30 🥀 Melarikan Diri

7.6K 251 4
                                    

KAMAR DARIUS : 06.37

Darius mengerjapkan matanya beberapa kali karena suara berat seorang lelaki membangunkannya. Dia melihat wajah ayahnya yang tepat didepannya sambil membawa beberapa pakaian Darius.

Dariuspun bangun dari sofa berwarna abu-abu muda lalu duduk bersandar disana. Lelaki itu hanya melihat ayahnya yang sedang membereskan tiap sudut tempat tidurnya lalu membuka jendela kamar Darius dan membiarkan udara segar dipagi hari masuk kekamar itu.

Dari situ, Hendrick juga membuka pintu kaca yang terhubung ke balkon kamarnya. Sudah terlihat jelas dimata Darius bahwa hordeng putih yang biasa menghias dipintu kaca itu sudah tak ada lagi. Mungkin, sudah dilepas oleh ayahnya untuk diloundry.

Sudah lama sekali Darius tak bersih-bersih, oleh karena itu tak salah kalau Hendrick menyamakan kamar Darius itu seperti gudang dibawah tanah. Sudah tak ada penerangan, berdebu dibagian jendela, tak ada sirkulasi udara dan juga bau apek.

“kalau sudah sepenuhnya sadar, cepat mandi dan sarapan” ucap Hendrick yang sudah berada di ambang pintu.

“ini hari sabtu” ucap Darius dengan suara seraknya.

“lalu kenapa? kamu ingin tidur lagi?” tanya Hendrick dengan sorot mata yang tajam.

“iya! kenapa?” tanya Darius balik.

“pergilah olah raga, paru-parumu itu ga sehat!” perintah Hendrick sedikit memaksa. “bau rokok disini, ayah tahu tadi malam kamu merokok”

“pergilah!” usir Darius lalu kembali memejamkan matanya.

Melihat Darius yang mencoba untuk tidur lagi, Hendrick dengan kesal mengambil gelas yang berisi setengah air mineral. Dengan langkah yang besar Hendrick mendekati Darius lalu menyiram air dari gelas yang dibawanya tadi tepat diwajah Darius sehingga rambut, wajah, leher sampai baju bagian kerahnya basah.

Tubuh Darius merasa terdorong kedepan. Dengan cepat dia mengelap wajah basahnya dengan tangan kasarnya lalu menatap tajam Hendrick yang juga menatapnya.

“cepat mandi!” perintah Hendrick lalu meletakkan gelas yang sudah kosong itu disalah satu meja kecil dengan keras.

Darius hanya memalingkan wajah kesalnya kesembarang arah lalu berdecih setelah ayahnya benar-benar sudah keluar dari kamarnya. Ingin sekali Darius berteriak didepan wajah ayahnya tadi namun kesadarannya belum sepenuhnya pulih.

Darius menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembusnya. Terlihat jelas warna coklat tua dikedua mata Darius menyala saat dirinya menatap cahaya matahari dari pintu kaca. Tak lama Dariuspun bangkit dari duduknya lalu mengganti semua pakaiannya yang basah dan menuju wastafel kamar mandinya untuk menyikat gigi. Setelah itu lelaki jangkung itu keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan.

RUANG MAKAN : 06.49

Darius melangkahkan kakinya menuju ruang makan, lebih tepatnya Darius berjalan mengarah kulkas yang memiliki dua pintu . Namun saat dirinya hendak berbelok, kedua matanya terbelalak melihat semua belanjaan makanan ataupun minuman yang biasa Darius beli dan dia letakkan didalam kulkas itu dibuang oleh Hendrick, ayahnya.

Darius geram. Lelaki itu berjalan dengan langkah yang cukup besar lalu menyambar salah satu botol kaca berwarna hitau tua yang dipegang Hendrick. Hendrick yang kaget atas kehadiran anaknya langsung menatapnya tajam.

“KENAPA ANDA BUANG??!!” Teriak Darius kesal. Kini emosi lelaki itu sedang tak terkendali.

“kenapa? kau masih nanyak?!!” balas Hendrick tak kalah kesal. “sejak kapan kau menyimpan minuman keras seperti ini semua? hah?!!”

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang