82 🥀 Rindu Seorang Adik

4.5K 163 32
                                    

DIUKS : 07.19

"yus?"

"makan!" perintah Darius dingin.

Lelaki itu menyandarkan badan tegapnya ditembok serba putih itu dan menatap tajam Caramel yang tengah memegang sterofoam putih berisi bubur ayam depan sekolah.

Darius membelinya buru-buru sebelum gerbang ditutup. Karena tukang kantin bubur sekolahnya belum datang, maka Darius rela berlari kedepan sekolah untuk membeli bubur itu.

"yus? Lo masih marah?" tanya Caramel menatap Darius takut-takut.

"gue bilang makan dulu!" bentak Darius menakutkan. Namun tidak untuk Caramel, dia yakin kalau Darius hanya khawatir berlebihan padanya.

"aku ga bisa tenang kalau kamu masih begitu Darius" ucap Caramel memperlembut suaranya dan mengubah tiap katanya demi melunakkan Darius. Alhasil tatapan lelaki sangar itu lambat laun berubah.

"makan dulu ca, tolong" balas Darius menghembuskan nafasnya kasar.

Tanpa berkata apapun lagi, Caramel langsung menyantap bubur ayam itu dengan pelan-pelan dan sesekali melirik Darius yang sedang menatap pemandangan barisan rapih siswa-siswi saat upacara lewat jendela UKS.

"yakin ga ikut upacara?" tanya Caramel tiba-tiba.

"lo pikir gue selama ini ikut upacara?" tanya Darius balik tanpa menatap Caramel.

"waktu itu gue liat lo ikut upacara" ucap Caramel.

"karena lo upacara" balas Darius skatmat.

Bungkam. Kedua bibir Caramel tak lagi terbuka untuk mengeluarkan suara karena dirinya bingung harus menjawab apa lagi.

"maaf yus, gue ga berniat buat dekat dengan Zacky" ucap Caramel tiba-tiba. Karena beban itu selalu membuat Caramel tidak tenang.

"kenapa lo ga ngadu ke gue kalau dia ngedeketin lo?" tanya Darius masih sama. Enggan menatap Caramel.

"buat apa? Kelihatannya lo bukan tipe cowo yang ga perduli gue bergaul sama siapa aja" tanya Caramel balik yang justru membuat suasana UKS itu menjadi sunyi dalam beberapa detik.

"lo salah besar kalau beranggapan gue tipe cowo kayak gitu" ucap Darius tiba-tiba. "gue itu emang cowo yang suka mengamati, mencari tahu dan bertindak. Tapi gue lebih suka kalau lo sendiri yang memberitahu gue"

"kenapa?" tanya Caramel kaget.

"karena gue merasa dihargain dan dipercaya" jawab Darius kini menatap Caramel.

"apa maksud lo?" tanya Caramel tak mengerti.

"kadang gue mikir ca, gue udah ngehargain perasaan lo dan percaya kalau lo itu bisa menjaga perasaan gue. Tapi disaat gue pergi, lo mau dideketin sama cowo tengil itu?" tanya Darius geram.

"Darius! Siapa yang bilang gue mau dideketin oleh Zacky? Tentu tidak!" seru Caramel membela dirinya.

"kata gue" jawab Darius dingin.

"gue ga begitu Darius! Benar kalau dia selalu deketin gue, tapi gue ga pernah memintanya! Bahkan gue lebih dulu menghindarinya sebelum dia mendekati gue!" sambung Caramel berani.

"lo risih dia ngedeketin lo?" tanya Darius sambil menaikkan alis kanannya.

"tentu!" jawab Caramel cepat.

"yakin?" tanya Darius lagi.

"iya!" jawab Caramel tegas.

"kenapa?" tanya Darius tiba-tiba.

"karena gue takut.." jawab Caramel sengaja di gantung.

"takut apa?" tanya Darius penasaran.

"takut aja" jawab Caramel menyudahi.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang