"Percayalah bakal ada seseorang yang akan menerimamu apa adanya."
Mereka berlima sudah terbangun dari tidur pulasnya karena mendengar suara alarm milik Andre yang terus berdering. Kini malam sudah berubah menjadi subuh, mereka langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah.
Tak lama kemudian suara adzan subuh sudah berkomandang membuat kelimanya bergegas pergi menuju Masjid yang letaknya tak jauh dari apartemen Revan.
"Nanti pas di masjid jangan bercandaan!" ucap Andre memperingati sahabat-sahabatnya.
"Siap bosku."
Saat sudah sampai di masjid mereka langsung menunaikan ibadah. Setelah selesai shalat subuh mereka langsung berpamitan pulang kepada Revan yang hanya mengangguk kecil. Motor dan mobil sahabatnya sudah pergi dari halaman apartemen membuat Revan langsung pergi berjalan sendirian menyelusuri lobby apartemen yang masih sepi.
Revan segera pergi menaiki lift menuju lantai tujuh belas apartemennya. Ketika sudah sampai di depan pintu apartemen, Revan segera masuk kedalam kamar. Ia lalu meraih salah satu bingkai foto berisikan sebuah foto keluarga bahagia.
"Bun Revan kangen sama bunda dan ayah kapan kalian berdua pulang untuk memperbaiki semuanya, walau gimanapun mau aku ataupun Devan masih membutuhkan kalian!" gumam Revan.
Perlahan Revan mulai bangkit dari rebahannya, ia lalu menaruh bingkai foto tadi. Revan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Beberapa menit kemudian Revan sudah keluar dari kamar mandi menggunakan seragam sekolahnya.
Cowok itu, segera keluar dari dalam kamarnya sambil berlari kecil menuruni anak tangga untuk sarapan pagi dengan roti tawar dan susu, seperti biasa sarapan sambil memainkan game online favorite-nya.
Revan masih menunggu kedatangan sahabatnya tak lama kemudian notif ponselnya berbunyi. Ya, notif dari sahabatnya. Revan lalu menggendong tas sekolahnya dan pergi menaiki lift menuju parkiran apartemen.
Revan segera pergi menghampiri mobilnya untuk menemui sahabatnya yang berada dipinggir jalan apartemen. Kelima cowok itu segera pergi menjalankan mobil mereka, melintasi jalanan Ibu Kota yang sedikit ramai.
Sungguh udara pagi yang begitu segar sekali. Tak lama kemudian akhirnya kelima mobil itu sudah sampai dihalaman sekolah membuat kelimanya langsung keluar dari dalam mobil.
"Woi hari ini ke rooftop aja yuk, bolos lagi!" ujar Juanda saat mereka baru saja keluar dari dalam mobil dan berkumpul di depan mobil Andre.
"Bangs** banget lo Jun kalo ngomong, kita pergi ke sekolah gak salah-salah pagi-pagi buta begini, eh taunya mau di ajak bolos doang anjir enggak habis pikir gua!" sahut Arga lalu menggelengkan kepalanya.
"Males banget gua Ga masuk ke kelas hari ini, lagian ini tuh ya pelajarannya sih buntelan yang ada pusing kepala gua."
"Anjie siapa tuh buntelan, kalo ngomong suka seenak jidat!" ujar Julian terkekeh kecil.
"Siapa lagi kalo bukan bu Sari, emaknya Lian hahaha."
"Hahaha anjir ngakak gini gua, emang geh dasar murid laknat masa guru sendiri di ledekin sih!" ujar Julian membuat mereka semua ikut tertawa kecuali Revan, sih beruang kutub.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...