"Awal dari sebuah kebahagiaan atau awal dari sebuah kisah menyakitkan."
Mereka berlima sedang bersantai ria di rooftop sekolah, kelima cowok itu hanya menggunakan celana SMA tanpa memakai pakaian atas seragam sekolahnya. Langit siang kali ini sangat cerah sekali, ditambah dengan semilir angin yang berhembus dengan pelan membuat suasananya terasa semakin nyaman sekali.
"Aduhai anginnya, segar banget!" celetuk Julian tersenyum kecil.
"Asli sih, itu mah."
"Van nanti malam lo jadi balapannya, serius gak mau berpikir dulu?" tanya Andre menatap Revan dengan serius.
"Hmm."
"Enggak mau berpikir lagi tah Van?" tanya Andre membuat Revan jengah mendengarnya.
"Enggak."
"Kalo menurut gua, mending enggak usah deh kasian gua sama Zahranya, Van."
"Lo ngeraguin kemampuan gua Ndre?" tanya Revan lalu bangkit berdiri mengambil seragam sekolahnya dan pergi meninggalkan mereka begitu saja.
"Bukannya gua ngeraguin kemampuan lo Van! Tapi masalahnya tentang perasaan perempuan!" teriak Andre saking kesalnya membuat Andre menendang kursi yang berada di hadapannya.
"Ndre udah Ndre!" sahut Juanda lalu mengusap pundak Andre.
"Tapi Jun-."
"Gua tau Ndre, gua tau apa yang lagi lo pikirin sekarang!"
"Kalo memang lo tau! Kenapa lo gak bantu gua untuk ngelarang Revan! Jawab Jun jangan diam aja!" sahut Andre lalu mendorong bahu Juanda.
"Percuma bangs** sekeras apapun kita ngelarang Revan tetap aja bakal dia lakuin! Tuh anak terlalu keras kepala!"
"Gua kasihan sama Zahra kalo sampai dia cuma di jadiin bahan taruhan doang, Lian!" ucap Arga sambil menikmati pemandangan lalu lintas di hadapan mereka.
"Gua juga kasihan sama Zahra, tapi mau gimana lagi kita gak bisa ngelarang Revan lagian lebih kasihan lagi kalo Zahra harus berhubungan sama Galang!" ujar Julian sambil menyesap secangkir kopi hitam panas buatannya tadi.
"Benar banget tuh tapi kalo Zahra sama Revan hatinya bakalan hancur!" ujar Arga membuat Julian mengangguk kecil.
"Asli, serba salah banget."
"Ndre!" ucap Juanda membuat Andre menoleh ke arahnya.
"Apalagi sih Jun!"
"Gua tau lo lagi kecewa sama Revan tapi gua minta tolong sama lo, datang ya ke acara nanti malam, please jangan tunjukkin rasa kekecewaan lo dihadapan Revan."
"Gua usahain tapi gak janji."
"Ayolah Ndre jangan begini, lo sahabatan dengan Revan dari kecil loh bukan satu atau dua hari aja,lagian lo tau sendiri kan sifat dan sikap jeleknya dia kayak gimana."
"Iya gua tau Jun tapi gua cuma takut, takut kalo nanti Revan sampai nyakitin hati Zahra jujur gua gak tega ngelihat Zahra hancur."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA✔ (Tahap Revisi)
Teen Fiction"Maaf sudah berani mencintaimu." -Zahralia Annatasya Addison. "Yang ditakdirkan untukmu, akan tetap menjadi milikmu." - Revanza Mel Aldebran. Tentang dia yang teramat menyakitkan didalam hati. Tentang dia yang susah digapai untuk dimiliki. Tentang...