Bagian 42

118 11 2
                                    

10 Jumadil Ula

Dear ibu ..
Mengapa?
Tolong katakan, kenapa?

Apa aku tak layak untuk hidup bersamamu walau sesaat?

Haruskah kaupun pergi meninggalkan?

Salahmu banyak padaku,
Maka kembalilah ..

Sadar. Ifa.
Apa yang kau bicarakan?

Lupakah engkau pada Dia yang Maha Tau?

Hapus.
Seka air mata.
Dan berhenti mempertanyakan.

Allah Maha Penyayang.

Kau paham?

Tidak.
Beri tau aku.
Mengapa ayahkupun turut meninggalkan?

Dia tidak meniggalkan.
Hanya pergi dan kau masih bisa menemui.

Rabbi ....
Aku hamba-Mu yang lemah
Penuh dosa dan keluh kesah
Berdoa memohon pada-Mu

Aku hamba-Mu yang sendiri,
Aku hamba-Mu yang terluka
Aku hamba-Mu
Aku hamba-Mu, ya Allah ...

Mohon ampuni dosa ia yang kembali meninggalkan
Dan kali ini kepergiannya tak bisa hamba jumpai di sudut bumi manapun

Dia ibuku, illahi ..
Sosok yang bertaruh nyawa saat melahirkan hamba
Mohon kasihi ia sebagaimana ia yang menyayangiku di waktu kecil

Balutan kasihnya, aku rindu
Tapi Engkau telah mengambilnya lebih dulu

Boleh aku meminta?

Beri hamba kekuatan, ya illahi
Agar semua cobaan bisa hamba lalui dengan berlapang dada

Tertanda
Rahmalia Lathifa
.
.
.

Ifa menyeka air mata, lalu kembali membuka lembaran baru catatan hitam. Entah mengapa hari ini ia sangat ingin menulis, mengabarkan pada sucinya kertas putih bahwa ia tengah berduka.
.
.
.

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang