DIKAMAR CARAMEL : 20.48
Setelah kondisi tubuh sudah bersih, Caramel memanjakan tubuhnya diatas ranjang kesayangannya. Satu per satu aktivitasnya sudah Caramel lalui sampai detik dimana Darius mengantarkannya pulang. Caramel juga mengingat setiap detail semua kejadian yang telah dilalui, mulai dari dia bertemu dengan Martinz, Kayonna, beberapa orang yang ingin mencelakainya sampai Darius menolongnya.
Lelaki aneh bertampang preman disekolahnya itu hampir membuat Caramel keliru. Bagaimana tidak? Baru pertama kali Darius memperlakukan Caramel dengan manis, padahal selama disekolah mereka berdua tidak terlihat dekat. Bersikap manis? Mana mungkin lelaki kasar bermodelan Darius melakukan hal itu kepada Caramel?
“cukup!! Lo mikirin apaan sih mel!” ucap Caramel tegas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Caramel cukup pintar dalam menilai orang, namun sampai detik ini perempuan yang sedang menyisir rambut panjangnya belum bisa menilai Darius lebih dalam. Darius memang sulit ditebak, terkadang sifatnya yang kemarin baik entah kenapa sekarang berbeda dan dihari esok akan jauh lebih berbeda.
Dreettt... Dreett..
Suara getaran handphone membuyarkan lamunan Caramel dan menghentikan kegiatan menyisir rambutnya tadi. Tatapannya kini beralih ke layar handphonenya, dengan cepat tangan Caramel menyambar handphone itu dan melihat panggilan masuk dari Rudy.
"untuk apa dia nelphone?" Batin Caramel sambil mengerutkan keningnya.
Caramel cukup ragu untuk mengangkatnya namun sempat Caramel berfikir, apakah Rudy ingin bicara penting dengannya? Dengan berani Caramelpun mengangkat panggilan masuk itu.
"hallo?"
“kenapa?”
"tolong maafin perkataan Kayonna waktu di Mall."
“lo nelphone gue gegara itu doang? Udah gue maafin kok”
"makasih ca, sebenarnya gue nelphone bukan cuman itu aja"
“ada apa lagi?”
"ada yang pengen ngobrol sama lo"
“siapa?”
Caramel kembali mengerutkan keningnya. Kenapa tiba-tiba Rudy berbicara seperti itu, siapa yang ingin mengobrolnya? Apakah Kayonna? Ya, pasti perempuan dengan ucapan sadisnya. Namun dugaan Caramel salah. Panggilan itu dialihkan ke seorang lelaki bersuara ngebass disebrang sana. Ya, lelaki itu adalah Martinz, mantan yang masih mengejar Caramel.
"hallo ca?"
“mar-. tunggu! Kok lo bisa sama Rudy?”
"gue kangen sama lo"
“cukup! Gue matiin”
"tunggu! Jangan dimatiin!"
“gue ga perduli!”
"atau gue temuin lo besok disekolah lo?!"
“dasar brengsek! Pergi dari hidup gue!!”
"no sweety, gue ga akan kabur dari masalah"
“masalah? Dasar gila!”
"ya! Masalah kita dimasa lalu"
“hentikan!”
Panggilan berakhir.
Karena kesal Caramel langsung mematikan panggilan itu. Caramel sangat benci saat mendengar suara dari lelaki brengsek itu apalagi melihat wajah dengan senyuman tak berdosa itu, Caramel sangat muak. Martinz, sosok lelaki yang harus dijauhi dan dilupakan oleh Caramel karena masa lalunya yang sangat membuat Caramel kecewa dengan Martinz.
Masa lalu kelam itu harus dilupakan oleh Caramel namun kini Martinz kembali dan merubah suasana hati Caramel. Bagaimana bisa Martinz tak memiliki rasa bersalah sama sekali? Sikap posesifnya sangat mengganggu Caramel.
RUMAH RUDY : 20.32
Rudy dan Kayonna sudah kembali dari mall grand setelah menemukan dress yang dicari oleh Kayonna. Diperjalanan pulang tadi Rudy mendiami Kayonna, karena sikap Kayonna terhadap Caramel yang membuat Rudy muak. Padahal Rudy sudah memberitahu Kayonna bahwa Martinz akan menemui mereka di mall tersebut.
Ya, Rudy berusaha membuat Kayonna tak melampaui batas saat dihadapan Martinz apalagi menyangkut pautkan dengan urusan sahabat lamanya dengan Caramel. Namun kejadian tak terduga itu cukup membuat Rudy kesal.
Saat Rudy mendaratkan tubuh lelahnya diranjang tiba-tiba handphoennya berdering yang menandakan panggilan masuk. Ternyata Martinz menelphone karena sudah didepan rumahnya. Benar, Rudy ingat jelas kalau Martinz akan mendatangi rumahnya malam itu. Dan sekarang lelaki tampan itu sudah cukup lama dirumah Rudy.
Rudy memulai pembicaraan diruang tamu rumah Rudy yang saat malam itu dalam keadaan sepi. Rudy yang memulaipun langsung meminta maaf atas omongan kasar Kayonna, setelah mendengar itu Martinz langsung meminta Rudy untuk menelphone Caramel. Kenapa Rudy? Karena Caramel tak akan mengangkat telephone dari Martinz. Dan kini keadaan menjadi canggung.
“gimana?” tanya Rudy penasaran.
“gimana apanya?” tanya Martinz balik.
“kayaknya dia nolak lo lagi” tebak Rudy lalu menyanderkan badannya kesofa.
“brengsek!” ucap Martinz sedikit berteriak.
“mau gimana lagi bro? Caramel emang udah berubah setelah mutusin lo” ucap Rudy.
“ga! Dia ga berubah! Caramel emang gitu kalau lagi bete sama gue!” bantah Martinz. Kini tatapannya menjadi tajam karena asahan Rudy tadi.
“terus lo mau gimana?” tanya Rudy. “lo muncul didepannya aja dia semakin benci sama lo”
“gue harus ketemu sama dia, apapun reaksi dia” jawab Martinz.
“dan lo harus jelasin alasannya!” ucap Rudy kini ikut menatap tajam Martinz.
Sebenarnya, berakhirnya hubungan Martinz dengan Caramel meninggalkan tanda tanya. Mulai dari Caramel yang mengakhirnya deluan, Martinz yang menjadi pemicu dan alasan dari keseluruhan itu. Memang saat putus, Caramel tak meminta alasan apapun dari Martinz dan menghindari semua bukti yang diberikan mantannya itu. Karena apa? Caramel melihat sendiri kesalahan Martinz.
Kita semua tahu kalau Caramel memang egois atau apapun itu, namun posisi saat kejadian itu sangat tak bagus. Terlebih lagi, ada masalah lainnya sebelum itu yang membuat hubungan Caramel dan Martinz merenggang.
“gue udah bilang kedia tapi dia-“
“bilang yang mana dulu?” potong Rudy dengan pertanyaan barunya. “lo udah bilang saat itu lo lagi mabuk?”
Tolong! Jangan kayak gini tinz!! Lepas!!
Teriakan dan jeritan Caramel kembali menghantui Martinz yang sudah dia kubur dalam-dalam. Bagaimana dirinya bisa seceroboh itu? Martinz akan mengutuk dirinya sendiri kalau Caramel tak memaafkannya dan akan selalu mengingat kesalahannya itu.
Kesalahan dimana, Martinz melakukan hal berdosa yang seharusnya tak dia lakukan sebelum menikah. Caramel, perempuan yang seharusnya Martinz lindungi namun dia langgar sendiri. Dengan kekuatan yang tersisa Caramel melindungi dirinya, dan tiba-tiba saja pertolongan datang tepat waktunya. Ya, Rudy datang untuk menolongnya.
"gue bakal terus ngejar dia!" ucap Martinz tegas.
[BERSAMBUNG]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy ✓
Novela Juvenil[COMPLETED 2020 & REPUBLISH 2024] Sinopsis The Bad Boy : Berawal dari kisah duka dan kelabu yang menjadi dendam sampai berakhir di geng motor besar bernama INVICTUS yang dalam bahasa latin berarti tak terkalahkan. Sosok lelaki yang temperamental mem...