"Dirimu tetaplah dirimu walaupun kamu sudah berusaha merubahnya."
SATU MINGGU KEMUDIAN
Hubungan Revan dan Zahra selama seminggu ini terlihat baik-baik saja tak ada masalah ataupun rintangan. Keduanya sangat dekat sekali layaknya seorang sepasang kekasih seperti biasanya. Kini Zahra sedang berjalan sendirian melewati koridor sekolah.
Rencananya ia ingin pergi ke kelas Revan yang terpisah hanya satu kelas saja dengan kelasnya sambil membawa kotak tuppurwere berisikan nasi goreng buatannya tadi pagi. Ia langsung saja masuk kedalam kelas Revan, kebetulan saja disana sudah ada Revan berserta sahabatnya yang sedang duduk berkumpul ria.
"Selamat pagi semuanya!" sapa Zahra membuat mereka semua menoleh ke arah pintu.
"Selamat pagi Zahra."
"Eh masih pagi udah liat bidadari cantik aja nih!" celetuk Julian langsung dijitak oleh Arga.
"Anjir main di jitak-jitak aja kepala gua heh!" ujar Julian tak terima.
"Alay lo."
"Sakit cok bukan alay ini mah!"
"Bodo amat kunyuk, suruh siapa pagi-pagi ngegombalin anak orang!" ujar Arga sambil terkekeh kecil.
"Tuh tau mana receh banget lagi gombalannya, duh malu-maluin kaum adam aja lo, Lian!" ujar Andre ikut-ikutan memojokan Julian yang hanya diam dan memanyunkan bibirnya.
"Terus aja terus mojokin gua, biarin aja gua aduin loh nanti ke bapak gua huaa!" ucap Julian sangat drama sekali.
"Eh jijik banget sih anjir, coba ini adiknya siapa, tolong di bawa pulang dulu napa woi."
"Aduh-aduh udah deh masih pagi jangan pada berantem napa hehehe," sahut Zahra melerai perdebatan diantara mereka.
"Aish sampai lupa kalo disini lagi ada bidadari cantik tapi malah di anggurin hehehe!" celetuk Julian, astaga kang gombal.
"Hadeuh Arga mulai deh, halunya."
"Hmm kalo gitu kami berempat pamit dulu ya, mau ke kantin mau sarapan pagi," ucap Juanda membuat keduanya mengangguk kecil.
Zahra tersenyum kecil sambil menghampiri Revan yang sedang duduk di bangkunya. Yups cowok itu sedang mendengarkan musik di earphone miliknya. Zahra langsung duduk di sebelah Revan sambil menaruh kotak bekalnya di meja.
"Aku yakin kamu belum sarapan pagi kan Rev?" tanya Zahra menatap Revan namun cowok itu hanya diam saja.
"..."
"Revan kok diam aja sih, kamu lagi ada masalah sini cerita sama aku."
"..."
"Yaudah kalo gitu aku suapin ya?" tanya Zahra membuat Revan bangkit dari tempat duduknya dan membuang sendok berisikan nasi goreng yang disodorkan untuknya.
"Gua gak mau!"
"Revan kamu kenapa sih, kok berubah jadi kasar?" tanya Zahra menautkan kedua alisnya.
"Bukan urusan lo!"
"Urusan akulah, kan kamu pacar aku sekarang, jadi masalah kamu masalah aku juga."
"Oh ya?" tanya Revan tertawa remeh.
"Revan kamu kenapa sih jangan begini, aku gak suka ishh."
"Diam!"
"Aku enggak akan pernah diam, sebelum kamu jelasin semuanya ke aku."
"Cih! Keras kepala!" cibir Revan memilih untuk meninggalkan Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...