Ada yang mau ke Singapura? 😁
Yuk, bareng Ifa 😁😅Selamat Membaca 😊
Pagi di Singapura, negara Merlin yang menjadi salah satu destinasi terbaik bagi para pecinta belanja. Sebab di sini selain kualitas produknya yang menembus pasar internasional, diskon besar-besaran pun sering diadakan, terutama di bulan Juni dan Juli.
Dan diantara keramaian kota, hanya satu dua yang memiliki busana serba tertutup. Dan hari ini Ifa menambahkan diri pada daftar tersebut.
Setelan serba biru dongker berbahan katun dengan jilbab hitam berbahan dasar kaus ringan, menjadi alternatif ternyaman untuk membelah arah di negara tropis yang memiliki suhu 27 hingga 31 derajat celcius ini.
Setelah sampai di Dermaga pemberhentian, Ifa memilih berpisah dengan Ibu Siti Aminah dan Pak Aang, serta Rian yang memutuskan untuk ikut Pak Aang yang ternyata merupakan seorang tenaga mengajar di Pesantren tempatnya tinggal.
Sebenarnya, Ifa juga ingin ikut tinggal di kediaman saudara Ibu Siti Aminah, tapi di sana sudah ada Rian. Selain faktor status Rian yang bukan muhrim, Ifa juga tak ingin menambah repot keluarga Ibu Siti Aminah.
Walaupun Ibu Siti Aminah sudah mengatakan tidak apa-apa, tapi Ifa tidak tau bagaimana pemilik tempat yang akan menampungnya nanti.
Bukankah lebih nyaman bila kita memang memiliki hak atas tempat yang kita tinggali?
Tidak ada yang tau isi sebenarnya dari hati manusia selain Allah Yang Maha Tau. Dan pengalaman Ifa, adanya orang asing di tempatnya beristirahat dari lelahnya kesibukan merupakan gangguan tersendiri. Membuat kita tidak nyaman dan tidak bebas walau di wilayah sendiri.
Apa ada yang merasakannya juga?
Dan pada Akhirnya Ifa memutuskan menginap di hotel Chinatown, hotel ramah dompet bagi para backpacker yang ingin berhemat biaya.
Sebenarnya masalah uang bagi Ifa, tidak masalah. Om Dani sudah lebih dari sering mengirimi Ifa lembaran kertas yang bisa menebus hotel mewah sekalipun. Tapi Ifa berjelajah bukan untuk menikmati kamar hotel megah yang hanya sementara.
Ia datang untuk ikut melebur dalam lautan syukur bersama bukti sifat wujud-Nya, ia melangkah untuk menatap ulang jalinan arah yang telah memberi banyak pemahaman dan ia berjalan hanyalah untuk menghirup aroma dunia sebagai tanda bahwa bumi adalah milik-Nya.
Langkah pertamanya di pagi ini bermaksud ingin menemui patung Merlin di pusat kota, salah satu ikon terkenal negara Singapura.
Kak Harris entah mengapa sebelum keberangkatan Ifa, dia memaksa Ifa menerima kamera poket pemberiannya. Katanya, dengan kamera Ifa bisa memperlihatkan apapun yang ia lihat pada ayahnya nanti.
Ting,
Notifikasi ponsel mengambil alih perhatian Ifa.From Kak Harris
085861635xxxFa, hati-hati
--
Ifa tersenyum, lalu memasukan kembali ponsel pintarnya pada saku rok.Ifa berjalan, memasuki kereta MRT yang merupakan alat transportasi utama Singapura.
Tujuannya kali ini adalah Raffles Place. Menurut peta informasi yang ia dapat, dari sana Ifa bisa menikmati ragam keindahan negara Merlin sekaligus menyaksikan sendiri patung merlin bercat putih yang agung dan gagah.
Ifa duduk di salah satu kursi kosong yang disediakan kereta terpadu. Lalu ia mulai mengeluarkan kamera poket berwarna coklat muda.
Setelah semalaman ia mempelajari cara kerja kamera, kini Ifa sudah bisa leluasa mengambil gambar sesuka hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Traveller (Revisi)
ПриключенияCover By Canva Template Cover by mystudio11 Elemen by Gia Leuterio from sketchify japan & alvindovicto from painting tools Font : Kollektif & Lotus Eater Sans SUDAH TAMAT _____________________________ Apa yang lebih sakit dari ini? Air mata yang te...