75 🥀 Bekerja Sama

4.3K 174 17
                                    

"Gimana dengan Derek? Dan yang lainnya??" tanya Martinz kebingungan.

"mereka sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan. Hal ini pernah terjadi sebelumnya" jawab Jackson lalu menjalankan mobilnya.

"kita mau kemana sekarang? Ga mungkin kerumah sakit kan?" tanya Martinz lagi sambil melirik luka Haris yang kian memburuk.

Dariuspun langsung menolehkan kepalanya kepada Haris dan menepuk pundaknya.

"ris? Stay strong! Kita akan ketempat yang aman" ucap Darius menatap Haris sedih.

"kabarin semuanya ke Jack dan Karel" balas Haris dengan nafas yang terbata-bata.

"engga ris. Kita ga bisa melibatkan mereka" tolak Darius sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"terus buat apaan lo berteman dengan mereka?" tanya Jackson sengit.

"diem lo! Bukan urusan lo!" bentak Darius kini menatap tajam Jackson.

"masalah kayak gini bisa lo sembunyiin dari mereka?" tanya Martinz tiba-tiba. Namun Darius hanya diam.

"denger yus, emang gue ga terlalu deket dan kenal dengan lo ataupun temen-temen lo. Tapi sekarang bukan saatnya lo sok-sokan! Sekarang waktunya bekerja sama!" ucap Jackson tegas.

"benar. Kalau lo kayak gini, yang ada pertemanan lo bakal ancur" sambung Martinz.

"alien itu ga bisa dihadapi sendiri-sendiri, gue tahu kelemahannya pasti kita serang bareng-bareng" tambah Jackson berwajah serius sambil merogoh handphone di saku celananya.

"sejak kapan lo berdua jadi ikut campur masalah gue? Peduli?" tanya Darius yang masih bengis.

"yuss.." ucap Haris pelan. Darius sedang emosi, makanya ucapannya jadi melantur kemana-mana.

"ini semua ga bakal terjadi kalau dulu, geng lo berdua ga ngacauin rencana geng gue!" ucap Darius tajam. Tak perduli dengan permintaan Haris untuk berhenti emosi.

"heh bodoh! Denger ya! Geng lo itu yang ngerusak rencana gue!" bentak Martinz. Kini emosinya mulai terpancing.

Darius langsung menatap tajam Martinz dan meladeni tatapan yang mengajak ribut Darius itu. Namun tiba-tiba saja, dibenak Darius terlintas ingatan disaat Adrian dan Devian membicarakan tentang kesalahpahaman antar geng Darius dan geng Martinz.

Benar. Darius langsung ingat kalau sebenarnya mereka memiliki tujuan yang sama, namun dengan cara yang berbeda. Sayangnya, saat itu Darius berencana untuk menangkap pembunuh yang dia incar sejak dulu namun gagal karena geng Martinz. Tapi menurut Martinz sendiri, Darius yang menggagalkan rencananya.

"apa maksud lo? Malam itu geng gue sudah rame-rame ke tempat tujuan sampai ingin ditangkap polisi" ucap Darius meminta penjelasan lebih lanjut.

"gue tahu! Geng lo bawa banyak motor besar dan siap untuk berperang. Tapi lo salah targetin orang!" bentak Martinz.

"salah orang gimana? Gue dan geng gue selama ini sudah membuntuti orang itu bahkan mencari tahu segalanya!" bentak Darius tak mau kalah.

"orang yang lo pikir pembunuh itu hanyalah penguntit dan informan bagi sosok pembunuh aslinya, bodoh!" bentak Martinz lagi namun kali ini ada raut dan tatapan yang berbeda. Yaitu kekecewaan.

"woi! Bisa tenang dikit? Gue pusing denger lo berdua debat! Ga liat gue lagi nyetir?" tanya Jackson melerai mereka.

Darius dan Martinz langsung bungkam setelah Jackson mengeluarkan perkataan seperti itu, lalu mereka berdua langsung melemparkan pandangan kesalnya ke luar jendela. Menatap tiap pohon dan lampu jalan ditrotoar.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang