan memiliki hubungan dengan Mr. Jordan dikirim sebagai mata-mata.

Setelah ke dua penjaga silih berbisik menukar informasi, pintu pun di buka. Selanjutnya Zein menyusuri lorong bangunan dengan diikuti dua orang penjaga lain yang juga bersenjata.

Di sudut tempat lain sesosok gadis manis berseragam merah maroon memantau monitor komputer yang memperlihatkan pergerakan Zein dalam bangunan asing.

"Nona Lathifa, jika boleh aku tahu, dari mana kamu belajar menelusup cctv orang?" Tanya Kolonel Syahid.

"Pamanku," jawab Ifa cepat.

Kolonel Syahid mengangguk. Ia lalu kembali melanjutkan tugasnya mengarahkan Zein lewat audio transparan rancangan Rian yang dipasang di telinga Zein.

"Dia sudah sampai." Rian memberi informasi kepada dua pemuda lain yang berdiri sigap di dekatnya.

"Kita lakukan sekarang." Dirga berjalan ke arah sofa merah yang sudah tak berdebu. Ia lalu meraih tas yang sudah terisi perlengkapannya menjalankan misi.

"Tunggu dulu," tahan Ifa. Ia lalu mengarahkan pandangan pada Kak Dila yang fokusnya berada ponsel biru terang digenggaman, "Apa sudah siap?"

"Tentu," jawab Kak Dila dengan tersenyum sombong.

"Perhatikan layar yang menunjukan kondisi halaman banguna penculik bodoh itu." Kak Dila bangkit dari duduknya di kursi tunggal. Ia lalu berjalan mendekati monitor yang dipantau Ifa.

"Perhatikan itu ...," Kak Dila menunjuk pada layar komputer tua milik Zein yang ternyata tersimpan apik di bangunan lama yang ditempatinya saat ini.

"1, 2, 3 ...," aba-aba Kak Dila.

Seketika puluhan gadis muda Malaysia berpakaian ala-ala orang Korea berbondong-bondong menyerbu halaman bangunan Mr. Jordan.

"OPPA JUNG KOOK??"

"OPPAAA??!!"

"ABANG KOOKIE??"

Teriak mereka yang tertipu berita hoax yang datang dari Sang Nyonya Dila. Kak Dila sendiri hanya tertawa menyaksikan kebodohan para penikmat berita hoax-nya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan?" Tanya Kak Bagus tak paham.

Kak Dila menghentikan tawanya, "Aku hanya memposting berita yang mengabarkan keberadaan Oppa Jung Kook di Malaysia dan dengan mencantumkan foto si Maho di depan bangunan itu dengan gaya yang kubuat mirip seperti penampilan Oppa Jung Kook ketika berpergian."

"Jadi karena itu kau menyuruhku memakai masker, kaus aneh, syal, topi dan menyuruhku berpose alay?!" Protes Dirga yang disambut tawa Kak Dila.

"Dokter Harris dan perawat Sarah sudah ada di pos mereka," potong Kolonel Syahid berusaha menghindari perdebatan tidak perlu yang mungkin saja terjadi.

Rian berjalan mendekati monitor yang dipantau Kolonel Syahid dan menemukan keberadaan Kak Harris dan Eteh Sarah yang sudah siap sedia dengan mobil mereka untuk menjemput Akak Laila dan Zakir nanti.

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang