98 🥀 Sekolah?

5.1K 185 54
                                    

DIBANDARA : 08.17

Sosok lelaki berpakaian rapih berdiri sendiri ditengah keramaian bandara pada pagi hari itu. Membaca tiket pesawatnya yang sudah dipesankan sejak kemarin oleh asisten ayahnya.

Terkadang dia melepas kaca mata hitamnya dan melirik jam keberangkatan di dinding bandara. Tak lama dia menghembuskan nafasnya kasar. Masih 20 menit lagi dia berangkat.

"Jackson!"

Awalnya panggilan samar-samar itu hanya dianggap angin lalu olehnya. Karena dia berfikir mana mungkin temannya tahu tentang kepulangannya? Jadi, temannya tak mungkin tahu dia dibandara sekarang.

"woi! Jackson!"

"Jackson!!"

Teriakan panggilan itu membuat Jackson semakin kaget dan yakin kalau benar ada yang memanggilnya. Diapun langsung menolehkan kepalanya dan menatap 3 orang tengah berlari kecil menghampirinya. Mereka tak lain adalah Derek, Darius dan Kimtae.

"kalian? Mana mungkin?" tanya Jackson syok.

"bolot amat sih lo! Gue panggilin sejak tadi. Sampe Darius nyuruh gue pergi aja gegara dikira bukan lo!" bentak Derek kesal.

"maaf. Gue cuman ga percaya kalau ada yang dateng kesini buat nemuin gue" ucap Jackson senang saat bertemu mereka bertiga.

"ga percaya? Gila lo! Kita berjuang selama ini" ucap Darius sakit hati.

"benarkah? Makasih. Gue pikir kalian ga bakal tahu keberadaan gue" balas Jackson masih tak percaya.

Pasalnya dia benar-benar menghilang begitu saja, terlebih lagi asisten ayahnya yang membuat rencana kepulangan Jackson secara diam-diam dari teman-temannya.

"lo pikir cuman asisten ayah lo doang yang hebat? Nih! Temen baru gue juga hebat!" seru Derek sambil merangkul Kimtae.

"annyeonghaseyo naneun gimtaeibnida ( Hallo Saya Kim Tae)" sapa Kimtae sambil membungkukkan kepalanya.

"gue Jackson. Tapi kayaknya gue sudah kenal lo deh" sapa Jackson balik.

"gue pernah cerita sekilas" jawab Darius.

"oh. Mungkin" ucap Jackson mengangguk-anggukan kepalanya. "jadi, bagaimana bisa lo nemuin gue?"

"CCTV rumah lo, pinggir jalan, taman, bandara" jawab Kimtae berwajah polos.

"CCTV bandara? Lo ga takut ketahuan?" tanya Jackson kaget.

"awalnya gue juga takut begitu. Tapi kata Haris, dia direkrut oleh komunitas intelijen" jawab Darius.

"benar. Gue ada kartu anggota. Kalau gue ditangkap pun mereka bakal memaklumi. Tapi ga selamanya gue dimaklumi, ada batasannya" tambah Kimtae.

"hebat. Kalau kalian bersatu, mungkin bakal jadi tim yang hebat" ucap Jackson tersenyum simpul.

"begitu juga lo, lo harus gabung ke kita juga" ucap Derek.

"maaf, kayaknya gue ga bisa lagi datang kesini. Ayah gue marah besar saat dia tahu gue kabur kesini" balas Jackson tertawa hambar.

"benarkah? Kenapa lo ga bilang-bilang? Kali aja kita bisa bantu" ucap Derek.

"sudahlah. Memang ini urusan gue, gue minta lo buat nerusin PRIFORT ya?" tanya Jackson tiba-tiba.

"gue?" tanya Derek kaget.

"iya. Lo jadi ketuanya sekarang" jawab Jackson.

"engga! Gue ga sehebat lo! Lo tetep ketua PRIFORT! Kita bakal nunggu lo balik kesini sampai kapanpun!" ucap Derek tak terima. Merasa dirinya tak pantas menjadi pengganti Jackson.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang