60 🥀 Wallpaper

5.6K 195 9
                                    

DIDEPAN RUANG KEPSEK : 10.03

Dengan langkah yang gusar mendatangi ayahnya yang sedang mengobrol dengan ayahnya Jack yang merupakan pemilik sekolah itu sekaligus kepala sekolah, Pak Dendrick. Wajah Darius tampak berantakan seperti seragamnya yang sejak tadi sudah berkeluaran dari celananya.

"waduh, ada om Dendrick" batin Darius. Dengan cepat Darius langsung memasukkan seragamnya dengan niat setengah hati dan kembali melanjutkan langkahnya untuk menemui mereka berdua.

"ahh, itu dia. Sini Darius" panggil Dendrick yang melihat Darius berjalan kearah mereka. "Jack dikelasnya?"

"iyaa om" jawab Darius sambil member salam kepada kepala sekolahnya.

"om turut berduka cita ya buat om kamu, Jangan bersedih dan tetaplah fokus dengan sekolah mu" pesan Dendrick sambil menepuk pundak Darius pelan. Jika hanya sedang berdua dengan Darius atau bersama teman-teman Darius lainnya, ayahnya Jack itu pasti menyebutkan dirinya sebagai om.

"iyaa om, makasih" balas Darius sambil tersenyum singkat.

"saya sudah izin ke wali kelas dan guru pelajaran selanjutnya, kalau begitu kami izin sekarang pak Dendrick. Terima kasih." ucap Hendrick sambil berjabat tangan.

"iyaa pak, terima kasih juga" balas Dendrick.

"DARIUSS!!!"

Teriakan dan langkah kaki teman-teman Darius menggema dilorong sepi itu. Darius yang kaget mendengarnya langsung menolehkan kepalanya dan menyambut kedatangan mereka bertiga.

"eh? Oh hallo om" sapa Jack sambil bersalaman dengan ayahnya Darius. Dan langsung diikuti dua teman lainnya. "ayah? Tumben ada disekolah?"

"kenapa? Takut saya dapat laporan tentang kamu?" tanya Dendrick kini menatap Jack.

"ohh, tentu tidak! Jack kan zheyeng ayah" jawab Jack sambil tertawa-tawa.

"jangan buat masalah" pesan Dendrick. Jempol Jackpun langsung menjadi respondnya, setelah itu beliau pergi dari sana untuk mengurus masalah selolah lainnya.

"om Herman dimakamin dimana om?" tanya Karel pada ayahnya Darius.

"dimakamkan dipemakaman almarhumah ibunya Darius dulu" jawab Hendrick cepat.

"kami boleh nyusul om?" tanya Jack.

"boleh, pemakamannya sekitar jam 3 sore nanti" jawab Hendrick.

"oke, kalau gitu nanti kita nyusul ya yus" ucap Jack kini menatap Darius. Namun pikiran Darius seperti teralihkan.

"tenang yus, kita selalu nemenin lo" tambah Karel.

"saya deluan ke mobil, jangan lama-lama" ucap Hendrick lalu pergi dari sana. Sepertinya ayahnya Darius memberikan kesempatan untuk mereka berbicara.

"Gue minta tolong pastiin Caramel pulang sebelum kalian dateng ke pemakaman" pesan Darius.

"dia pulang? Maksud gue, dia ga ikut ke pemakaman om lo?" tanya Jack bingung.

"gue ga tahu, tapi lebih baik dia pulang aja" jawab Darius berwajah serius.

"kayaknya ga mungkin yus, Caramel pasti bakal dateng dan nemenin lo" ucap Haris cepat.

"jujur gue berharap dia datang, tapi perasaan gue lagi ga enak. Jadi tolong pastiin Caramel pulang dengan aman" balas Darius dingin. Kedua matanya seolah kosong karena memikirkan sesuatu.

"kenapa yus? Ada masalah?" tanya Karel bingung.

"gue yakin dipemakaman nanti dia datang" jawab Darius dengan sorot matanya yang sendu. "makanya gue bingung harus gimana kalau Caramel nanti datang"

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang