Zahra masih berada di dekepan Galang membuat Revan berdecih menatap Galang. Ia benci ada yang menyakiti Zahra cukup dirinya saja yang selalu menyakiti Zahra oranglain tidak boleh. Ia tak mau membuat gadis dihadapannya yang sedang menangis sesenggukan ini terus-terusan merasakan sakit.
"Lepasin Lang."
"Gak akan gua lepasin sebelum lo sujud dikaki gua," titah Galang.
"Lo gilak!"
"Zahra... Zahra asal lo tau ya lo itu cuma dijadiin taruhan dengan kami berdua beberapa bulan yang lalu," ucap Galang menangkup pipi Zahra.
"Lo masih ingat waktu Geng Parta dan Geng Texas tawuran di sekolah ini juga? Dan sesudah selesai tawuran kami berdua memutuskan untuk balapan motor malamnya dan teganya Revan ngejadiin lo barang taruhannya. Kalo gua menang gua boleh pacarin lo dan kalo Revan yang menang Revan yang bakal pacarin lo!" ucap Galang mengada-ngada.
"Woi Galang anjing lo ya! Ngarang cerita lo bangsat!" sahut Arga tak terima.
"Lo yang bikin itu taruhan heh bukan Revan! Lo yang nunjuk Zahra waktu siang itu pas Zahra didepan aula! Lo yang ngajakin Revan balapan anjing! Bukan Revan yang ngajakin lo balapan!" ujar Andre mulai emosi.
Galang hanya tersenyum licik lalu melanjutkan ucapannya kembali.
"Nyesal gua Ra, kenapa waktu malam itu bukan gua aja yang menangin balapannya, mungkin sekarang lo bakal menyandang nama Gerandra dibelakang nama lo ini hahaha! Mungkin juga sekarang kita sudah punya anak sayang," ucap Galang mengusap kepala Zahra lembut.
"Zahra... Zahra lo itu cuma cewek polos yang mau aja dibohongin dengan kata-kata manis cowok! Lo murahan Ra sumpah lo murahan dengan mudahnya lo nerima ajakan Revan untuk menjadi pacarnya hahaha!" ucap Galang lalu beralih mencengkeram pipi Zahra sangat kuat.
"LO MURAHAN!" ujar Galang lalu menghempaskan Zahra sampai terjatuh kelantai.
Sungguh mereka yang melihatnya lagi-lagi meringis kesakitan. Mulai dari lapangan sampai koridor sekolah pun penuh dengan siswa/siswi yang menonton. Mereka ingin sekali membantu Zahra namun apalah daya mereka juga sedang diawasi dengan anggota Patra lainnya.
"Berdiri jangan kayak orang lemah begitu," seru Galang.
"BERDIRI GUA BILANG!" bentak Galang, langsung saja Zahra berdiri.
Lagi-lagi Galang mencengkeram pipinya dengan kasar Zahra memberontak akibat merasakan sakit yang luar biasa.
"Turunin tangan lo bangsat!" ujar Revan ingin menghajar Galang namun langsung dicegah oleh Kevin sahabatnya Galang.
"Lepasin gua anjing!" seru Revan memberontak.
"Lang lepasin tangan lo Lang!"
"Upss! Maaf pak Revan yang terhormat apa perdulinya lo dengan gadis cantik yang berada dihadapan gua ini! Bukankah selama ini lo selalu mengacuhkan keberadaannya?" tanya Galang membuat Revan emosi.
Zahra hanya bisa menangis sesegukkan ia juga merasakan pipinya mulai ngilu akibat cengkeraman Galang.
"Sak-sakit Lang hiksss..."
"Giliran kek begini sakit lalu apa kabar dengan hati lo yang udah disakiti dengan Revan berkali-kali!"
"Itu beda Lang hiksss... hikss... karena aku cinta dengan Revan hikss..."
"Tapi Revan gak cinta dengan lo!" ucap Galang sangat menyakiti hati Zahra.
"Kamu kata siapa Lang? Kamu sok tau, Revan itu cinta dengan aku! Siapa kamu! sok tau banget tentang hidup aku hah!" ucap Zahra menatap Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Ficção Adolescente"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...