46 🥀 Bisakah Jadi Sekutu?

6.3K 218 29
                                    

Tuutt.. Tuutt..


Panggilan Berakhir.

Caramel tak sempat mengatakan sepatah dua kata setelah Darius berkata seperti itu. Bibir Caramelpun tak bersentuhan karena kekagetannya membuat dirinya merasa menghilang dari dunia saat itu. Bagaimana bisa Darius langsung menyatakan bahwa mereka berdua sudah resmi pacaran sekarang? Dasar sinting! Bahkan Dariuspun tak mau mendengarkan perkataan Caramel dulu.

Namun Caramel mau tak mau harus menuruti perkataan Darius. Dirinya sudah terlalu dekat dengan Darius sekarang padahal dulu, dulu sekali. Caramel membenci Darius bahkan berniat untuk menghindari segala kemungkinan yang berkaitan dengan lelaki ketua geng disekolah mereka itu. Dan sekarang? Apa rasa benci Caramel sudah berubah?

“dasar egois! Gue harus apa sekarang?!” Teriak Caramel frustasi sambil menempelkan wajahnya ke bantal yang dari tadi berada di atas paha Caramel.

KAMAR HOTEL : 15.16

“kenapa senyam-senyum begitu?” tanya Herman yang dari tadi sudah masuk ke kamar hotel itu dan tanpa sengaja memergoki ekspresi Darius.

“eh? Om? Udah anter Brian?” tanya Darius cepat dan langsung membuang ekspresi bahagianya tadi. Tentu saja! Dirinya sudah memenangkan hati Caramel.

“sudah, kamu sudah pamitan?” tanya Herman sambil meletakkan beberapa makanan cepat saji diatas meja dapur.

“sudah tadi, di Lobby” jawab Darius cepat. “emang om dari mana? Kok ga nganter Brian dari hotel?”

“om ada urusan tadi, jadi ketemuannya di Bandara” jawab Herman.

Darius hanya mengangguk-anggukan kepalanya samar. Tatapannya kini kembali ke televisi, melanjutkan Drama Korea tadi. Sebenarnya Darius ingin menanyakan tentang Brian lebih dalam kepada omnya itu, namun dirinya ingat perkataan Brian bahwa jangan menanyakan tentangnya dengan om Herman dan jangan memberitahu bahwa Darius sudah tahu kalau Brian bisa melakukan hal yang belum tentu bisa dilakukan manusia pada umumnya. Namun rasa penasaran Darius sejak dulu membuat Darius mau tak mau bertanya.

“om bertemu Brian dimana?” tanya Darius tiba-tiba membuat Herman langsung menatapnya.

“Amerika” jawab Herman cepat.

“emang om ga mau nikah gitu? Biar punya keturunan? Omkan sudah tua” ledek Darius sambil tertawa.

“walaupun sudah tua, om tetap terlihat awet muda kan?” tanya Herman membalas tawa Darius.

“tetap saja!” ucap Darius tak menerima.

“Brian tidak ada orang tua, jadi om yang merawatnya” jawab Herman sambil membuka tutup kaleng minuman.

“emangnya Brian saat itu kenapa?” tanya Darius semakin penasaran. Entah kenapa lelaki sangar ini ternyata juga kepo tingkat dewa. Tapi kalian juga penasaran kan?

“pingsan karena kecelakaan, saat itu hujan dan om sedang melakukan riset di salah satu pertambangan Amerika tanpa sengaja om ketemu Brian dalam kondisi berantakan.” Jawab Herman lalu berjalan mendekati sofa yang tengah diduduki Darius.

“Pertambangan? kasihan. Untung aja om ketemu dia” ucap Darius dengan ekspresi ibanya.

“begitulah. Oh ya, tadi di Lobby om bertemu dengan ayahmu. Dia ada pekerjaan, nanti jam 6 sore dia akan kesini untuk menjemputmu..” ucap Herman.

Menjemput Darius? Tidak! Pasti Darius langsung menolaknya. Kenapa harus bertemu dengan orang tua itu lagi? Darius sangat kesal! Bagaimana bisa omnya itu langsung menerima perintah ayahnya begitu saja?

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang