Bagian 57

102 7 0
                                    

#TheTrueTraveler

#Bagian57

Selamat membaca

Masih di jam dua dini hari. Saat itu fokus Ifa berada pada layar yang memperlihatkan pergerakan team Dirga dan upaya Zein menjadi mata-mata misinya.

Kak Dila menyender nyaman pada penyanggah sofa merah dengan tangan yang sibuk beraksi dalam gawai. Tak disangka Ratu K-pop itu begitu mahir dalam mengecoh orang.

"Nona Lathifa, sepertinya akan ada masalah." Kolonel Syahid memasang wajah cemas saat menyaksikan enam pria bersenjata menerobos kediaman mereka.

Ifa menarik napas mencoba memberi ketenangan pada diri sendiri. "Kak Dila, ayo kita pergi," ajaknya dengan tangan yang bergerak sigap meraih ransel coklat hitam.

Uni Ella yang juga menyadari keberadaan musuh tidak berniat bergerak dari posnya yang berada di halaman bangunan. Ia memiliki titah mutlak dari Brigjen Dirga untuk memastikan timnya aman.

"Sial," gerutu Uni Ella saat menyadari jenis senapan apa yang dibawa musuh. Uni Ella lalu berlari ke dalam bangunan .

"Mereka memiliki senjata api berkualitas tinggi," ucap Uni Ella saat langkahnya berhasil disejajarkan dengan Kolonel Syahid.

Dorrr.....

Belum sempat Kolonel Syahid menjawab ucapan Uni Ella, sebuah peluru dengan kecepatan tak terduga mengenai tepat bahu kiri putra tunggal dari Mayjen Syarif.

"KAK SYAHID??!!" Teriak Kak Dila syok.

Ifa yang menyaksikan langsung bergerak menarik tubuh Kolonel Syahid ke sebuah ruangan tertutup yang diikuti oleh Kak Dila yang terisak. Dan dengan cekatan Ifa memberi pertolongan pertama pada luka tembak yang diterima Kolonel Syahid.

"Jangan harap kamu semua bisa lari, heuh!" Tiga pria melayu mengarahkan senjata api pada Uni Ella yang mencoba mengulur waktu untuk memberi Ifa penanganan kepada teman seperjuangannya di kemiliteran.

Ifa mengikat kuat bahu Kolonel Syahid dengan syal coklat miliknya. Ia lalu menyenderkan tubuh berkeringat Kolonel Syahid pada dinding ruangan. "Lima belas menit lagi Insyaa Allaah anda akan pulih kembali. Dan saat itu terjadi, anda harus bisa membawa Kakakku keluar dari bangunan ini dan pergi ke pos Kak Harris."

Tanpa menunggu jawaban Kolonel Syahid, Ifa memasang ranselnya kembali. Ditepisnya ketegangan karena menyaksikan air mata Kak Dila yang berderai.

"Kak, bertahanlah. Insyaa Allaah kita akan pulang bersama." Ifa tersenyum lembut mencoba meyakinkan kakak angkatnya untuk tetap berpikir positif.

Dalam hati Ifa bersumpah, ia tidak akan lagi membuat sosok terkasihnya berada dalam bahaya.

Ifa bangkit. Ia lalu bergegas mendekati keberadaan Uni Ella yang dibuat musuh kewalahan. Ia menyentuh ujung jilbab dan menemukan kumpulan jarum biusnya sudah siap pakai.

"Hey!" teriak Ifa memancing perhatian.

Settt..., wushhhhh.....

Ifa melompat kehadapan musuh lalu berputar dan mengirim tiga jarum bius yang tepat mengenai setiap leher lawannya kali ini.

Brukkk..., brukkk..., brukkk.....

Ketiganya tumbang seketika.

Uni Ella memanfaatkan situasi untuk melucuti senjata musuh dan mengambil alih.

Dua wanita berbeda usia itu lalu menghampiri Kolonel Syahid yang mulai membaik dan menuntun Kak Dila memasuki lorong jalan keluar.

Dorrr..., dorrr....

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang