DIKAMAR CARAMEL : 19.08
"ca? Makan malam dulu gih!" perintah Moza yang dari tadi memperhatikan Caramel sibuk mengerjakan tugas sekolah.
"iya, nanti" jawab Caramel tanpa menolehkan kepalanya dan menatap Moza.
"kamu masih ngambek sama om Vian? Jadinya kamu ga mau makan malam bareng?" tanya Moza bernada dingin.
"engga bang" jawab Caramel.
"tadi kamu pulang bareng sama Darius?" tanya Moza tiba-tiba.
Caramel langsung membulatkan kedua matanya. Kaget dengan apa yang dipertanyakan oleh Moza. Dengan perlahan Caramel menolekan kepalanya agar bisa menatap kedua mata Moza.
"iyaa, kita berdua pacaran" jawab Caramel cepat.
"apa?! Kamu gila? Om Vian melarang kamu dekat-dekat dengan Darius dan kamu malah pacaran sama dia?" bentak Moza kaget.
"emangnya kenapa? Dia cowo yang baik bang! Dia bukan pembunuh! Aku tahu kakeknya yang membunuh mama dan papa, tapi ga begini caranya!" bentak Caramel balik. Kedua matanya gemetar ketika membentak abangnya. "kematian mama dan papa saat aku berumur 6 tahun! Dariuspun begitu! Dia masih kecil! Ga sepantasnya dia disalahkan atas perbuatan kakeknya!"
Moza yang mendengar pembelaan Caramel untuk Darius langsung bungkam. Kenapa dengan Caramel? Apa cinta membuat dia buta? Apa perkataan Caramel ada benarnya?
"atas dasar apa kamu ngebela dia sampai lupa rasa sedih kamu kehilangan mama dan papa? Hm?" tanya Moza dingin.
"karena aku tahu seperti apa posisi Darius!" jawab Caramel kini kedua bola matanya mulai berkaca-kaca. Sudut matanya mulai berlinang air mata. "aku tahu rasanya terbebani akibat perbuatan keluarga sendiri"
"caa.."
"aku tahu pasti ada alasan kakek Darius melakukan itu semua! Sama seperti kematian mama dan papa, semua ini pasti saling berkaitan!" potong Caramel cepat.
"abang ga ngerti kamu ngomong apa, saling berkaitan? Apa maksudmu?" tanya Moza tak mengerti.
"seperti teori konspirasi Hotel Denta yang dulu pernah kita bahas bang! Pasti ada kaitannya!" jawab Caramel tegas.
"kamu yakin?" tanya Om Vian yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar Caramel.
Caramel yang kaget atas kehadiran om Vian langsung membungkam mulutnya dan menatap omnya itu.
"sudah bertahun-tahun kepolisian mencari tahu tentang pembunuhan berantai itu, tapi belum juga menemukan titik terang.." ucap Om Vian menatap tajam Caramel.
"jadi itu sepenuhnya bukan salah kakeknya Darius, benar?" tanya Caramel.
"belum ada yang tahu pasti.."
"kalau begitu kenapa om menyalahkan Darius?" potong Caramel cepat.
"karena ayahmu pernah bilang sebelum meninggal, kalau Henry adalah orang gila" jawab Om Vian.
"gila? Kenapa?" tanya Caramel bingung begitu juga dengan Moza.
"dia melakukan segala cara untuk menghancurkan pekerjaan ayahmu diperusahaan Amerika, bahkan ada rumor yang mengatakan kalau Henry bekerja sama dengan pembunuh berantai" jawab Om Vian.
DIRUANG MAKAN : 19.38
Darius mengunyah makanan dimulutnya dengan tatapan yang selalu kebawah. Menatap makanan yang disediakan. Keheningan dan juga kecanggungan sejak tadi menyelimuti atmosfer diruang makan itu.
Rudy hanya bisa diam dan menghabiskan makanannya secepat mungkin agar dia bisa pergi kekamarnya. Begitu juga dengan Darius, dia ingin cepat pulang.
"abang kok makannya dikit?" tanya Riri sambil memberikan potongan daging punyanya dan meletakkannya di piring Darius. "anak cowo harus makan daging"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy ✓
Подростковая литература[COMPLETED 2020 & REPUBLISH 2024] Sinopsis The Bad Boy : Berawal dari kisah duka dan kelabu yang menjadi dendam sampai berakhir di geng motor besar bernama INVICTUS yang dalam bahasa latin berarti tak terkalahkan. Sosok lelaki yang temperamental mem...