"Akhiri segalanya sebelum semuanya semakin jauh dan menyakitkan."
Happy Reading!!
Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi Andre yang sudah terbangun dari tidurnya langsung saja membangunkan para sahabatnya yang lain untuk segera shalat subuh berjama'ah.
"Woi bangun woi!" ucapnya menepuk tangan mereka.
"Apaan sih Ndre! Ganggu aja lo!" gerutu Arga dengan mata terpejam.
"Bangun sholat subuh berjama'ah yuk."
"Yuk," jawab Arga lalu duduk dan ikut membangunkan mereka.
Mereka semua sudah terbangun dan bersiap-siap menuju masjid disebalah apartemen. Adzan subuh pun berkomandang dengan merdu membuat suasana hati mereka terasa tenang.
Setelah shalat mereka berlima kembali pamit kepada Revan untuk pulang ke apartemen mereka masing-masing.
"Duluan ya bang," pamit Devan diangguki Revan.
Revan segera kembali ke kamar apartemennya. Ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya, lalu menggunakan seragam sekolah. Setelah bersiap-siap Revan langsung menjemput Rere dilantai 4."Eh Revan," ujar Rere kaget saat melihat Revan di depan pintu.
"Ayo berangkat."
Mereka berdua pun langsung saja menuju parkiran motor setelah berada didalam mobil langsung saja Revan menancapkan gasnya.
Didalam perjalanan mereka berdua sama-sama terdiam tidak ada yang mau membuka topik pembicaraan.
"Rere begitu beda dengan Zahra," batin Revan.
****
Dilain tempat ada Zahra yang sedang menunggu kedatangan Revan tetapi sejak tadi tidak ada. Pintu rumah pun terbuka begitu saja menampilkan Aland yang hanya menggunakan baju santai.
"Loh kok kamu belum berangkat?" tanya Aland heran.
"Aku nunggu Revan jemput aku."
"Biasanya Revan pagi kan jemput kamu? Mungkin Revan lagi sibuk kali makanya gak sempat jemput kamu," ujar Aland menasehati Zahra.
"Hmm aku nggak tau."
"Dari pada kamu telat mending abang aja ya yang anterin kamu ke sekolah."
"Iya deh."
"Tunggu disini, abang mau ngambil kunci mobil dulu."
Aland belari kecil meniakki anak tangga lalu masuk ke dalam kamarnya namun beberapa menit kemudian ia keluar ikut menghampiri Zahra diteras rumah.
"Hayuk atuh zeyeng."
Mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil. Aland langsung melajukan mobilnya meninggalkan rumahnya menuju sekolah Zahra.
"Kamu mau dengar lagu apa?" tanya Aland merasa canggung karena Zahra tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Enggak deh."
"Kamu kenapa sih? Kek gak ada gairah hidup benar."
"Aku gapapa."
Aland pun menghidupkan radio mobilnya tak lama kemudian sebuah lagu You Are The Reason mengalun merdu tetapi cepat-cepat Zahra matikan.
"Abang kenapa pilih lagu ini!" ujar Zahra menatap tajam.
"Maaf Ra abang gak tau, tiba-tiba lagu ini keputar sendiri."
"Reynand," lirihnya.
"Maaf abang gak tau sayang," ujar Aland merasa bersalah.
"Reynand," lirih Zahra kembali dengan suara kecil namun masih bisa terdengar oleh Aland.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Jugendliteratur"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...