70 🥀 I Love U

5.2K 179 30
                                    

Selamat Idul Adha Semuanya!
🌹

"APA RAS BRIAN??!!" tanya mereka serempak dengan kekagetan yang sama.

"benar" jawab Rugia tegas.

"Brian? Saudara angkat saya sendiri? Lalu kenapa dia kesini?" tanya Darius masih kaget.

"ceritanya panjang sekali dan saya mohon untuk tidak sepenuhnya menyalahkan Brian atas semuanya" ucap Rugia menatap mata Darius tajam.

Menyalahkan Brian? Memangnya saudara angkatnya itu kenapa? Itu yang ditanyakan oleh Darius bahkan teman-temannyapun juga bertanya-tanya didalam pikirannya.

"bisa anda ringkas ceritanya? Saya sangat membutuhkan jawabannya sekarang" ucap Darius dingin.

"sebentar lagi kita sampai" potong Ronald ditengah-tengah ketegangan. "kita cerita panjang lebar disana bersama Brian"

"kalau begitu yasudah" ucap Darius pasrah. Kini pandangannya beralih ke luar jendela mobil itu dan memandang pohon-pohon yang berjejeran dipinggir jalan.

"jangan tinggalkan orang yang kau sayang begitu saja karena ego mu" ucap Rugia tiba-tiba.

"apa?" tanya Jack tak mengerti.

"untuk kalian berempat, camkan itu baik-baik" ucap Rugia sekali lagi sebelum memejamkan matanya saat mobil itu kembali bergerak.

"gue ga ngerti" bisik Jack pada Karel.

"diakan bisa baca pikiran kita bodoh! Mungkin dia melihat kejadian yang terjadi dipikiran kita!" bisik Karel sok tahu.

"hmm, bisa jadi. Menurut lo yus?" tanya Jack kini menatap Darius.

"benar. Kita ninggalin mereka demi keegoisan kita" jawab Darius khawatir.

"eh? Kok gue makin ga ngerti" ucap Jack sambil menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.

"bodoh!" desis Karel sambil menggeleng-gelengkan kepalannya.

"udah cukup! Nanti lagi ngobrolnya" lerai Haris.

Mereka berdua pun langsung diam. Memilih untuk berfikir dalam diam sambil menikmati pemandangan dari dalam mobil.

Sedangkan Darius. Lelaki itu memilih untuk memikirkan terus menerus perkataan Rugia, dan maksud didalamnya. Apa dia membaca pikiran Darius tentang kejadian tadi? Pasti. Jangan tinggalkan orang yang kau sayang demi egomu.

"maaf ca, tapi ini demi lo juga" Batin Darius kesal dicampur sedih.

DIPEMAKAMAN : 17.19

"Pak Henry!!!" Teriak Hendrick keras saat melihat ayahnya tengah duduk santai ditemani oleh Bevan dan beberapa orang lainnya yang tengah berduka atas Herman.

"wah, Pak Hendrick selamat datang!" sapa salah satu rekan Herman. Gio.

"maaf, saya ingin berbicara 4 mata dengan Pak Henry" potong Hendrick tegas. Sorot matanya tertuju pada ayahnya.

"buru-buru sekali, ada apa?" Tanya Bevan tiba-tiba.

Suara yang serak dan ngebass itu langsung membuat Hendrick terkejut. Pasalnya, Hendrick teringat sosok yanh membuat Darius kecil dulu takut. Dengan cepat dia menolehkan kepalanya kearah Bevan dan menatapnya dalam-dalam.

"ada apa?" tanya Bevan sambil tersenyum ramah.

"bukan urusan anda!" Jawab Hendrick tegas. Namun nafasnya masih tersengal-sengal karena buru-buru datang kesana.

"Hendrick!" bentak Henry lalu berdiri dari duduknya.

Semua langsung bungkam saat Henry membentak anaknya sendiri. Sebelum salah satu dari mereka mulai berbicara lagi, Henry langsung mengajak Hendrick berbicara berdua dan meninggalkan Bevan serta rekan-rekan Herman.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang