84 🥀 Mengejar

4.5K 165 26
                                    

Tringg ... Tringg...

Bel pulang sekolah berbunyi saat sepi dan sunyinya suasana sekolah pada sore hari itu. Apa mungkin siswa- siswi SMA Lanesra tidur sejak pelajaran akhir dimulai? Entahlah.

Semua sorakan dan teriakan siswa-siswi dari berbagai macam kelas dan lantai sekolah berhamburan keluar. Saling ledek-meledek, saling ajak-ajakan untuk nongkrong dan bahkan berlari-larian karena bercanda. Suasana pulang sekolah yang aneh karena membangkitkan gairah mereka setelah tidur dikelas.

"ayoo nongkrong!" seru Jack sambil merangkul Karel.

"bang!" panggil salah satu adik kelas dengan penampilan yang sudah berantakan.

"eh? Veza? Kenapa lo?" tanya Jack kaget dan menatap ujung rambut sampai ujung kaki Veza.

"bang Darius mane?" tanya Veza sambil merapihkan rambutnya yang tebal.

"lagi nyamperin pacarnya, kenapa?" tanya Jack.

"mau izin ikut nongkrong" jawab Veza sambil memamerkan gigi putih rapihnya.

"waduh, kelas 10 kan lo?" tanya Jack kaget. "jangan dah"

"yah.. Kenapa sih bang? Dari kemaren pengen ikut" tanya Veza merajuk.

"batu lo! Tanya Haris nih!" ucap Jack lalu menarik pundak Haris yang sedang menyandarkan tubuhnya sambil memainkan handphonenya.

"apaan sih?!" bentak Haris kesal karena tiba-tiba Jack menariknya kasar.

"kelas 10 pengen ikut nongkrong, boleh ga nih?" tanya Jack pada Haris.

"ga boleh" jawab Haris dingin.

"kenapa deh bang? Ga boleh sama Bang Darius?" tanya Veza masih penasaran.

"Darius ditegur sama wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Pak Nandar" jawab Haris. "katanya ada anak kelas 10 yang pulangnya malem gegara nongkrong sama kita"

"jadi, Darius takut sama pak Nandar lalu ngelarang kelas 10 ikut nongkrong?" tanya Veza berani.

"buat apa Darius takut?" tanya Haris balik. "Darius hanya ga mau kelas 10 ngerusak nama Invictus karena cuman numpang nongkrong doang"

"nah betul. Jadi, alasan Darius ngelarang kelas 10 ikut nongkrong adalah kualitas jiwa tongkrongan kelas 10 jelek!" ucap Jack.

"hahahaha betul! Mereka cuman ngerusak nama Invictus doang. Ikut nongkrong biar nama mereka naik" tambah Karel sambil tertawa renyah. "lo ga tahu? Kalau geng kita ini bukan sembarang geng?"

"maaf bang.. Gue jadi ngerasa malu sama angkatan gue sendiri.." ucap Veza menundukkan kepalanya. "mereka hanya ngira, geng abang buat perkumpulan biasa"

"kita bukan cuman nongkrong ga jelas" ucap Haris dengan tatapan yang tak lepas dari Veza. "geng kita ini kayak satpol PP sama Polisi asal lo tahu. Jadi, tolong bilang ke anak angkatan lo biar ga cuman mandang kita anak tongkrongan aja!"

"iya bang, gue ngerti" jawab Veza sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "maaf ye bang"

"kalau lo tetep ngeyel ikut kita, lo izin sama Darius" saran Karel tegas.

"iye bang, makasih bang" ucap Veza lalu berpamitan dengan mereka bertiga dan pergi.

Haris hanya menatap kepergian Veza tanpa mendengarkan ocehan kedua temannya.

"ris? Nunggu Darius di posko ga?" tanya Jack tiba-tiba.

"lo ga nganter Priselia pulang?" tanya Haris tiba-tiba.

"dia dijemput ayahnya" jawab Jack beraut wajah sedih.

"kenapa? Lo takut?" ledek Karel.

"diem lo! Mending gue takut sama ayahnya Priselia, dari pada lo! Takutnya sama si Anastasya!" ledek Jack tak terima.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang