Devan dan Zahra sudah berada di sekolah, kebetulan saja mereka berangkat pagi-pagi sekali. Sekarang mereka berdua sedang berada di taman depan sekolah.
"Devan tumben kamu ngajakin aku berangkat sekolah pagi banget?" tanya Zahra.
"Ya gapapa aja haha."
"Kamu belum pernah ya berangkat sekolah pagi begini. "
"Memang iya wkwk. "
"Ih tumben ya masih sepi. "
"Kan ini masih pagi sayangku gimana sih kamu ini. " cibir Devan terkekeh.
"Ih iya-iya, kamu belum pernah ya berangkat sekolah pagi begini? "
"Iya aku belum pernah haha, yaAllah dsri tadi ngomongnya kek begitu terus. " ujar Devan mengeluh.
"Hmm Devan. "
"Iya sayang. " ujar Devan tersenyum manis.
"Kamu udah beli perlengkapan untuk di puncak nanti?" tanya Zahra menatap Devan.
"Belum hehe. "
"Kalo aku udah semua, pokoknya punya aku udah lengkap huhu. "
"Enak dong ya, kalo begitu pulang sekolah antarin aku ke mall ya. "
"Ngapain ke mall? " tanya Zahra polos.
"Beli ayam. " ucap Devan ngasal.
"Dih beli ayam kok di mall sih Devan. Memangnya ada apa? " tanya Zahra kembali dengan wajah polosnya.
"Ada dong, di super marketnya whahaha. "
"Dih nyebelin banget. "
"Dih biarin aja kali. Nyebelin-nyebelin begini geh kamu sayang kan. " ujar Devan merangkul Zahra.
"Pede banget kamu wkwk. "
"Hohoho kamu gak boleh gitu zeyeng. "
"Dih Devan gilak. "
"Biarin gilak-gilak bergini kamu juga tetap mau kan kamu sama aku? " tanya Devan terkekeh.
"Enggak. " ujar Zahra langsung bergidik malas.
"Kamu mah gitu loh Ra gak seru ah. " ucap Devan mencebikkan bibirnya.
"Ih maafin aku, jangan ngambek dong Devan. "
"Ahsyiap zeyeng. "
"Ayo masuk. " ujar Devan kembali.
Mereka berdua pun segera masuk kedalam sekolah. Didepan mading sekolah banyak sekali siswa/siswi yang sedang berkumpul ramai.
"Ra itu ada apaan ya? " tanya Devan kepo.
"Aku gak tau, kan dari tadi aku sama kamu terus. "
"Yaudah kamu tunggu sini aja ya. Aku mau lihat dulu. " pamit Devan pada Zahra.
Zahra menunggu Devan dibangku yang tak jauh dari mading sekolah. Banyak siswi-siswi yang meliriknya sinis bahkan ada yang terang-terangan menghinanya.
"Aku boleh nanya gak? Mereka ngumpul di depan mading ada apaan ya? " tanya Zahra lembut.
"Sok polos banget lo Zahra. " ucap salah satu cewek.
"Loh kenapa? "
"Aduh pusing gua ngomong sama orang muka dua begini! Yaudahlah lo liat aja sendiri sono!"
"Hmm kalo begitu makasih ya. " ujar Zahra tersenyum manis pada mereka.
Zahra buru-buru berjalan menghampiri mading sekolah. Dari kejauhan ia bisa melihat Devan sedang marah-marah pada siswa/siswi lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...