18. Moment

6K 168 1
                                    

"Bahagiamu juga bahagiaku."

Bel pulang sekolah sudah berbunyi seluruh siswa siswi SMA Cakrawala segera pergi menghampiri parkiran dan halaman koridor utama sekolah. Sedangkan Revan dan Zahra dkk masih berada dilapangan sedang berkumpul.

"Tumben ngumpul gini hahaha!" ujar Andre lalu berdiri disebelah Sasya.

"Emangnya kenapa geh, gak boleh tah."

"Boleh kok, apa sih yang gak boleh umtuk kalian semua mah hahaha."

"Ah masa, kurang percaya nih."

"Eh guys daripada gabut mending kita pergi ke pantai aja yuk!" celetuk Juanda tiba-tiba.

"Yuklah, mumpung belum kesorean banget," ujar Julian sambil memasukkan buku kedalam tas.

"Gimana yang lain, mau ikut atau gak."

"Ikutlah, mau kapan lagi ke pantai bareng cogan hahaha!" celetuk Nayla yang berdiri disebelah Arga.

"Gua kan cogannya."

"Najis, kepedean lo."

"Btw yang bayarin masuknya lo kan Jun," celetuk Julian terkekeh kecil.

"Enak aja, ya bayar sendiri-sendirilah."

"Dih kok gitu sih, kan lo yang ngajakin jadi lo lah yang harus bayarin kita kita."

"Yaudah iya iya gua yang bayarin," ucap Juanda membuat mereka semua tersenyum puas.

Mereka semua langsung pergi menuju parkiran sekolah dengan semangat dan buru-buru masuk kedalam mobil mereka masing-masing. Mereka semua langsung saja menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkan sekolah secara bersamaan.

Setelah 30 menit diperjalanan akhirnya mereka semua sudah sampai di pantai, mereka langsung menyewa salah satu pondokkan untuk bersantai ria dan melepas penat.

"Aaa senang banget," ujar Febby berlarian pelan menuju bibir pantai.

"Banget ya?" tanya Juanda mengacak pelan rambut Febby.

"Iya dong senang banget hahaha."

"Jadi pengen cium deh," celetuk Juanda lalu mencubit gemas pipi Febby.

"Ih Juan sakit tau."

Sedangkan yang lainnya masih berada di tempat pondokkan pantai, sibuk membereskan barang-barang mereka.

"Dev fotoin gua dong!" ujar Nayla lalu menyuruh Devan yang sedang membuka bungkus snack.

"Yaelah baru juga mau makan malah diganggu, yaudah sini gua fotoin tapi satu foto harganya seratus ribu mau gak."

"Dih mahal banget anjir, mau naik haji tah."

"Iyalah, yaudah siniin handphone lo mau gua fotoin apa kagak?" tanya Devan membuat Nayla semangat empat lima memberikan ponselnya.

"Nih handphonenya, yang benar dan bagus fotoinnya awas aja sampai jelek mah."

"Bawel banget lo, udah buruan lagi."

"Dahlah enggak jadi foto, males lo fotoinnya gak ikhlas."

"Widih labil banget sih anjir, udah buruan lagi gaya!" ujar Devan sambil memposisikan camera ponsel Nayla.

1... 2... 3...

Cekrek.

"Aduh sabar gua bingung mau gaya gimana lagi, soalnya gak bisa gaya."

REVANZA✔ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang