Bagian 32

116 12 0
                                    

12 Sya'ban

Aku diperkenalkan Engkau pada bukti dari sifat wujud-Mu
Sebuah bumi yang dikatakan para ilmuan berbentuk bulat
Namun yang kulihat adalah hamparan alam yang memukau
Menjangkau hati walau hanya dengan pandangan

Allaah ...
Aku hamba-Mu yang lemah
Berkelana atas izin-Mu
Menjalajahi bumi-Mu dengan berbekal identitas sebagai hamba-Mu

Tak ada daya tak ada upaya
Kecuali Engkau mengizinkan

Rabbi ...
Aku hamba-Mu yang hina
Berdiri merendah dibawah keagungan langit-Mu
Bersimpuh dalam setiap syukur yang menyesap
Memenuhi relung hati yang menghangat

Ilahi ...
Di Pulau Sulawesi ini,
Aku memuja-Mu.

Tertanda
Lathifa
.
.

Ifa menutup buku catatan hitam lalu bangkit dan berjalan menyusuri jalan khas desa pelosok, tak beraturan, alami dan berseni.

Ini adalah hari pertamanya di Pulau Sulawesi, dan Ifa memutuskan untuk menjelajahi hutan terlebih dahulu, mencari tanaman herbal sebelum berurusan dengan para makhluk bernama manusia.

Langkah Ifa tiba-tiba terhenti, ia merasakan ada segerombol orang yang mengikutinya dan firasat Ifa mengatakan mereka membawa niat buruk.

"A'udzubika limaatillahittaammati min syarri maa kholaq ... aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan ..."
Niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga dia pergi dari tempat itu.
(HR. Muslim)

Ifa menyentuh jarum bius dan busurnya yang tersembunyi rapih, dan menemukan keduanya sudah siap pakai.

"Keluarlah ... tuntaskan tujuan kalian mengikutiku ..."
Ifa berkata lantang dan dingin, matanya awas memperhatikan sekitar yang sepi tak memberi tanda ada penghuni lain.

Dor ...
Ifa melompat, menghindar dan menjaga jarak.
'Peluru ya ..?'
Ifa merasa posisinya kurang menguntungkan. Instingnya mengatakan peluru yang baru saja melesat dikirim oleh seseorang yang ahli.

"Aku seorang diri dan tak bersenjata, sedangkan kau sepertinya ahli dengan senjatamu itu, serta membawa orang yang lebih dari sekedar cukup untuk melempuhkanku. Sekarang keluarlah! Apa kau juga masih belum berani?"
Ifa memancing lawannya untuk keluar. Sungguh, Ifa benar-benar perlu tau kekuatan yang dimiliki lawannya kali ini.

"Hahahaha ... seperti desas-desus yang kudengar, kau memang mengagumkan dan penuh kejutan. Dan kurasa ayahku tidak salah membuatku berhadapan langsung denganmu. Kau tau? Aku suka lawan yang seimbang .."
Seorang laki-laki muda berperawakan ideal keluar dari persembunyian di ikuti 5 orang pria dewasa bertubuh besar.

The True Traveller (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang