37 🥀 Bercanda?

7K 257 6
                                    

PARKIRAN MOBIL : 19.50

“kok lo gitu sih sama ayah lo?” tanya Caramel melotot.

“dia bukan ayah gue” jawab Darius datar. Ada bayangan aneh di sorot kedua mata Darius saat menjawab pertanyaan Caramel tadi.

Caramel langsung diam dan bingung untuk bertanya apa. Mereka berdua sama-sama diam, tak saling bertatapan dan tak saling membuka topik pembicaraan lagi. Darius yang merasa kebisuan Caramel langsung mengambil kunci mobil milik Haris disaku celananya. Bagaimana bisa kunci mobil milik temannya itu di saku celananya? Entah lah!

“eh, lo mau ikut gue? Gue belum makan sama sekali” ajak Darius yang langsung dibalas tatapan aneh dari Caramel. “kenapa lo natap gue gitu?”

“kenapa lo ga bilang dari tadi! Pantas muka lo pucat!” bentak Caramel. Ternyata tatapan itu adalah bentuk dari ekspresi kekhawatirannya.

“hahaha! Muka lo kocak!” ucap Darius sambil tertawa.

Tertawa. Sesuatu yang sangat mudah kita lakukan bahkan hal-hal yang sederhana pun bisa membuat tawa menghiasi wajah kita. Baru pertama kali Caramel melihat Darius tertawa lepas seperti itu dan itu karena bentakan Caramel yang sebenarnya tak disengaja.

Walaupun menurut Caramel itu tak lucu namun tawa Darius yang tanpa sadar membuat senyum itu terukir. Semua siswa dan siswi Lanesra mengenal Darius dengan baik mulai dari segi negatifnya sampai positif. Namun yang Caramel tahu hanya satu, Darius tak pernah menunjukkan kalau dirinya bahagia.

“kenapa senyum lo?” tanya Darius mereda dan sadar akan senyuman Caramel tadi.

“hah? Udah toh ketawanya, ayoo makan!” seru Caramel.

“jawab pertanyaan gue” ucap Darius seakan mengintimidasi Caramel dengan tatapan tajamnya.

“hah? Gue.. gue cuman..senyum aja..” jawab Caramel terbata-bata.

“bohong” ucap Darius sambil melangkahkan kakinya satu demi satu mendekati Caramel dengan tatapan yang masih sama tajamnya.

Caramel yang merasa kelakuan aneh Darius langsung memundurkan langkahnya perlahan-lahan. Kenapa tiba-tiba Darius seperti itu? Banyak pertanyaan aneh-aneh yang terlintas didepan mata Caramel.

“lo..lo.. lo mau ngapain?” tanya Caramel dengan ekspresi ketakutan dan bingung.

“jawab.pertanyaan.gue” desak Darius penuh penekanan ditiap katanya.

“udah gue jawab tadi!” ucap Caramel susah payah. Langkah kakinya mulai tak tertur. Darius semakin mendekat kepadanya.

“gue tahu lo bohong, sekarang jawab atau..” ucap Darius sengaja digantung. Dirinya semakin dekat dengan Caramel.

Caramel yang mulai takut tanpa sengaja menabrak tubuhnya sendiri di sebuah mobil sedan hitam. Saat itu juga tangan kekar Darius berada disamping telinga Caramel yang menandakan bahwa Darius sedang sangat mengintimidasinya.

Tatapan mereka berdua bertemu. Darius yang tadinya berniat untuk mencari jawaban sesungguhnya dari kebohongan Caramel langsung mengurungkan niatnya saat kedua bola mata Caramel yang indah menatapnya seakan ada cahaya yang membuat darah yang mengalir di sekujur tubuh Darius menjadi hangat.

“yuss.. lo.. ngapain?” tanya Caramel terbata-bata. Rasa takut dan khawatir mulai menyerangnya saat hidung Darius hampir berdekatan dengan hidungnya.

“gue bakal ngelakuin yang ada dipikiran gue sekarang kalau lo ga jawab jujur tentang perasaan lo ke gue” jawab Darius lalu mendekatkan wajahnya didepan wajah Caramel.

Caramel yang mulai merasakan deru nafas dari Darius langsung menutup kedua kelopak matanya dan dengan suara yang lantang Caramel akhirnya bersuara.

“gue seneng liat lo ketawa!!” teriak Caramel lalu dengan berani kembali membuka kedua matanya dan menatap Darius.

The Bad Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang