67 🥀 Mawar Putih

4.7K 184 56
                                    

"apa dia alien yang membunuh omnya Darius? Atau sosok penting dibalik semua masalah ini??" Batin Haris.

Kakeknya Darius, Henry. Bersama dengan sosok itu melesat pergi dari hadapan mereka semua dengan cepat. Rasa sedih bercampur kesal menyelimuti Darius, namun entah kenapa kaki Darius memilih untuk diam kaku dan tatapannya kosong.

“yus? Tolong jangan kayak gini, liat gue!” pinta Caramel merasa takut dengan kekosongan Darius.

“ca, beri dia waktu” ucap Haris dingin.

“gue ga mau ngebiarin dia sendiri aja, dia butuh dukungan!” balas Caramel sengit. Tatapannya kini menatap Haris.

“apa maksud perkataan kakek lo tadi?” tanya Anastasya penasaran. “kenapa dia tega banget sama lo?”

“sya! Lo ga ngerti, jadi diem aja!” perintah Karel berusaha menghentikan niat Anastasya yang ingin menghujani Darius dengan berbagai macam pertanyaan.

“kita kan teman! Darius pasti bakal cerita kalau ada masalah pada kita-kita, yakan yus?” tanya Caramel menaruh kepercayaan penuh dan berharap pada Darius agar pacarnya itu membalas perhatian Caramel.

Ternyata benar. Tak lama dari Caramel berbicara seperti itu, kini pandangan kosong Darius beralih pada kedua bola mata Caremel yang indah. Caramel yang ditatap oleh Darius langsung tersenyum lembut dan memberikan kehangatan pada Darius agar dia tak bersedih.

“buat apa gue cerita?” tanya Darius dingin.

Kedua bola mata Caramel langsung terbelalak. Raut wajah Caramel juga berubah menjadi bingung sekaligus takut karena nada dan wajah bicara Darius berubah, tak sama seperti biasanya.

“maksud lo apa yus?” tanya Caramel kaget. Bahkan kini kedua bola matanya bergemetar saat bertatapan dengan Darius.

“lo dateng kesini cuman sebagai tamu yang gue undang, buat apa gue cerita ke lo?” tanya Darius sekali lagi semakin tajam dengan arah pembicaraannya.

“apa-apaan sih lo yus? Caramel kan pacar lo!” bentak Anastasya kesal.

“diem lo!” bentak Darius tak kalah kesal. Kini kedua bola matanya menatap tajam Anastasya.

“yus! Jangan marah ke Tasya! Masalah lo sama gue!” bentak Caramel. Kini Caramel menarik lengan Darius agar Darius bisa kembali pada tatapannya. “maaf karena udah menanyakan masalah pribadi lo, tapi bisa ga jangan nyakitin perasaan gue dan temen-temen gue?”

“gue nyakitin perasaan lo? Bukannya lo yang nyakitin perasaan gue?” tanya Darius dingin. Tiap kata penuh dengan penekanan begitu juga dengan tatapannya, sangat tajam namun kosong.

“gue ga sengaja Darius, tolong maafin gue kalau udah menyinggung perasaan lo. Tapi percayalah gue ga mau ngeliat lo dimarahin kayak tadi” jawab Caramel melemas.

“dan rela ikut campur sampe lo lari-larian dan berdiri didepan kakek gue? Gitu mau lo?” tanya Darius sengit. Namun Caramel hanya bungkam, perempuan itu terlalu takut dan bingung karena sikap Darius ini. “denger ca! Lo cuman tamu disini! Gue kecewa ngeliat lo kayak tadi!”

Jlebb

"jadi lo ga suka ngeliat gue ngebela lo?" tanya Caramel kecewa.

"iya!" jawab Darius tegas. Namun disela-sela keseriusannya, kedua bola mat Darius terlihat gemetar. Seperti takut mengecewakan dan melukai hati Caramel.

Namun memangnya sesalah itukah Caramel pada Darius? Kenapa hati Caramel terasa langsung sakit dan pedih secara bersamaan saat Darius berkata seperti itu? Kenapa harus Caramel yang merasakan itu? Padahal Caramel hanya bertindak sewajarnya untuk membela Darius dan. Apa Caramel salah?

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang