27 🥀 Suatu rasa

7.8K 274 10
                                    

DIJALANAN KOMPLEKS : 18.57

Perkelahian antar satu orang dengan 2 orang terjadi cukup sengit. Kedua mata Caramel gemetar melihat cucuran darah yang mulai keluar dari mulut lelaki asing yang sedang melawan Darius, mulut Caramelpun ikut tertutup oleh kedua telapak tangannya saat Darius memukul dua lawannya yang jauh dibawahnya itu.

“BANGUN LO BERDUA!!!” Teriak Darius.

Dua orang lelaki berseragam SMA urakan yang tadi Darius lawan masih tergeletak lemah dengan nafas yang sulit diatur sedangkan dua orang temannya langsung berdiri saat Darius menyuruh mereka bangun dan dengan cepat Darius langsung melayangkan tinjunya ke dua orang yang baru saja berdiri sampai terhuyung kebelakang.

“cukupp Darius!!! Ayoo pergii!!” teriak Caramel takut sambil menarik lengan Darius.

“gue liat apa yang mereka lakuin!! Biar gue yang hajar!!” bentak Darius sangar. Tatapan Darius tertuju pada Caramel yang sedang ketakutan itu.

“cukupp!! Gue gapapa!!” balas Caramel. Tanpa sadar air matanya menetes dan membasahi pipi Caramel.

Caramel yang mulai menangis membuat Darius semakin geram. Entah kenapa Darius sangat sensitive saat melihat seorang perempuan menangis ketakutan. Apa Darius tak ingat? Saat pertama kali dia membuat Caramel menangis karena perkataan dan perbuatannya? Lalu kenapa tiba-tiba berperasaan seperti ini?

“ayoo pergi yus” isak Caramel sambil menunduk dan meremas tangan Darius.

Darius yang melihat sisi lemah Caramel hanya menatapnya dengan tatapan kosong seolah dia memikirkan seseorang yang mirip dengan Caramel disalah satu ingatannya. Darius ikut melemah dan emosinya juga melunak, dia membuang tatapannya ke arah empat orang yang tengah berdiri susah payah karena rasa sakitnya.

“KALIAN PERGI SEKARANG DAN JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI ATAU GUE CARI ASAL SEKOLAH KALIAN!!” Teriak Darius sedikit membentak.

Tanpa babibu mereka berempat langsung berlari secepat yang mereka bisa meninggalkan Caramel yang menangis didepan Darius. Darius yang tadinya diam akhirnya mengajak Caramel pulang.

“heh, udah aman. Ayo gue anterin pulang” ucap Darius. Namun Caramel masih saja menundukkan kepalanya sambil menangis. “mereka udah pergi kok”

“kali ini murni bukan rencana lo kan?” tanya Caramel disela-sela isakan tangisnya.

Dulu Darius pernah tanpa sengaja membuat Caramel menangis karena perempuan berparas manis itu hampir dikerjai oleh orang suruhan Darius yang sebenanrnya ingin mengerjai Kayonna. Namun kali ini, itu murni kejadian yang tak ada kaitannya dengan Darus.

“engga lah! Niat banget gue buat jebakan cuman buat lo nangis doang” balas Darius sambil tertawa kecil. “denger ya, yang waktu itu cuman ga sengaja, gue mau ngerjain cewe yang selalu ganggu gue!”

“Kayonna ya?” tanya Caramel yang kini sudah berani menaikkan kepalanya dan menatap Darius.

Terpampang jelas wajah Caramel yang sembab ditambah dengan hidung yang memerah akibat tangisannya. Darius tanpa sadar mengambil sapu tangannya dari saku celana lalu memberikannya kepada Caramel. Caramel yang melihat sikap aneh Darius hanya mengerutkan keningnya.

“ambil!” perintah Darius. “tangan gue pengel”

“ga butuh” tolak Caramel sambil menyeka air matanya yang masih menetes.

“ckk! dasar nyusahin!”

Caramelpun kaget dan membuka matanya lebar-lebar saat Darius mengelap pipi Caramel yang basah karena air matanya dan ikut menyeka air mata Caramel di sudut mata indahnya. Seluruh tubuh Caramel menjadi kaku seketika dan hanya detak jantungnya yang berdetak cepat. Kenapa Darius tiba-tiba melakukan hal manis itu? Dengan bodohnya Caramel hanya diam dan menatap matanya.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang