"Kamu yang terlalu berlebihan atau aku yang takut kehilangan."
Setelah selesai makan mereka belum beranjak pergi dari cafe. Zahra dan Revan masih berada didalam cafe, mereka sedang menikmati masa-masa berdua sebelum kehadiran Devan. Siapa lagi kalo bukan saudara kembarnya.
"Ih Revan jangan lihatin aku mulu, aku malu tau," celetuk Zahra membuat Revan terkekeh kecil.
"Ciee ada yang malu nih."
"Ih Revan apaan sih."
"Terus aku harus gimana sayang."
"Ya gimana aja, asal jangan ngelihatin aku aja, soalnya aku malu dilihatin kamu mulu."
"Duh jadi gemas deh," ucap Revan lalu mencubit pelan kedua pipi Zahra.
"Aww, lepasin Revan sakit!" sahut Zahra namun Revan tetap saja mencubit pipinya.
"Gemas banget sih, jadi pengen gigit."
"Ih Revan sakit, lepasin."
"Sakit bohongan atau sakit beneran?" tanya Revan membuat Zahra menghela nafas.
"Sakit beneran ih."
"Serius sakit, padahal cuma dicubit doang."
"Ishh nyebelin banget sih, sini pipi kamu aku cubit pasti kesakitan."
"Duh iyatah, masa sih bohong gak nih hahaha."
"Tau ah Revan nyebelin banget, udah ah aku mau pulang aja."
"Dih jangan gitu dong, maafin aku ya kalo aku udah ngerusak mood kamu!" ujar Revan lalu mengusap pelan pipi Zahra.
"Iya gapapa kok, udah yuk mending kita pulang aja soalnya udah mau magrib takut dicariin sama mama!" ujar Zahra membuat Revan mengangguk kecil.
"Yaudah kita pulang aja!" ucap Revan langsung memasukkan ponselnya kedalam saku celana sekolahnya.
Mereka berdua langsung membereskan barang-barang milik mereka. Setelah itu keduanya lalu pergi meninggalkan cafe. Revan dan Zahra lalu masuk kedalam mobil. Tak butuh waktu lama akhirnya mobil Revan pergi meninggalkan cafe menuju rumah Zahra.
***
Beberapa menit kemudian mobil Revan sudah sampai dihalaman rumah Zahra mereka berdua langsung turun dari dalam mobil sambil membawa paperbag berisikan pizza hut.
"Assalamualaikum," ucap mereka berdua saat masuk kedalam rumah.
"Walaikumsalam," jawab Lisa lalu menyambut kedatangan anak bungsunya.
"Mama Zahra kangen banget sama mama!" ujar Zahra membuat Lisa terkekeh kecil.
"Duh manja banget anak mama, yaudah duduk dulu nak Revan, biarin mama ambilin air minum dulu di dapur!" ujar Lisa lalu pergi meninggalkan mereka berdua diruang tamu.
"Hmm Ra, kok itu kayak tas adik aku ya?" tanya Revan ketika melihat tas yang berada diruang game Aland.
"Tas kayak begitu kan banyak, bukan Devan doang yang pakai Rev."
"Hmm iya juga sih Ra."
Tak lama kemudian Lisa pun datang membawa nampan berisikan minuman dan makanan, ia lalu duduk disebelah Zahra.
"Ayo dimakan cemilannya, jangan malu-malu."
"Iya tante."
"Aduh dipanggil tante, panggil saya mama aja," ujar Lisa lalu tersenyum manis.
"I-iya ma."
"Nah gitu dong, kan enak didengarnya."
"Hehehe iya ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...