"Tetaplah menjadi malaikatku meskipun semuanya gak lagi sama."
Happy Reading!!
Zahra sudah berada di kelas, ia langsung saja duduk di bangkunya. Ia tidak melihat keberadaan sahabatnya di dalam kelas, hanya ada Rere dan beberapa siswa/siswi saja.
"Zahra kamu habis dari mana?" tanya Rere menatap Zahra.
"Habis dari taman belakang."
"Mata kamu kenapa, kok sembab?"
"Aku gakpapa kok."
"Kamu habis nangis?"
"Nggak kok, emang gini mata aku mah."
"Hmm iya deh, kamu ngelihat Revan nggak?" tanya Rere kepada Zahra.
"Revan? Revan siapa?" tanya Zahra pura-pura tidak tau.
"Revanza Mel Aldebran, kamu memangnya gak kenal?" tanya Rere menatap Zahra secara intens.
Deg!
"Nghhh... Nggak aku nggak tau."
"Kalo kamu kenal Revan, pasti kamu bakal terpesona sama kegantengannya," ucap Rere tersenyum manis.
"Ah masa iya sih," ujar Zahra tersenyum kikuk.
"Ada hubungan apa kamu dengan Revan?" tanya Zahra penasaran.
"Aku dan Rev—."
"Rey," ucap Revan tiba-tiba membuat kedua cewek itu menoleh ke arah pintu.
"Iya Mel," jawab Rere lalu menghampiri Revan.
"Bentar ya Ra, aku kedepan dulu."
Zahra memandangi wajah Revan dengan senyuman, sedikit memaksakan agar semuanya terlihat baik-baik saja. Namun senyuman itu hanya di balas dengan wajah datar milik Revan.
"Mereka ada hubungan apa ya," gumam Zahra melihat dari balik kaca jendela.
Zahra hanya bisa melihat ke akraban Revan dan Rere hanya bisa tersenyum getir saja. Ia berusaha untuk tetap menguatkan hatinya dan positif thinking.
"Aku nggak boleh negatif thinking dulu, aku tau Revan gimana, mana mungkin dia main di belakang aku," ujar Zahra meyakinkan perasaannya.
Senyuman Zahra seketika pudar saat melihat Revan mencium kening Rere dengan lembut di depan matanya. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan kelas dengan Revan yang megenggam erat jemari tangan Rere.
"Sesakit ini kah mencintai seseorang yang banyak di kagumi oleh orang lain," ucap Zahra pelan lalu duduk di bangkunya kembali.
Tak lama kemudian sahabatnya pun datang membawa makanan untuknya.
"Ra ini makanannya."
"Lo habis dari mana sih, kok gak masuk ke kelas padahal tasnya ada."
"Lagi cari angin aja tadi hehehe."
"Cari angin jauh amat, di kelas juga bisa atuh."
"Hehehe iya maaf-maaf," ucap Zahra.
"Di makan tuh, nanti keburu dingin."
"Iya sahabat aku yang baik hati dan cantik-cantik hehehe."
Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi langsung saja mereka semua pada rapih kembali. Setelah mengikuti tiga jam pelajaran akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi.
"Aku duluan ya guyss."
"Nggak mau bareng sama kita nih, Ra?"
"Nggak ah, aku nunggu bang Aland aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...