"Setidaknya setelah aku pergi nanti, kita masih mempunyai kenangan indah saat bersama."
Setelah satu jam diperjalanan akhirnya mereka sudah sampai di kebun teh. Revan langsung saja memarkirkan motor ninja miliknya. Ia sengaja tidak membangunkan Zahra jika sudah sampai di tempat, karena Zahra tertidur sangat pulas sekali sampai Revan tidak tega untuk membangunkannya.
"Sayang," ucap Revan lembut mengelus pipi Zahra."Hmm, kita lagi dimana?" tanya Zahra dengan mata yang masih terpejam.
"Kita udah sampai nih."
"Loh Revan kenapa gak bangunin aku," ucap Zahra langsung mengucek kelopak matanya dengan pelan.
"Habisnya tidur kamu pulas banget jadi aku nggak tega deh banguninnya."
"Iya deh maaf ya, btw pundak kamu pegal nggak?"
"Nggak kok, yuk turun," ujar Revan lalu mereka berdua turun dari motor.
Zahra membenarkan pakaiannya sedangkan Revan sedang menaruh helm milik mereka berdua.
"Revan ayo ih aku udah nggak sabar," ajak Zahra merangkul lengan Revan.
"Iya-iya sabar Zahra."
Mereka berdua berjalan beriringan menuju perkebunan teh, ramai sekali pengunjung yang sedang berlibur menikmati sejuknya kebun teh di sore hari.
"Revan kita kesana yuk," ajak Zahra dengan manja.
"Iya sabar atuh sayang."
"Kita boleh nggak sih metik daun tehnya?" tanya Zahra lalu diangguki Revan.
"Yaudah kalo begitu kita ke tempat ibu-ibu itu dulu yuk, aku mau belajar metik tehnya gimana," cerocos Zahra membuat Revan tersenyum kecil.
"Iya sayang bawel banget deh."
Mereka berdua langsung saja menghampiri ibu-ibu yang sedang memetik daun teh.
"Permisi, perkenalkan nama aku Zahra. Aku boleh nggak bu bantuin ibu metik daun tehnya, tapi sebelumnya tolong ajarin aku caranya metik daun teh yang benar ya bu soalnya aku nggak bisa," tanya Zahra tersenyum manis.
"Oh boleh-boleh kok nak, ayo sini ibu ajarin."
"Makasih ya ibu, ibu baik banget deh," ucap Zahra memeluk ibu itu.
"Memangnya kamu nggak takut kotor, pakai acara meluk ibu?" tanya ibu itu.
"Nggak kok, kenapa harus takut kotor, kan aku kesini mau belajar. Hmm btw aku nggak tau nama ibu siapa?"
"Nama ibu Tusnani nak, panggil aja bu Nani," ucap bu Nani.
"Oke deh bu, oh ya perkenalin ini pacar aku,namanya Revanza Mel Aldebran."
"Haii bu Nani," ucap Revan tersenyum manis.
"Wah ganteng dan cantik kalian cocok banget."
"Eh bisa aja deh bu Nani."
"Yaudah yuk nak kita mulai aja, ini ada wadahnya untuk menaruh daun tehnya," ucap bu Nani lalu memberikannya ke Zahra.
"Ini yang di petik apanya ya bu."
"Yang dipetik nanti pucuk daun tehnya nak."
"Oke deh bu kalo gitu aku lihatin ibu dulu ya cara metiknya."
Bu Nani pun memetik daun teh dengan lihai membuat Zahra kagum melihatnya. Zahra sudah mengerti caranya memetik yang benar.
"Kalo gitu aku pinjam wadahnya dulu ya, aku mau metik disana dengan Revan," ucap Zahra meminta izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Подростковая литература"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...