Suara langkah kaki seorang anak laki-laki yang terlihat baru berumur 9 tahun menuruni tangga rumahnya dengan tergesa-gesa karena terdengar suara tembakan dari lantai bawah. Suara itu cukup keras ditelinga bocah berumur 9 tahun itu.
"bunda? Papa?" panggil anak kecil itu.
Suara teriakan histeris seorang perempuan membuat anak kecil itu kaget dan berlari ke asal suara itu.Langkah demi langkah akhirnya anak kecil itu berhenti di suatu ruangan yang penuh dengan pecahan keramik yang menyebar di lantai rumahnya.
Tatapannya terhenti saat melihat seorang pria paruh baya yang tergeletak di lantai dengan banyak luka dan berlumuran darah disekitar kepalanya. Anak kecil itu berteriak dengan lantang sambil menangis.
"papa!!" teriak anak kecil itu.
Namun saat hendak berlari menghampiri papanya, anak kecil itu ditahan oleh sosok perempuan yang juga terlihat terluka. Anak kecil itu menangis tak berdaya dipelukan sang ibundanya.
Suara dari magazen terdengar disela-sela tangisan anak kecil itu. Sosok bertopeng dengan berpakaian serba hitam berbalut jas hitam dan tato bunga mawar di bawah rahangnya tengah berdiri disamping mayat pria tadi sambil mengisi amunisi. Mungkinkah anak kecil dan bundanya akan ikut mati tertembak oleh sosok serba hitam itu?
"sttt.. jangan nangis.. tundukkan kepalamu.." bisik ibundanya.
Anak kecil itu terus menangis dan terus memanggil papa dan bundanya. Ujung senapan panjang berwarna hitam itu sudah berada pas didepan kepala perempuan yang tertunduk ketakutan itu. Sampai akhirnya suara sirine mobil polisi terdengar di ruangan itu. Karena panik, sosok berpakaian hitam itu dengan cepat pergi meninggalkan dua anggota keluarga yang masih tersisa dan rumah megah itu.
Brakkk
Polisi datang tepat pada waktunya bersama sosok lelaki paruh baya yang memakai setelan jas lengkap dan memeluk anak kecil tadi.
"sttt.. jangan nangis dek.. abang disini.." bisik Marion sambil mengusap-usap pundak adik lelakinya. "bunda gapapa?"
"gapapa, kamu manggil polisi?" tanya bundanya sambil menangis.
"iya, Marion masang CCTV yang nyambung ke handphone Marion" jawab Marion tanpa sadar ikut meneteskan air matanya.
Malam sabtu. Lebih tepatnya pukul 22.18, seorang pengusaha di bidang teknologi, Mayes Aiken meninggal dunia akibat pembunuhan oleh sosok misterius yang sampai detik ini belum tertangkap. Semua jejak menghilang dan tak menyisakan apapun, membuat keluarga Aiken berduka.
Anak terakhir yang masih berumur 9 tahun itu terus menangis sampai pemakaman papanya. Padahal anak itu masih kecil namun sudah melihat pembunuhan yang cukup sadis. Oleh karena itu, tanpa sengaja kejadian yang menimpa keluarga Aiken membuat mental dan karakter anak kecil itu berubah. Yang biasanya banyak bicara kini pendiam, yang biasanya sering bermain kini diam dikamar sampai sifat yang seharusnya tak boleh berlebihan kini terlihat berlebihan dan menetap di sifat anak itu.
Sebelumnya, kejadian penembakan oleh sosok misterius itu sempat beredar dikoran sekitar 2 tahun yang lalu. Polisi sudah melakukan sebisanya namun belum ada titik terang dibalik klonoligis pembunuhan yang diyakini disengaja dan terencana.
"tidak ada hal aneh yang ingin diberitahu?" tanya polisi bernama Rio.
"tidak" jawab Marion.
"ada" jawab Adik Marion. "pembunuh itu punya tattoo di dekat leher"
"tattoo? Seperti apa tattoo itu dek?" tanya Rio lagi sambil membungkukkan badannya didepan adik Marion.
"bunga mawar berwarna merah" jawab adik Marion.
"ada lagi?" tanya Rio namun hanya direspond gelengan kepala oleh anak kecil itu. "terima kasih ya, kami akan mencari pelakunya sampai kapan pun"
Janji polisi itu membuat Adik Marion senang hingga umurnya bertambah dan kini sudah menginjak di kelas 1 SMP. Namun janji itu belum ditepati sama sekali bahkan media menutup berita pembunuhan papanya. Itu yang membuat adik Marion geram dan berniat mendatangi polisi yang membuat janji itu, Pak Rio.
Saat dirinya memasuki rumah barunya, dia melihat Pak Rio yang sedang menenangkan Marion yang sedang menangis. Dengan cepat Adiknya berlari mendekati abangnya dengan ekspresi penuh tanya.
"bang, kenapa?" tanya Adiknya.
"gapapa" jawab Marion dusta saat melihat wajah khawatir adiknya.
"jangan bohong!!" teriaknya.
"sudah dek.. lebih baik kamu berganti baju dan kita bersama-sama pergi ke singapura" ucap Rio sambil menepuk pundak adik Marion.
"bunda kan pergi kesana, ada apa disana?" tanyanya penasaran lalu melirik abangnya penuh curiga.
"bundaa..bunda kecelakaan dek" jawab Marion tak berani menatap adiknya.
"beliau meninggal ditempat" tambah Rio.
"ga mungkin.." ucapnya menahan tangisnya. "KENAPA ABANG BILANG GAPAPA HAH??!!"Teriakan menggelegar itu membuat beberapa polisi yang sedang berjaga langsung menarik paksa adik Marion yang sedang mengamuk dan ingin memukul abangnya. Ya, itu yang terjadi saat itu. Kekacauan, kesedihan, kekecewaan dan yang lainnya bercampur aduk di suasana rumah itu.
Sekitar 4 tahun yang lalu keluarga kecil itu berduka karena kematian papanya dan sekarang mereka berdua berduka karena kematian bundanya. Marion harus menanggung semuanya untuk mengurus perusahaan dan menjaga adiknya.
Suasana duka menyelimuti keluarga Aiken semalaman. Banyak tamu, kerabat dekat bahkan sisa keluarga besar lainnya yang datang. Namun Adik Marion hanya diam di balkon menatap langit yang gelap bersama sinar bulan. Dia sangat berduka dan kesal apa yang semua terjadi olehnya. Sampai saatnya dimana Aiken muda itu berjalan dan mendengar percakapan Marion bersama beberapa polisi bahkan agen negara.
"kecelakaan itu direncanakan oleh pihak tak diketahui" ucap Agen negara itu.
"apa maksud mu?" tanya Marion tak percaya.
"kejadian 4 tahun lalu yang membunuh Pak Mayes juga terencana seperti kecelakaan yang menimpa ibu Michalle" jawab Agen negara.
"jadi orang yang dibalik ini semua sama?" tanya Marion lagi.
"benar" jawab agen negara. "kami menemukan bukti yang cukup mendukung"
"bisa kau tunjukan kepada Marion?" tanya Rio yang setia disamping Marion.
"rekaman CCTV yang menangkap sosok pria berpakaian serba hitam" jawab Agen negara sambil menunjukan foto-foto sebagai bukti.
Namun saat Marion hendak menerimanya dari tangan agen negara itu, ternyata sebuah tangan menyambar foto-foto itu dengan cepat. Marion langsung menolehkan kepalanya ke kiri dan menatap adiknya itu. Sedangkan adiknya menatap tajam dan dendam foto-foto itu.
"aku bersumpah akan membunuh dia, siapapun dia!!" bentaknya kesal.
[BERSAMBUNG]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy ✓
Teen Fiction[COMPLETED 2020 & REPUBLISH 2024] Sinopsis The Bad Boy : Berawal dari kisah duka dan kelabu yang menjadi dendam sampai berakhir di geng motor besar bernama INVICTUS yang dalam bahasa latin berarti tak terkalahkan. Sosok lelaki yang temperamental mem...